Renungan Harian Misioner
Minggu Pekan Adven IV, 18 Desember 2022
HARI MINGGU ADVEN IV
Yes. 7:10-14; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Rm. 1:1-7; Mat. 1:18-24
Seminggu sebelum Natal, pantaslah kita memperdalam persiapan kita: melebihi menciptakan hiasan indah, membuat baju bagus, menyiapkan upacara megah. Kita diajak untuk menegaskan, bahwa “Tuhan sudi mendekatkan Diri-Nya kepada kita, dengan masuk dalam darah dan daging”. Kita menyambutnya dengan IMAN NYATA, yang mencakup darah dan daging, kata maupun perbuatan, secara perseorangan maupun dalam kebersamaan.
BACAAN I: Yes. 7:10-14 memperlihatkan kepada umat Israel, betapa penting IMAN NYATA; BUKAN SEKADAR SIMBOL-SIMBOL. Anak cucu Abraham-Ishak-Yakub dibangkitkan lagi imannya, bahwa Perjanjian Penyelamatan Allah sejak Kitab Kejadian, tetap akan dilaksanakan melalui Perempuan dan Anak-Nya. Artinya, penyelamatan bukanlah sekadar karangan teori, melainkan peristiwa konkrit, dalam wujud manusia: ya Sang Utusan yang nyata. Maka Natal bukan teori belaka, melainkan kenangan akan realitas tentang penyelamatan melalui Darah dan Daging, yang dilahirkan secara inderawi dan di tengah manusia seadanya.
BACAAN II: Roma 1:1-7 menegaskan iman Gereja Perdana, melalui Paulus, bahwa Sang Kristus adalah manusia nyata, yang oleh para murid diberi bakti IMAN NYATA: berupa darah dan daging. Hidup bersama manusia beriman di tempat mana pun dan di waktu kapan pun menghadirkan IMAN NYATA, bukan fantasi atau karangan belaka. Justru karena itu, keindahan seni sering dipergunakan untuk menunjukkan, bahwa peristiwa Penjelmaan sungguhlah perlu kita sambut dengan seluruh panca indera kita.
Refleksi kita: apakah Natal membuka mata hati?
BACAAN INJIL: Matius 1:18-24: Bacaan yang memperlihatkan bahwa Maria memang memberi jawab “ya” untuk menjadi Bunda Penebus, sedangkan Yusuf juga menyambut dengan rendah hati pengutusan untuk menjadi Pelayan Keluarga Nasaret, supaya “melalui Yusuf, keturunan Daud itu, Anak Maria sungguh diakui umat se-zamannya sebagai Anak Daud”, bila tiba saatnya dinyatakan di kalangan rakyat luas. Lalu Sang Putra benar-benar menghadirkan Diri di tengah Bangsa-Nya.
Refleksi kita: siapkan kita menyambut Sang Putra, baik dengan segala kesenian dan keindahan ritual, maupun dengan IMAN NYATA, yang membuka hati kita bagi Tritunggal?
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Sukarelawan dari organisasi yang tidak mencari keuntungan
Kita berdoa semoga organisasi-organisasi yang tidak mencari keuntungan yang berkomitmen pada perkembangan kemanusiaan dapat menemukan orang-orang yang berdedikasi terhadap kesejahteraan masyarakat dan tidak mengenal lelah mencari jalan untuk menjalin kerja sama internasional.
Ujud Gereja Indonesia: Memupuk sikap moderat
Kita berdoa, semoga Gereja membangun dan memupuk sikap moderat dan toleran bagi umatnya sendiri, sambil terus waspada terhadap bahaya fundamentalisme dan radikalisme baik yang ada di luar maupun di dalam Gereja sendiri.
Amin