Menapaki Jalan TUHAN

Renungan Harian Misioner
Minggu, 27 November 2022
HARI MINGGU ADVEN I/A

Yes. 2:1-5 atau Yes. 4:2-6; Mzm. 122:1-2,3-4a,(4b-5,6-7), 8-9; Mat. 8:5-11

Sahabat misioner terkasih,

Kita memasuki Minggu Adven I/A. Pandangan dan hati kita arahkan ke hari raya Natal, menyambut kelahiran bayi Yesus Sang Emanuel. Meski Natal masih satu bulan lagi, tetapi Pesan Natal telah dikeluarkan oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI). Tema Pesan Natal 2022 ini adalah “Pergilah mereka ke negerinya melalui jalan lain” (Mat. 2:12). Tema ini mengajak kita memperhatikan dan merenungkan soal “jalan lain” yaitu “jalan Tuhan”. Untuk mengawali perjalanan rohani kita menuju Natal, ada baiknya kita arahkan renungan Minggu Adven I ini pada tema Pesan Natal tersebut dengan berpijak pada bacaan-bacaan Sabda Tuhan hari ini.

Kita sedang memulai perjalanan menuju perayaan Natal dituntun dengan Kitab nabi Yesaya, “Mari kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita menempuh jalan itu” (Yes. 2:3). Kita berjalan setiap hari, setiap waktu. Berjalan ke tempat kerja, berjalan ke sekolah, berjalan ke pasar, berjalan ke tetangga, berjalan ke rumah, berjalan ke mana saja kita kehendaki. Namun, apakah kita menyadari perjalanan kita itu, menyadari jalan yang sedang kita tapaki itu, menyadari lebih dalam apakah jalan yang sedang kita tempuh itu adalah jalan Tuhan atau justru jalan yang menjauhkan kita dari Tuhan? Apa tandanya jalan itu adalah jalan Tuhan dan bukan sebaliknya, yakni jalan yang menjauh dari Tuhan?

Kitab nabi Yesaya membimbing kita, “Mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas. Bangsa yang satu tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa yang lain, dan mereka tidak akan lagi berlatih perang.” Jalan Tuhan adalah tindakan pendamaian, bukan tindak kekerasan. Membawa damai itulah tanda nyata kita berjalan di jalan Tuhan. Baiklah kita menyadari perjalanan kita sehari-hari, kemana pun kita berjalan, hendaknya berjalan dengan membawa damai. Entah kita berjalan ke tempat kerja, sekolah, pasar, mall, ke tetangga, rumah, dsb. Langkah kaki kita langkah yang membawa damai bagi yang kita jumpai.

Rasul Santo Paulus dalam bacaan kedua, juga mengajak kita untuk menapaki jalan Tuhan itu, menyambut keselamatan yang sudah mendekat. Jalan Tuhan adalah jalan terang. Secara nyata, menapaki jalan Tuhan adalah menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan, hidup dengan sopan yang berarti menghargai dan menghormati orang lain, hidup sederhana dan tidak foya-foya sampai lupa diri, mengekang hawa nafsu, menjauhi perselisihan, serta menghapus rasa iri dengki. Menapaki jalan Tuhan berarti menyambungkan hati kita dengan Yesus terus-menerus, mengarahkan kecenderungan diri pada Yesus, menjadikan Yesus pedoman hidup kita.

Menapaki jalan Tuhan berarti juga hidup secara sadar, selalu siap siaga, berjaga-jaga. Maksudnya adalah menjaga hati, menjaga budi, menjaga rasa dan emosi positif sehingga tidak gampang dinodai, tidak mudah diprovokasi, tidak baperan terbawa emosi negatif. Begitulah bacaan Injil memperingatkan kita di Minggu Adven I ini, “Berjaga-jagalah dan siap siagalah!” Itulah tanda nyata kita sebagai orang-orang yang beriman, yaitu kesiapsiagaan. Tindakan konkretnya adalah memantaskan diri dan hati agar layak menyongsong Tuhan yang datang mendekat kepada kita, yang akan kita rayakan pada pesta Natal nanti. Selamat memasuki masa Adven. Selamat menapaki jalan Tuhan, menyambut kedatangan Sang Emanuel.**NW

(RD. M Nur Widipranoto – Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Anak-anak yang menderita

Kita berdoa untuk anak-anak yang menderita, terutama tuna wisma, yatim piatu, dan korban perang; semoga mereka mendapat jaminan untuk memperoleh pendidikan dan kesempatan merasakan kehangatan kekeluargaan.

Ujud Gereja Indonesia: Mengenang mereka yang meninggal karena Covid-19

Kita berdoa untuk mereka yang meninggal karena Covid 19, semoga Tuhan menganugerahkan belas kasih-Nya pada mereka, dan arwah mereka beristirahat dalam ketentraman kekal.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s