Dengarkanlah Dia!

Renungan Harian Misioner
Sabtu Pekan Biasa VI, 18 Februari 2023
P. S. Flavianus

Ibr. 11:1-7; Mzm. 145:2-3,4-5,10-11; Mrk. 9:2-13

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus digambarkan sebagai pribadi yang telah berubah rupa untuk sementara di hadapan tiga orang murid-Nya saja, yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes. Ketiga murid inilah yang dimunculkan oleh Markus ketika Yesus membangkitkan seorang anak perempuan (Mrk. 5:37). Tiga orang murid ini jugalah yang menemani Yesus di taman Getsemani (Mrk. 14:33). Ketiga murid ini boleh dipandang sebagai semacam orang terdekat Yesus. Kedekatan mereka dengan Yesus seharusnya memampukan mereka untuk memahami ajaran Yesus dengan tepat, terutama ajaran-Nya tentang sengsara, kematian dan kebangkitan. Namun, kenyataannya Petrus yang adalah calon pemimpin kelompok pengikut Yesus sama sekali tidak mengerti ajaran Yesus. Petrus bahkan berusaha meyakinkan Yesus bahwa pasti ada jalan untuk lolos dari sengsara.

Atas dasar ketidakpahaman para murid akan ajaran-Nya dan anggapan yang kurang positif terhadap ajaran-Nya, Yesus ingin memperlihatkan segi positifnya secara khsusus. Dia memprakarsai perjalanan ke gunung. Dialah yang membawa mereka ke tempat yang dikehendaki-Nya sendiri agar mereka mengalami sejenak dan sedikit saja misteri yang meliputi-Nya. Yesuslah yang mengambil mereka dari lingkungan hidup sehari-hari, lalu menuntun mereka ke gunung agar mereka mengalami “dunia Allah”. Di gunung itulah wujud-Nya berubah dan pakaian-Nya tiba-tiba menjadi pakaian surgawi.  Yesus didampingi dua tokoh besar dalam tradisi Yahudi, yakni Musa dan Elia (Mrk. 9:4), yang mewakili Hukum Taurat dan Para Nabi. Apa yang hendak dicapai Yesus? Yesus ingin menumbuhkan kesadaran baru dalam diri para pengikut-Nya bahwa hidup-Nya di bumi tidak terbatas pada bumi ini saja. Kesadaran baru bahwa meskipun hidup-Nya harus berakhir di bumi secara tragis, bahkan memalukan, akhir hidup itu bukan akhir yang sebenarnya. Mengapa? Sebab di balik kehinaan sengsara dan kematian-Nya, tersembunyi pula kejayaan dan kemuliaan hidup-Nya sebagai Anak yang dikasihi Allah.

Apa pentingnya penampakan misterius ini bagi kita? Tuhan Yesus yang mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes untuk menyaksikan dan mengalami kemuliaan-Nya menghendaki kita mengalami kebahagiaan dalam kemuliaan-Nya. Yesus tidak hanya ingin kita melihat kemuliaan-Nya, tetapi Yesus ingin berbagi kemuliaan ini dengan kita. Yesus menunjukkan kepada kita jalan menuju kemuliaan Bapa, yakni mengikuti Dia, mematuhi ajaran dan perintah-Nya dan menempuh jalan yang telah Dia pilih untuk kita. Jika jalan kemuliaan ini yang kita tempuh, kita akan menerima berkat kemuliaan dari Allah, yang melalui pembaptisan telah menjadikan kita anak-anak yang dikasihi-Nya. Kita hendaknya belajar dari para murid yang meskipun kurang memahami ajaran Yesus, tetapi mereka tetap mengikuti Yesus, percaya kepada Yesus, mematuhi perintah Yesus, mendengarkan Yesus dan menempuh jalan yang ditunjukkan oleh Yesus.  Kita yakin bahwa para murid Yesus kini mengalami kebahagiaan sempurna dalam kemuliaan surgawi bersama Yesus, Sang Guru. Marilah kita senantiasa mendengarkan Yesus dan berjuang untuk melaksanakan apa yang Dia katakan kepada kita agar hidup kita di dunia ini diberkati-Nya dan pada saatnya kelak kita akan menikmati kebahagiaan sempurna bersama Yesus dalam kemuliaan-Nya.

(RP. Silvester Nusa, CSsR – Dosen Universitas Katolik Weetebula, NTT)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Gereja-gereja paroki – Kita berdoa semoga Gereja-Gereja paroki mengutamakan persatuan dan persaudaraan, serta berkembang menjadi komunitas orang beriman. Semoga Gereja juga terbuka bagi mereka yang paling membutuhkan bantuan.

Ujud Gereja Indonesia: Pemulihan ekonomi – Kita berdoa, semoga pemerintah dan semua elemen masyarakat saling bahu membahu dalam mengambil langkah-langkah untuk mempercepat pemulihan ekonomi, sehingga dampaknya segera nyata dan terasa bagi kesejahteraan rakyat, lebih-lebih kalangan yang miskin dan berkekurangan.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s