Renungan Harian Misioner
Kamis Pekan Biasa VI, 16 Februari 2023
P. S. Porforios
Kej. 9:1-13; Mzm. 102:16-18,19-21,29,22-23; Mrk. 8:27-33
Dalam bacaan Injil yang kita renungkan hari ini, Tuhan Yesus bertanya kepada para murid-Nya tentang pemahaman orang dan para murid terhadap diri-Nya. Mula-mula Ia bertanya tentang persepsi orang-orang terhadap diri-Nya, “Kata orang, siapakah Aku ini?” Orang-orang pada zaman Yesus ada yang mengatakan bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis (yang mengejawantah dalam diri-Nya). Ada yang mengatakan pula bahwa Yesus adalah Elia (karena dikatakan dalam Kitab Suci bahwa ia akan kembali ke bumi), dan ada pula yang mengatakan bahwa Dia adalah seorang dari para nabi. Kemudian, Yesus menanyakan kepada para murid tentang persepsi mereka sendiri terhadap diri-Nya, “Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini?” Petrus mewakili para murid menjawab, “Engkaulah Mesias!”
Dalam kisah yang diceritakan pada bagian selanjutnya, kita menangkap bahwa rupanya Petrus memahami dengan cara yang tidak tepat apa arti Yesus sebagai Mesias itu. Ketika Yesus mengatakan bahwa diri-Nya harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh para tua-tua dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit pada hari ketiga, Petrus tidak menyetujui hal itu. Petrus tidak ingin hal itu terjadi karena ia berpikir seorang Mesias tidak selayaknya menerima perlakuan seperti itu. Ia harus dihormati dan dielu-elukan. Melihat Petrus yang mempunyai persepsi tentang dirinya yang keliru, Yesus menegur dia dengan keras, “Enyahlah Iblis! Sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan oleh manusia.”
Apa pesan sabda Tuhan untuk kita hari ini? Masing-masing dari kita diundang untuk melihat persepsi kita tentang Yesus. Pertanyaan Yesus yang ditujukan kepada para murid-Nya saat ini juga disampaikan kepada kita, “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Jawaban atas pertanyaan ini penting sekali dalam perjalanan kita mengikuti Yesus. Banyak orang yang percaya bahwa Yesus adalah Putra Allah yang bisa membuat berbagai mukjizat dalam kehidupan ini. Kepercayaan ini tidak salah. Tapi harus dilengkapi bahwa meskipun Ia bisa membuat mukjizat tapi Ia tidak menyelesaikan semua masalah yang kita hadapi. Kadang-kadang Yesus juga meminta kita untuk memikul penderitaan kita sehari-hari bersama-Nya, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” (Mat. 11:29). Dengan demikian, kalau dalam kehidupan kita, kita berjumpa penderitaan, kita tidak bersikap seperti Petrus yang menolak penderitaan bagi Gurunya. Kita terima penderitaan itu sebagai bagian kemuridan Yesus, bagian tak terelakkan bagi setiap orang yang mengikuti Yesus. Kita tidak perlu takut karena kita tidak berjalan sendirian, Yesus menjanjikan kepada kita penghiburan-Nya: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat. 11:38). Bersama Yesus, kita akan mampu menanggung penderitaan yang kita alami.
(RP. Yakobus Sriyatmoko, SX – Magister Novis Serikat Xaverian di Wisma Xaverian Bintaro, Tangerang)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Gereja-gereja paroki – Kita berdoa semoga Gereja-Gereja paroki mengutamakan persatuan dan persaudaraan, serta berkembang menjadi komunitas orang beriman. Semoga Gereja juga terbuka bagi mereka yang paling membutuhkan bantuan.
Ujud Gereja Indonesia: Pemulihan ekonomi – Kita berdoa, semoga pemerintah dan semua elemen masyarakat saling bahu membahu dalam mengambil langkah-langkah untuk mempercepat pemulihan ekonomi, sehingga dampaknya segera nyata dan terasa bagi kesejahteraan rakyat, lebih-lebih kalangan yang miskin dan berkekurangan.
Amin