Tanda Iman

Renungan Harian Misioner
Senin Pekan Adven IV, 19 Desember 2022
P. S. Nemesio

Hak. 13:2-7,24-25a; Mzm. 71:3-4a,5-6ab,16-17; Luk. 1:5-25

Silahkan menoleh kepada keluarga Anda atau sahabat di sekitar. Sangat mungkin Anda menemukan keluarga yang sangat mencintai satu sama lain; namun sudah bertahun-tahun dan tidak juga mendapat anak. Bagi banyak keluarga, kadang kala Allah sepertinya menunggu beberapa waktu, untuk memberikan TANDA KASIH berupa anak yang pertama. Bagi keluarga yang bersangkutan, penganugerahan anak, sesudah bertahun-tahun menikah, sering kali menjadi TANDA IMAN yang diberkahi Allah. Dalam situasi itu, si anak benar-benar menandakan karunia Allah, yang tidak terperi. Tak jarang, anak itu dipersembahkan kembali: untuk hidup bagi sesama (dalam Gereja atau dalam masyarakat luas).

Kitab Hakim-hakim 13:2-7.24-25a menjadi TANDA IMAN dari umat Perjanjian Lama, bahwa Allah tidak melupakan umat-Nya. Dalam cerita itu terlihat bahwa Allah menjanjikan kebahagiaan, namun waktunya disesuaikan dengan Kebijakan Allah. Oleh sebab itu, sering kali pada waktu yang ditentukannya, barulah Allah menganugerahkan anak atau kebahagiaan, sebagaimana dijanjikan-Nya. Lihatlah, Perjalanan 40 tahun di gurun diperlukan, sebelum Tanah Suci dianugerahkan Allah.

Refleksi kita: Sungguhkah kita menyambut cinta Allah? Siapkah kita memberi TANDA IMAN bila Allah menghendaki memberikannya sesuai dengan program-Nya?

Hal serupa terjadi pada Lukas 1:5-25 ketika Zakharia dan Elisabet yang sudah lanjut umur dikabulkan permintaannya mendapat anak. Pasangan suami Isteri itu benar-benar berbakti kepada Allah. Namun tidak juga karunia anak diberikan sebagai ungkapan kasih perkawinan. Nah, kesetiaan mereka dalam berbakti adalah TANDA IMAN mereka kepada Allah: yang tanpa lelah mengungkapkan doa-bakti; sehingga dikunjungi malaikat waktu berdoa juga. Buahnya adalah karunia putra “yang dilahirkan lebih daripada siapa pun anak seorang Bunda”. Yesus amat mengagumi Yohanes Pembaptis, anak Zakharia dan Elisabet, dari segi ini. Oleh sebab itu, banyak murid Yohanes nantinya juga menjadi murid Kristus. Arahnya: masuk dalam Kerajaan Allah.

Refleksi kita: Apakah kita mempersembahkan bakti kita kepada Allah sebagai TANDA IMAN? Kalau demikian, dengarkanlah pesan Roh Kudus: “Berimanlah”.

(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Sukarelawan dari organisasi yang tidak mencari keuntungan

Kita berdoa semoga organisasi-organisasi yang tidak mencari keuntungan yang berkomitmen pada perkembangan kemanusiaan dapat menemukan orang-orang yang berdedikasi terhadap kesejahteraan masyarakat dan tidak mengenal lelah mencari jalan untuk menjalin kerja sama internasional.

Ujud Gereja Indonesia: Memupuk sikap moderat

Kita berdoa, semoga Gereja membangun dan memupuk sikap moderat dan toleran bagi umatnya sendiri, sambil terus waspada terhadap bahaya fundamentalisme dan radikalisme baik yang ada di luar maupun di dalam Gereja sendiri.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s