Saudari Kudus

Renungan Harian Misioner
Jumat Pekan Biasa V, 10 Februari 2023
P. S. Skolastika

Kej. 3:1-8; Mzm. 32:1-2,5,6,7; Mrk. 7:31-37; atau dr RUybs

Bukanlah rahasia, kalau ruang perdana untuk pendidikan adalah keluarga. Pergaulan dengan Ayah dan Ibu merupakan arena awal bagi seorang bayi dan anak untuk mengenali dirinya sebagai manusia dan berkembang terus sedikit demi sedikit. Menurut ceritera, Santa Skolastika adalah saudari kandung dari Santo Benediktus, pendiri Biara Benediktin. Gambar mereka melanjutkan Kabar Gembira Perjanjian Lama, yang memperlihatkan, Keluarga Israel, tempat berseminya iman dari anak cucu Abraham-Ishak-Yakub; walau jarak 5 abad dan Asia-Italia tentu saja bukan hal sepele. Meskipun demikian, tepat sekali harapan, bahwa Pendidikan Perdana ditemukan oleh setiap bayi dan anak kecil di pangkuan Bunda dan dalam gandengan saudara kandung. Maka Tradisi memberitakan bahwa Skolastika dan Benediktus sama-sama memulai Biara mereka masing-masing. Syukur.

Bacaan I: Kej. 3:1-8 dapat memberi gambar yang kurang sedap, karena melukiskan perempuan pembawa dosa pertama. Mungkin lebih tepat, kalau dikatakan bahwa yang mau digarisbawahi adalah bahwa Skolastika seperti Hawa adalah sesama manusia yang diciptakan Allah berdekatan sejak kecil. Dalam pendekatan pandang itulah Skolastika dapat kita pandang, sebagai rekan sesama “jalan bersama” dengan “saudara kandungnya yaitu Benediktus dalam mendengarkan panggilan hidup dari Allah untuk melaksanakan Panggilan Allah. Di sanalah kedua bersaudara itu menjadi teladan kita dalam membuka diri ikut undangan Allah. Marilah kita merefleksikan: bagaimanakah relasi dalam keluarga kita sejak kecil: apakah saling mendukung dalam menjadi anak Tuhan? Ataukah saling menjadikan kita penggoda dalam menjauhkan diri dari Allah? Ataukah malah tidak saling mendukung batin?

Bacaan Injil: Mrk. 7:31-37: juga ingin mengajak kita merenungkan, bagaimana kita saling membantu dalam menjadikan hati dan budi kita peka menangkap Kehendak Allah: untuk mendengarkan Kehendak Allah, mengikuti Sang Putra, karena mempersilahkan Roh Kudus mewarnai hidup kita lahir maupun batin. Penyembuhan yang diperlihatkan dalam Kabar Gembira Markus, dapat membawa kita sampai kepada sentuhan Tangan Tuhan, pada bagian hidup manusia, yang amat intim: indera yang amat berharga, yang disentuh Allah. Isinya, bukan sekadar sentuhan penyembuhan bagian badan yang sakit, melainkan bahwa Allah berkenan menyentuh sarana komunikasi yang mendalam. Santa Skolastika disentuh hatinya oleh Tuhan, untuk kemudian menyapa sesamanya sehingga mau belajar mengenal Sabda Allah dan melanjutkannya dalam kehidupan yang utuh sebagai rekan Allah dalam mewujudkan Pujian bagi Allah. Di sanalah Skolastika mengajak para anggota biaranya untuk mengatasi segala salah paham atau saling mencurigai atau bahkan membangun komunitas persahabatan: sebagaimana sudah dibangun oleh Sang Putra bersama keduabelasan atau ketujuhpuluh utusan-Nya.

Marilah kita merenung lebih lanjut: bagaimanakah kita membuka hati kepada Roh Kasih, sehingga mengatasi segala emosi, salah paham, salah tindakan dan bahkan mungkin juga dosa: sehingga bertobat bersama mengabdi Allah dan berbakti kepadaNya tanpa ragu secara bersama-sama, membangun persahabatan rohani?

Marilah Berdoa: Roh Kasih, ajarilah kami mengatasi segala kemanusiaan kita untuk berbakti kepada Allah dengan pengantaraan Sang Putra.

(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Gereja-gereja paroki – Kita berdoa semoga Gereja-Gereja paroki mengutamakan persatuan dan persaudaraan, serta berkembang menjadi komunitas orang beriman. Semoga Gereja juga terbuka bagi mereka yang paling membutuhkan bantuan.

Ujud Gereja Indonesia: Pemulihan ekonomi – Kita berdoa, semoga pemerintah dan semua elemen masyarakat saling bahu membahu dalam mengambil langkah-langkah untuk mempercepat pemulihan ekonomi, sehingga dampaknya segera nyata dan terasa bagi kesejahteraan rakyat, lebih-lebih kalangan yang miskin dan berkekurangan.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s