Memuliakan ALLAH Dengan Hidup

Renungan Harian Misioner
Selasa Pekan Biasa V, 07 Februari 2023
P. S. Rikardus

Kej. 1:20-2:4a; Mzm. 8:4-5,6-7,8-9; Mrk. 7:1-13

Para Pembaca RenHar KKI yang terkasih: Shalom!

Pedoman untuk Ziarah Hidup kita pada hari Selasa Pekan V Masa Biasa Tahun A/II ini, adalah lanjutan dari Kisah Penciptaan, yang ditutup dengan sakralisasi hari ketujuh sebagai hari yang kudus, hari untuk beristirahat, dan juga sebagai hari untuk memuliakan Tuhan (Kejadian 2:3). Dilanjutkan oleh Pemazmur dengan undangan kepada kita semua untuk memuliakan nama Tuhan di seluruh bumi (Mazmur 8:2). Dan ditutup dengan Bacaan Injil yang mengkritik cara hidup orang-orang Israel, yang dalam hal ini adalah orang-orang Farisi dan para ahli Taurat, yang “memuliakan Allah dengan bibirnya, namun hati mereka jauh dari Tuhan” (Markus 7:6-8).

Cara terbaik untuk memuliakan Allah

Dari kritik Yesus terhadap para ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, terungkap keinginan hati Allah, supaya umat Pilihan-Nya memuliakan Dia, bukan hanya dengan bibir tetapi dengan seluruh jiwa-raga, dengan seluruh hidup mereka!

Para kudus-martir: orang-orang yang memuliakan Allah dengan seluruh hidup mereka!

Siapa saja yang telah masuk dalam barisan orang-orang yang memuliakan Allah dengan hidup mereka? Mereka ini adalah para kudus, terutama para martir, yang karena bertekad mempertahankan iman dan hubungan mereka dengan Yesus tanpa mau mengingkari Dia sedetikpun, maka harus mengalami penganiayaan, yang dimaksudkan supaya melepaskan iman mereka akan Yesus.

Ada banyak contoh dalam Kitab Suci, misalnya Santo Stefanus oleh orang Saulus dan kawan-kawannya serta jutaan para kudus lainnya, yang dibunuh sepanjang tiga ratus tahun pertama kekristenan oleh para kaisar Romawi. Contoh lain misalnya para kudus-martir dalam pengalaman hidup Gereja, yang muncul dalam Liturgi hari kemarin dan hari ini, yakni Santo Paulus Miki bersama kedua-puluh lima orang martir Nagasaki (1597), juga Santo Mel dari Irlandia (487/488).

Berlari mendekat ke Salib untuk menyatu dengan Dia yang tersalib

Seperti halnya laron, yang terbang mendekat kepada terang, dikisahkan kepada kami para peserta Kursus Mission Theology in Asia di Euntes Asian Center, Zamboanga City, Mindanao, Philippines (1997-1998), oleh RP. Giampierro Bruni, misionaris PIME dari Italia yang pernah bekerja di Jepang, Santo Paulus Miki, dkk dihukum dengan cara disalibkan. Namun sebelum penyaliban itu terjadi, mereka harus berjalan kaki ke tempat penyaliban. Perjalanan itu cukup jauh, namun ketika tahu bahwa pada setiap salib sudah disiapkan nama mereka masing-masing, semakin dekat ke tempat penyalaiban, Paulus Miki, dkk bahkan berlari mendekat ke salib, mencari salib dengan nama mereka masing-masing, dan memeluk salib itu dengan sukacita. Mereka tahu, bahwa melalui penyaliban, mereka bersatu dengan Yesus yang tersalib, dan ketika Yesus bangkit untuk masuk ke dalam hidup yang kekal, mereka akan bersatu dengan Dia juga. Karena itulah, Paulus Miki, dkk dengan sukacita memeluk salib, yang padanya masing-masing mereka akan disalibkan mengikuti Yesus Kristus yang tersalib itu. Mereka sungguh memuliakan Allah, bukan hanya dengan pengakuan iman (bibir), tetapi sekaligus dengan hati yang terpaut seutuhnya kepada Tuhan, dan dengan sekuruh hidup dan jiwa-raga mereka!

Nama Tuhan dimuliakan di seluruh bumi!

Penyerahan diri para kudus-martir seperti misalnya pada kasus penyaliban Santo Paulus Miki, dkk ini, menjadikan mereka dikenal di seluruh bumi, dan dengan demikian setiap kali kemartiran diperingati dan dirayakan, nama Tuhan sungguh dimuliakan di dalam Gereja Tuhan, yang ada seluruh muka bumi ini! Hari kemartiran mereka juga dijadikan sebagai hari yang kudus untuk memuliakan Tuhan, hari kelahiran para martir itu di dalam kehidupan yang kekal.

Seperti para kudus dan para martir dalam Gereja, semoga kita pun berani memuliakan Allah: bukan hanya dengan pengakuan iman, tetapi juga dengan seluruh jiwa-raga dan kehidupan kita. Amin!

(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Gereja-gereja paroki – Kita berdoa semoga Gereja-Gereja paroki mengutamakan persatuan dan persaudaraan, serta berkembang menjadi komunitas orang beriman. Semoga Gereja juga terbuka bagi mereka yang paling membutuhkan bantuan.

Ujud Gereja Indonesia: Pemulihan ekonomi – Kita berdoa, semoga pemerintah dan semua elemen masyarakat saling bahu membahu dalam mengambil langkah-langkah untuk mempercepat pemulihan ekonomi, sehingga dampaknya segera nyata dan terasa bagi kesejahteraan rakyat, lebih-lebih kalangan yang miskin dan berkekurangan.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s