Renungan Harian Misioner
Kamis Pekan Prapaskah III, 16 Maret 2023
Yer. 7:23-28; Mzm. 95:1-2,6-7.8-9; Luk. 11:14-23
Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus ditampilkan sebagai penyembuh ilahi. Eksorsisme yang Yesus lakukan membawa kebebasan bagi banyak orang yang terganggu dan tertindas oleh pekerjaan roh jahat. Yesus sendiri menghadapi pencobaan iblis dan berperang melawan setan ketika Dia diuji di padang gurun tepat sebelum pelayanan publik-Nya (Luk. 4:1-13). Yesus mengalahkan si jahat melalui kepatuhan-Nya pada kehendak Bapa-Nya. Beberapa pemimpin Yahudi bereaksi keras terhadap penyembuhan dan eksorsisme Yesus. Mereka menentang Yesus dengan fitnah jahat bahwa Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan. Bagaimana Dia bisa mendapatkan kuasa dan wewenang untuk melepaskan seseorang dari kuasa setan? Mereka berasumsi bahwa Yesus pasti bersekutu dengan setan.
Yesus menjawab tuduhan mereka dengan dua argumen. Pertama, ada banyak pengusir setan di antara orang Yahudi pada zaman Yesus. Yesus membalas dengan mengatakan bahwa mereka juga memfitnah kerabat mereka sendiri yang mengusir setan. Jika mereka menentang Yesus, mereka juga menentang diri mereka sendiri. Kedua, Yesus menegaskan bahwa tidak ada kerajaan yang terpecah melawan dirinya sendiri yang dapat bertahan lama. Jika setan meminjamkan kekuatannya melawan kekuatannya sendiri maka dia tamat. Yesus menegaskan kuasa dan otoritas-Nya untuk mengusir setan sebagai demonstrasi yang jelas tentang pemerintahan Allah: “Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Luk. 11:20).
Apa makna peristiwa pengusiran setan ini bagi kita? Pernyataan Yesus “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan” (Luk. 11:23) menjelaskan bahwa tidak ada pihak yang netral. Kita mendukung Yesus atau menentang-Nya, mendukung Kerajaan Allah atau menentang-Nya. Ada dua kerajaan yang bertentangan satu sama lain, yaitu kerajaan Allah dan kerajaan kegelapan di bawah kekuasaan setan. Jika kita tidak menaati Firman Tuhan, kita membuka pintu kuasa dosa dan setan dalam hidup kita. Masa Prapaskah adalah masa istimewa bagi kita untuk berhenti sejenak sambil meninjau kembali perjalanan rohani kita saat ini. Sehubungan dengan Injil hari ini, mungkin tepat untuk memeriksa diri kita sendiri: Apakah kita telah menyingkirkan setan mana pun dari hidup kita? Apakah kita mengandalkan tangan Tuhan untuk menjaga kita?
Pernyataan Yesus tentang penjaga yang kuat dan bersenjata lengkap yang melindungi rumahnya merupakan analogi yang sangat baik untuk pergumulan rohani kita. Meskipun kita mungkin tidak mengalami pengaruh iblis pada tingkat yang membisukan secara fisik, kita sering terhambat dan ditindas oleh “roh bisu” yang sama. Kekuatan jahat sering kali memengaruhi kita sedemikian rupa sehingga kita takut menyatakan kebenaran Injil secara bebas, tulus dan segera kepada mereka yang paling membutuhkan pesan yang Tuhan inginkan dikomunikasikan kepada mereka. “Roh bisu” dapat menghalangi kita, membingungkan kita atau mengisi hidup kita dengan ketakutan tertentu ketika muncul kesempatan yang tepat untuk memberi kesaksian iman kita dengan orang lain. Musuh kita, iblis, bersekongkol dengan “dunia” (apa pun yang bertentangan dengan Allah dan kebenaran serta keadilan-Nya) dan “daging” kita (apa pun yang membuat kita menyerah pada keinginan yang menyakitkan dan perbuatan salah), untuk menjauhkan kita dari kedamaian, sukacita, dan keamanan yang Allah sediakan bagi mereka yang menaruh kepercayaan kepada-Nya. Dalam situasi yang demikian, kita mesti sadar dan yakin bahwa Yesus adalah penjaga bersenjata bagi jiwa kita. Dia yang melindungi kita dari kekuatan jahat. Kita diituntut untuk senantiasa ada bersama Dia dan bersatu dengan Dia. Kita harus melihat Yesus, bukan terutama sebagai “penyerang setan”, tetapi sebagai “penyelamat jiwa” kita karena Yesus mati dan bangkit bukan untuk menghancurkan iblis dengan kuasa-Nya, tetapi untuk menyelamatkan kita dengan darah-Nya.
(RP. Silvester Nusa, CSsR – Dosen Universitas Katolik Weetebula, NTT)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal:Para korban pelecehan – Kita berdoa untuk mereka yang menjadi korban tindak pelecehan kekerasan oleh anggota-anggota Gereja, semoga mereka mendapatkan bantuan konkret dari dalam Gereja sendiri atas kesakitan dan penderitaannya.
Ujud Gereja Indonesia: Menggereja dengan perjumpaan – Kita berdoa, semoga warga gereja bangkit untuk hadir dan aktif secara fisik dalam ibadat-ibadat gerejani dan perayaan Ekaristi, sehingga hidup menggereja dapat dihayati sebagai perjumpaan, kehadiran, dan persaudaraan sosial yang nyata.
Amin