Renovasi Cara Penghayatan Relasi Kita dengan ALLAH

Renungan Harian Misioner
Rabu, 22 Februari 2023
HARI RABU ABU

Yl. 2:12-18; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17; 2Kor. 5:20 – 6:2; Mat. 6:1-6,16-18

Para Pembaca RenHar KKI yang terkasih: Shalom & selamat datang ke dalam Hari Pertama Masa Puasa.

Pada hari pertama Puasa ini, Firman Tuhan mengundang kita untuk “berbalik kepada-Nya dengan segenap hati(Yoel 2:12) dan untuk memberikan diri kita, supaya “didamaikan dengan Allah(2Kor 5:20b). Kesadaran tentang adanya dosa, yang harus diselesaikan dengan pengampunan dari Tuhan, juga ditegaskan oleh Pemazmur (Mazmur 51:3-4.5-6a.12-13.14.17). Doa dan kewajiban keagamaan merupakan titik start untuk memulai pembaruan hubungan dengan Allah (Matius 6:1.5.17).

Hari Penyelamatan yang terus ditawarkan!

Masa atau kesempatan untuk berpuasa, dengan makna sebagai pembaruan hubungan dengan Allah, ditegaskan oleh Rasul Santo Paulus dalan suratnya kepada jemaat di Korintus. Bagi Paulus, kesempatan untuk pembaruan hidup dan relasi dengan Allah ini, sudah dibukakan oleh Tuhan Allah sendiri, dengan memberikan Yesus Kristus, Putra-Nya, (2Kor 5:20-21). Dan saat keselamatan itu dihadirkan di dalam diri Tuhan kita Yesus Kristus plus kehadiran dan pengajaran-Nya. Pada diri Yesus Kristus inilah Allah menyediakan saat dan kesempatan untuk mendapatkan penyelamatan itu. Pada poin ini, tanggapan manusia terhadap tawaran keselamatan ini menjadi penting: pengorbanan Kristus akan menjadi sia-sia, jika manusia tidak menyambutnya  (2Kor 6:1-2).

Tawaran kepada umat manusia untuk memperdamaikan diri dengan Allah ini, bukan hanya diberikan pada masa hidup dan pelayanan para rasul. Bahkan undangan untuk membarui hubungan dengan Tuhan Allah ini, juga ditawarkan oleh para nabi. Memperhatikan bahwa ada demikian banyak nabi yang diutus oleh Allah, kemudian diteruskan oleh para hakim dan para raja, hingga sampai kepada masa Yesus Kristus dan para rasul-Nya, jelaslah bahwa kesempatan untuk memperdamaikan diri dengan Tuhan Allah ini, menjadi hal yang berulang kali dihadirkan kepada umat manusia.

Dari kesaksian Nabi Yoel, tawaran keselamatan yang terus-menerus dibuka kepada umat manusia ini, mengalir dari sifat dan sikap Allah yang adalah Pengasih dan Penyayang, yang menghendaki umat-Nya hidup dalam kekudusan di hadirat-Nya. Dan para imam diamanatkan untuk menjadi orang-orang yang masuk ke hadirat Allah, membawakan doa dan permohonan umat yang menyambut kesempatan untuk berdamai dengan Tuhan Allah ini (Yoel 2:12-18).

Hidup keagamaan sebagai titik start pembaruan hidup

Tawaran untuk memperbarui hidup dan relasi dengan Tuhan Allah ini diterima, antara lain oleh Pemazmur, yang di satu sisi mememukan dirinya yang dikuasai oleh dosa dan pelanggaran terhadap Tuhan, dan di sisi lain merasakan adanya rahmat dan kasih yang besar pada Allah untuk menyelamatkan umat-Nya. Karena itu, dia menyerahkan dirinya kepada kuasa kasih Allah dan memohon untuk dibarui dan dimurnikan oleh Allah (Mazmur 51:3-4.5-6a.12-13.14.17).

Sesungguhnya penyerahan diri kepada kuasa dan kasih Allah ini sudah menjadi bagian tetap dari kehidupan umat Allah, yakni melalui doa dan ibadah. Namun cara penghayatan relasi manusia dengan Allah ini memerlukan pembaruan dengan karena praktiknya sudah melenceng dari tujuan semula. Tuhan kita Yesus Kristus mengingatkan kita tentang cara penghayatan relasi dengan Allah yang bergeser dari tujuan semula ini, ketika Dia menemukan bahwa doa dan ibadah yang dilakukan oleh umat Allah,  khususnya oleh para ahli Taurat dan orang Farisi (Matius 23:1-36).

Dalam teks Injil kita hari ini, hal yang paling dikritik dari cara penghayatan relasi manusia dengan Allah ini, ialah bahwa kewajiban keagamaan ini tidak lagi dilakukan demi menghormati Tuhan Allah dan kemuliaan-Nya, namun sebagai ajang theatrikal untuk mencari hormat dan pujian bagi diri manusia itu sendiri (Matius 6:1.5). Karena itu, mengembalikan cara penghayatan relasi manusia dengan Allah ini kepada tujuan yang semula, yakni menghormati dan memuliakan Allah, itulah yang menjadi salah satu Aksi Puasa yang dapat kita lakukan. Apalagi di masa Covid-19 masih mempengaruhi kehidupan kita di zaman ini, dengan akibat bahwa doa-doa komunal dilakukan secara online, banyak orang lalu melepaskan diri dari persekutuan Gereja. Firman Tuhan pada hari pertama Masa Puasa ini mengajak kita untuk kembali ke dalam persekutuan dengan Allah, di dalam persekutuan kita dengan sesama kaum beriman. Selamat Berpuasa!

(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Gereja-gereja paroki – Kita berdoa semoga Gereja-Gereja paroki mengutamakan persatuan dan persaudaraan, serta berkembang menjadi komunitas orang beriman. Semoga Gereja juga terbuka bagi mereka yang paling membutuhkan bantuan.

Ujud Gereja Indonesia: Pemulihan ekonomi – Kita berdoa, semoga pemerintah dan semua elemen masyarakat saling bahu membahu dalam mengambil langkah-langkah untuk mempercepat pemulihan ekonomi, sehingga dampaknya segera nyata dan terasa bagi kesejahteraan rakyat, lebih-lebih kalangan yang miskin dan berkekurangan.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s