Renungan Harian Misioner
Sabtu, 25 Februari 2023
P. S. Walburga
Yes. 58:9b-14; Mzm. 86:1-2,3-4,5-6; Luk. 5:27-32
Misi : Mengembangkan sikap adil, jujur, bertindak benar berbuat baik sebagai langkah nyata pertobatan, agar bisa berjumpa dengan Yesus untuk mengalami pengampunan.
Sesama sahabat misioner yang terkasih.
Kita telah memasuki hari ketiga dalam masa Prapaskah. Dan lantunan Sabda Tuhan pada kita hari ini mendorong kita untuk mencermati secara seksama bahwa pertobatan yang dilandasi pada pantang dan puasa harus memiliki daya kasih yang membuahkan keadilan.
Nabi Yesaya menyerukan suatu perubahan hati yang begitu ketat, bahwa berpuasa itu harus berlandas pada kasih. Dengan demikian bangsa Israel tidak congkak, tidak menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah sesama; tidak bersikap arogan, melainkan harus bersedia mengulurkan tangan untuk menolong sesama; berani berpihak pada orang yang tertindas, sehingga puasa dan pantang akan menjadikan bangsa Israel sebagai terang yang bersinar benderang bagi orang lain.
Yesaya menggaungkan bahwa berpuasa dan berpantang secara benar akan mendapat imbalan yang memuaskan dari Allah; Tuhan akan memberikan kekuatan dan mengalirkan kebaikan-Nya bagaikan mata air yang tidak pernah mengecewakan. Bagi Yesaya berpuasa yang benar adalah menaati hukum sabat dan menguduskan hari Tuhan; artinya memperhatikan pentingnya Doa sebagai suatu relasi yang mesra dan kudus dengan Allah.
Sementara penginjil Lukas mengemukaan kisah pertobatan Lewi. Bertobat artinya berangkat dari masa lalu yang gelap dan mengikuti Yesus; Pertobatan juga berarti tindakan perjumpaan dengan Kristus sebagaimana yang ditunjukan Lewi dengan mengadakan perjamuan besar bersama Yesus. Pertobatan akan membuahkan pengampunan karena pengampunan berarti Allah melalui Putra-Nya berusaha untuk memanggil kembali setiap orang yang tersesat dan berdosa. Maka Lukas menyoroti aspek yang penting dalam pertobatan yakni kerelaan mendengar panggilan Tuhan agar setiap pendosa meninggalkan masa lalunya yang suram akibat gempuran dosa.
Sesama sahabat misioner yang terkasih.
Hari ini Sabda Allah memperkaya semangat pantang dan puasa kita dengan kekuatan kasih sehingga kita mampu keluar dari diri untuk bertindak adil, jujur, baik dan benar seraya memiliki citarasa untuk membantu sesama yang membutuhkan pertolongan kita. Dengan kasih yang membuahkan keadilan, kita terpanggil untuk menghormati martabat sesama dan mengasihi mereka yang sangat membutuhkan pertolongan kita. Pantang dan puasa kita akan membawa kita pada usaha mengembangkan pembaruan diri serta membantu sesama untuk bangun dari keterpurukan mereka.
Pantang dan puasa yang kita jalani selama 40 hari ke depan hendaknya menjadi kesempatan doa yang berkanjang sebagai wujud ikatan relasi yang mesra dan kudus dengan Allah, sesama, diri sendiri dan lingkungan hidup. Melalui relasi demikian, kita terpanggil untuk membangun perjumpaan dengan Tuhan Yang terus mencari kita yang sedang berada dalam ketersesatan arah.
Sesama sahabat misioner yang terkasih.
Sapaan Tuhan bagi kita hari ini juga memuat panggilan pertobatan di mana kita hendaknya meninggalkan segala dosa dan kelemahan kita seraya mengikuti Kristus yang terus mencari dan menemukan kita di setiap lorong dosa kita. Hendaknya puasa dan pantang kita memampukan kita untuk berjumpa dengan Kristus, menyetujui panggilan-Nya, dan mengundang Yesus masuk ke dalam ruang hati kita sembari mengadakan perjamuan pertobatan dan pengampunan. Pantang dan puasa kita hendaknya memampukan kita untuk mendengar seruan-seruan sesama yang sedang dihimpit kesulitan; dan melihat bahwa banyak orang sedang menantikan uluran tangan kita. Amin.
(RP. Hiasintus Ikun, CMF – Dirdios KKI Keuskupan Palangkaraya)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Gereja-gereja paroki – Kita berdoa semoga Gereja-Gereja paroki mengutamakan persatuan dan persaudaraan, serta berkembang menjadi komunitas orang beriman. Semoga Gereja juga terbuka bagi mereka yang paling membutuhkan bantuan.
Ujud Gereja Indonesia: Pemulihan ekonomi – Kita berdoa, semoga pemerintah dan semua elemen masyarakat saling bahu membahu dalam mengambil langkah-langkah untuk mempercepat pemulihan ekonomi, sehingga dampaknya segera nyata dan terasa bagi kesejahteraan rakyat, lebih-lebih kalangan yang miskin dan berkekurangan.
Amin