Renungan Harian Misioner
Jumat Pekan Biasa VI, 17 Februari 2023
P. S. Ketujuh Sdr Suci Pendiri Tarekat Hamba-Hamba Maria
Kej. 11:1-9; Mzm. 33:10-11,12-13,14-15; Mrk. 8:34 – 9:1
Misi: Senantiasa menandakan diri dengan Salib Kristus yang adalah bukti kesetiaan Kristus kepada kita. Tak jenuh Merangkul Salib Kristus sebagai tindakan nyata kita untuk masuk ke dalam konsekuensi iman kita akan Kristus Sang Penyelamat.
Sesama sahabat misioner yang terkasih. Sapaan Tuhan hari ini, mengajak kita untuk tidak angkuh karena merasa memiliki kekuatan. Kita diminta untuk belajar rendah hati, membawa semua beban perjalanan hidup kita pada kesetiaan dan kuasa Tuhan.
Kisah dalam Kitab Kejadian yang disuguhkan bagi kita hari ini, menggambarkan bagaimana manusia merasa mampu oleh karena persekutuan yang kokoh dibangun. Mereka mengandalkan kekutan yang dimiliki dalam satu bangsa dan satu bahasa. Namun kehebatan mereka yang dibangun atas persekutuan dikacau-balaukan Tuhan sehingga semua pekerjaan mereka gagal dan runtuhlah menara Babel yang didirikan mereka. Tuhan mematahkan kesombongan manusia yang berambisi untuk menyamakan kuasa dan kekuatannya dengan Tuhan.
Sementara dalam Injil hari ini, Penginjil Markus menampilkan syarat Yesus bagi para Murid-Nya yang ingin mengikuti Dia. Yesus menggugat pikiran dan disposisi batin para murid-Nya agar menyadari sungguh bahwa mengikuti Dia bukan tindakan sekadar asal jadi. Para murid harus memahami dua syarat yang tak terpisahkan yakni memikul salib dan menyangkal diri. Memikul Salib dan menyangkal diri adalah konsekuensi logis yang harus diterima para pengikut Kristus.
Agar bisa setia pada Yesus, maka para Murid harus belajar melihat kesetiaan Kristus melalui SALIB YANG DIPIKULNYA. Untuk memahami bagaimana menyangkal diri, para murid harus belajar dari Kisah Salib Kristus yang merupakan tindakan penyangkalan diri yang sangat sempurna. Yesus tidak sekadar memanggil para murid-Nya untuk bersama dengan-Nya. Yesus mau menyertakan risiko dan konsekuensi iman bagi para murid-Nya agar mereka mengerti dan menyadari bahwa panggilan sebagai pengikut Kristus adalah panggilan untuk menyerahkan diri pada Kehendak Tuhan.
Sesama sahabat misionsr yang terkasih. Kisah kehebatan manusia dalam pembangunan dan keruntuhan menara Babel menjadi bukti kesombongan manusia yang mengesampingkan kuasa dan kekuatan Tuhan. Manusia bersandar pada diri sendiri sebagai ekspresi kesombongan insan yang lemah. Berhadapan dengan kesombongan itu, Tuhan memporak-porandakan sistem dan tatanan sosial manusia yakni persekutuan yang arogan, yang tanpa bersandar pada Tuhan sebagai Pemersatu. Kisah kesombongan manusia akan pasti dipatahkan oleh kekuatan Salib Kristus yang menjadi bentuk nyata tindakan penyangkalan diri yang melampaui batas kesempurnaan normal.
Sesama sahabat misioner yang terkasih. Kebersamaan, keberhasilan perjuangan hidup kita dan keselamatan yang kita rindukan hanya bisa digapai melalui kesetiaan kita untuk berjalan bersama Tuhan dan bersandar pada-Nya dalam menghadapi tantangan serta bersedia menyingkirkan kebanggaan diri di luar kekuatan Tuhan. Memikul Salib dan menyangkal diri adalah sebuah refleksi dan aktualisasi iman untuk berani merangkul risiko dan konsekuensi iman dalam mengikuti Kristus dan rela berbela rasa serta berani berkorban bagi sesama. Memikul Salib bersama Kristus adalah wujud sukacita dan kebanggaan iman, bukan suatu kesombongan. Memikul Salib adalah tindakan kerendahan hati untuk bersandar pada Tuhan dan menyatukan diri dengan sesama yang ditindih beban hidup yang berat.
Menyangkal diri adalah sikap iman yang mau membuka diri pada kehendak dan kuasa Tuhan, mengesampingkan segala kepentingan diri yang menghancurkan kehidupan orang lain. Menyangkal diri merupakan tindakan, tanggung jawab dan kesaksian iman di mana kesombongan pribadi diluluhkan agar kekuatan, kuasa serta kesetiaan Tuhan bekerja dalam diri kita untuk menyelamat kita dan sesama.
Sesama sahabat misioner yang terkasih. Tuhan memanggil kita untuk: menerima Salib yang disediakan bagi kita dan berjuang bersama mereka – yang sedang terlilit berbagai beban derita – untuk memperoleh keselamatan bersama. Amin.
(RP. Hiasintus Ikun, CMF – Dirdios KKI Keuskupan Palangkaraya)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Gereja-gereja paroki – Kita berdoa semoga Gereja-Gereja paroki mengutamakan persatuan dan persaudaraan, serta berkembang menjadi komunitas orang beriman. Semoga Gereja juga terbuka bagi mereka yang paling membutuhkan bantuan.
Ujud Gereja Indonesia: Pemulihan ekonomi – Kita berdoa, semoga pemerintah dan semua elemen masyarakat saling bahu membahu dalam mengambil langkah-langkah untuk mempercepat pemulihan ekonomi, sehingga dampaknya segera nyata dan terasa bagi kesejahteraan rakyat, lebih-lebih kalangan yang miskin dan berkekurangan.
Amin