Renungan Harian Misioner
Kamis Pekan Biasa V, 09 Februari 2023
P. S. Apolonia
Kej. 2:18-25; Mzm. 128:1-2,3,4-5; Mrk. 7:24-30
Bacaan I: Kej. 2:18-25, sebelum Allah menciptakan manusia, terlebih dahulu Allah menyediakan segala sesuatu agar manusia dapat hidup nyaman. Dibuatlah taman Eden lengkap dengan tumbuhan dan ternak agar manusia, ciptaan-Nya dapat memelihara seluruh isinya. Allah juga memberikan teman yang sepadan bagi manusia itu, yaitu seorang perempuan yang dijadikan-Nya dari rusuknya. Mereka berdua hidup berdampingan, saling mengasihi, saling menolong dan bersama-sama membangun kehidupan keluarga, beranak-cucu seturut kehendak-Nya. Dengan adanya sepasang manusia menjadi lengkaplah isi dunia ciptaan-Nya. Tumbuhan, hewan dan manusia terus bertambah banyak semakin melengkapi dunia sampai saat ini.
“Seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kej. 2:24). Mazmur 128 memberi peneguhan bagi keluarga-keluarga yang takut akan Tuhan, hidup jujur, berlaku adil dan benar maka keluarga mereka akan berbahagia. Hidup keluarga mereka akan senantiasa diberkati Tuhan dan menikmati kebahagiaan, seumur hidupnya dilalui dalam damai sejahtera.
Pada bacaan Injil Mrk.7:24-30, dikisahkan meski Yesus merahasiakan kedatangan-Nya ke daerah Tirus. Tetapi kedatangan itu tetap saja diketahui oleh seorang perempuan Yunani bangsa Siro Fenisia. Meski tidak termasuk dalam kategori bangsa pilihan Tuhan, dia berani datang dengan penuh rasa percaya akan pertolongan Yesus. Dia tersungkur di depan kaki Yesus, berharap penuh Yesus dapat mengusir setan dari diri anaknya.
Kata Yesus kepadanya: “Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing”. Mungkin bagi kita kata-kata ini melukai hati dan kemudian dapat membatalkan niat kita untuk minta pertolongan. Namun perempuan itu menjawab: “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak” Jawaban yang luar biasa, menunjukkan kuatnya keyakinan perempuan itu sekaligus kegigihannya untuk mendapatkan pertolongan. Yesus yang awalnya menolak permintaannya, kemudian tergerak hati untuk menolong. “Karena jawabmu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.”
Yesus tidak pernah membeda-bedakan suku/ras, maupun latar belakang orang-orang yang datang memohon kepada-Nya. Yesus menerima siapa saja tanpa syarat, tanpa pamrih. Ia selalu mendengarkan keluhan dan kesulitan kita. Siapapun dapat percaya dan berharap kepada-Nya. Pengalaman perempuan Siro Fenisia ini meneguhkan kita untuk semakin percaya kepada Yesus, dan jangan pernah meragukan kasih-Nya. Iman dan harapan kepada-Nya akan mendatangkan pertolongan.
Refleksi: Pernahkah kita mengalami krisis iman di masa pandemi ini, saat mengalami sakit, kehilangan salah seorang anggota keluarga/sahabat, krisis ekonomi, dsb?
Tetaplah percaya dan berharap kepada-Nya. Yesus tak pernah meninggalkan kita, orang-orang yang percaya kepada-Nya. Tuhan tak pernah berhenti mengasihi kita.
(Alice Budiana – Komunitas Meditasi Katolik Ancilla Domini, Paroki Kelapa Gading – KAJ)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Gereja-gereja paroki – Kita berdoa semoga Gereja-Gereja paroki mengutamakan persatuan dan persaudaraan, serta berkembang menjadi komunitas orang beriman. Semoga Gereja juga terbuka bagi mereka yang paling membutuhkan bantuan.
Ujud Gereja Indonesia: Pemulihan ekonomi – Kita berdoa, semoga pemerintah dan semua elemen masyarakat saling bahu membahu dalam mengambil langkah-langkah untuk mempercepat pemulihan ekonomi, sehingga dampaknya segera nyata dan terasa bagi kesejahteraan rakyat, lebih-lebih kalangan yang miskin dan berkekurangan.
Amin