Menjadikan Hidup Kita Sebagai Persembahan Ilahi

Renungan Harian Misioner
Minggu, 12 Februari 2023
HARI MINGGU BIASA VI

Sir. 15:15-20; Mzm. 119:1-2,4-5,17-18,33-34; 1Kor. 2:6-10; Mat. 5:17-37 (panjang) atau Mat. 5:20-22a, 27-28, 33-34a, 37

Injil yang kita baca hari ini merupakan bagian dari perikop mengenai Yesus dan hukum Taurat. Ada bagian dari perikop ini yang selalu menyentuh hati saya setiap kali saya membaca dan merenungkannya. “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu” (Mat.5: 23-24).Ayat ini menyadarkan saya bahwa sebagai orang beriman, kehidupan doa tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari.

Ungkapan iman yang diwujudkan dalam ritual keagamaan bukanlah semacam hutang yang harus dibayar. Bukan pula sebagai pemenuhan akan kewajiban semata. Apa yang kita persembahkan dalam doa-doa kita dan dalam Ekaristi hendaklah merupakan ungkapan syukur atas apa yang kita alami secara konkret dalam hidup sehari-hari. Merupakan hal yang kurang tepat jika terbesit dalam benak kita, “Yang penting saya sudah mengikuti Ekaristi seminggu sekali; yang penting saya menjalankan pantang dan puasa, yang penting saya sudah melakukan novena dan lain sebagianya” – namun kita mengabaikan sesama kita yang membutuhkan, atau tidak mampu memaafkan orang lain.

Yesus dalam Injil hari ini sekali lagi menyadarkan kita untuk benar-benar menyadari situasi hati kita saat beribadat. Relasi kita dengan Tuhan tidak terpisahkan dengan bagaimana relasi kita dengan sesama. Sebab bagaimana mungkin saya menyambut Yesus dalam hati saya, mengamini sabda-Nya yang senantiasa mengajarkan Cinta Kasih, namun di saat yang sama saya menghakimi orang lain atau bersikap acuh terhadap kesusahan sesama?

Saudari-saudara terkasih, marilah dengan sadar dan rendah hati kita mohon kepada Bapa di Surga, agar melalui Roh Kudus, kita selalu disadarkan untuk menjadikan perilaku, tutur kata dan tindakan kita kepada sesama, sebagai sebuah persembahan jiwa yang tulus kepada Allah. Dengan demikian kita benar-benar telah menjadi saksi Kristus yang sejati. Tuhan memberkati. 

 (Br. Kornelius Glossanto, SX – Misionaris Xaverian)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Gereja-gereja paroki – Kita berdoa semoga Gereja-Gereja paroki mengutamakan persatuan dan persaudaraan, serta berkembang menjadi komunitas orang beriman. Semoga Gereja juga terbuka bagi mereka yang paling membutuhkan bantuan.

Ujud Gereja Indonesia: Pemulihan ekonomi – Kita berdoa, semoga pemerintah dan semua elemen masyarakat saling bahu membahu dalam mengambil langkah-langkah untuk mempercepat pemulihan ekonomi, sehingga dampaknya segera nyata dan terasa bagi kesejahteraan rakyat, lebih-lebih kalangan yang miskin dan berkekurangan.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s