Setan Tak Kehilangan Akal, Lawanlah Dia!

Renungan Harian Misioner
MINGGU PRAPASKAH II, 5 Maret 2023

Kej. 12:1-4a; 2Tim. 1:8b-10; Mat. 17:1-9

Sahabat misioner,

Kita masuk Minggu Prapaskah II. Perjalanan menuju Paskah masih jauh. Ya! Masih jauh, menanjak dan terjal berbahaya seperti melewati jalan setapak menuju puncak gunung dengan jurang di kanan atau kiri. Saat ini kita memang sedang diajak Yesus naik ke puncak gunung yang tinggi, ke “Gunung Tabor” bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes. Kita tahu dari Injil bahwa di Gunung Tabor itulah Yesus ber-transfigurasi, Yesus berubah rupa: “Wajah-Nya bercahaya seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.” Perjalanan tiga murid yang sulit dan melelahkan itu “dibayar” dengan peristiwa rahmat yang menakjubkan. Mereka diberi anugerah menyaksikan kemuliaan Yesus.

Prapaskah adalah jalan pertobatan. Prapaskah adalah perjalanan komitmen yang menuntut pengosongan diri, kedisiplinan, dan kewaspadaan. Seperti mendaki gunung kalau tidak hati-hati akan tergelincir dan jatuh, demikian juga perjalanan rohani Prapaskah. Kita menjalankan pantang dan puasa, mendaraskan doa dan membaca Kitab Suci, laku tobat dan bersedekah. Malaikat senang melihat kita, tetapi setan pun makin garang menggoda kita. Ada saja godaan yang disodorkan pada kita mulai dari yang material soal makan dan minum sampai dengan yang non material soal omongan, tindakan, rasa, emosi, pikiran, batin dan jiwa. Setan suka pada kelemahan kita, maka dia akan menggoda dan masuk meracuni kita melalui kelemahan-kelemahan kita. Yang suka makan dan gampang lapar, akan digoda lewat iming-iming makanan. Yang gampang marah dan suka emosi, akan digoda lewat hal-hal yang membuat syaraf emosi meledak. Yang pemalas, akan diberikan alasan-alasan untuk membenarkan kemalasannya. Kepada yang baperan, setan akan membawa segala hal dan peristiwa yang kecil-kecil, sepele, receh, negatif ke hati supaya terus diingat-ingat sehingga menjatuhkan. Tidak hanya pada kelemahan, setan pun suka pada kelebihan atau kekuatan. Dia memang sangat kreatif kalau menggoda dan mau menjatuhkan kita. Setan tidak kehilangan akal. Kepada yang bertalenta, memiliki kelebihan, kekuatan dan keunggulan, setan akan membawanya kepada kesombongan dan keangkuhan. Kepada yang memiliki kuasa, setan akan membawanya ke sikap jumawa, menyepelekan yang lemah, bahkan tidak segan membuatnya sewenang-wenang dan memanfaatkan kekuasaannya untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Kepada yang rajin beribadah, mampu berbahasa roh, merasa memiliki pengalaman rohani yang luar biasa atau dramatis, setan akan membawa “kelebihan atau keunggulan rohani” tersebut menjadi tempat persembunyian yang nyaman dari realitas dan kesulitan hidup yang harus dihadapi dan dipertanggungjawabkan.

Oleh karena itu, sahabat misioner, marilah kita tempuh dua jalan sesuai warta Injil hari ini. Jalan pertama adalah “dengarkanlah Dia!” Ini adalah suara dari awan (perintah Allah) kepada Petrus, Yakobus dan Yohanes saat Yesus berubah rupa di Gunung Tabor. Jadi ajakannya jelas, yaitu mendengarkan Kristus dengan lebih peka dan intensif. Tuhan berbicara melalui Sabda-Nya dalam misa, ibadat, dan sakramen-sakramen. Kalau kita tidak bisa mengikuti misa (harian), kita bisa mendalami bacaan hariannya dari Kitab Suci atau bahkan lewat internet. Tuhan juga berbicara melalui peristiwa dan saudara-saudari di sekitar kita terutama mereka yang membutuhkan. Mendengarkan Kristus sering terjadi dalam mendengarkan saudara-saudari yang membutuhkan.

Jalan kedua adalah jangan bersembunyi di balik religiositas yang terdiri dari peristiwa luar biasa dan pengalaman-pengalaman dramatis, karena takut menghadapi kenyataan dan perjuangan hidup sehari-hari, kesulitan dan kerumitannya. Tuhan menegur tiga murid-Nya saat termangu melihat-Nya berubah rupa, “Bangunlah, jangan takut!”. Sekarang Dia mengulangi kata-kata itu kepada kita. Dia berjalan bersama kita. Oleh karena itu, marilah kita turun ke lembah, ke realitas hidup yang penuh dinamika ini. Semoga Prapaskah sebagai masa rahmat menguatkan dan mengantar kita mengalami keagungan ilahi-Nya.***NW

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal:Para korban pelecehan – Kita berdoa untuk mereka yang menjadi korban tindak pelecehan kekerasan oleh anggota-anggota Gereja, semoga mereka mendapatkan bantuan konkret dari dalam Gereja sendiri atas kesakitan dan penderitaannya.

Ujud Gereja Indonesia: Menggereja dengan perjumpaan – Kita berdoa, semoga warga gereja bangkit untuk hadir dan aktif secara fisik dalam ibadat-ibadat gerejani dan perayaan Ekaristi, sehingga hidup menggereja dapat dihayati sebagai perjumpaan, kehadiran, dan persaudaraan sosial yang nyata.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s