Renungan Harian Misioner
Jumat Pekan Prapaskah III, 17 Maret 2023
P. S. Patrisius
Hos. 14:2-10; Mzm. 81:6c-8a,8b-9,10-11b,14,17; Mrk. 12:28b-34
Misi: Mengartikulasikan tata laku pertobatan sebagai wujud mengasihi Allah dan sesama.
Sesama sahabat misioner yang terkasih.
Kita sedang berlangkah menuju penghujung pekan ketiga Prapaskah. Sabda Tuhan hari ini mengetuk budi dan mencerahkan akal kita untuk melihat dan mengokohkan relasi yang tak terpisahkan antara pertobatan kita dengan aksi mengasihi Allah dan sesama.
Nabi Hosea dalam bacaan pertama menyerukan pertobatan bangsa Israel agar Allah menggeser jauh-jauh murka-Nya. Hosea memohon agar Allah tidak menjatuhkan amarah-Nya pada bangsa Israel, namun bangsa Israel harus memiliki aksi kontributif yakni meninggalkan dosa berhala mereka. Israel harus kembali mencintai Allah dan tidak berbalik pada allah lain.
Hosea juga memaklumkan secara lantang bahwa Allah akan kembali menunjukkan segala kebaikan-Nya pada Israel. Hosea mengangkat doa dan pujian kepada Allah dengan membentangkan segala tindakan kasih Allah kepada Israel umat kesayangan-Nya.
Pertobatan hendaknya menjadi wujud tindakan mengasihi Allah dan sesama. Penegasan Yesus ini ditampilkan Injil suci menurut Markus, yang kita dengar hari ini. Yesus membenarkan dan menetapkan bahwa perintah yang utama dan terutama adalah mengasihi Allah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi dan dengan seluruh kekuatan; perintah yang tidak kalah pentingnya adalah mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Sesama sahabat misioner terkasih.
Allah mengubah sikap dan kembali mengembuni kasih-Nya kepada Israel karena lsrael sadar akan tata laku berhala mereka lalu kembali pada Allah. Israel hendaknya membuka tangan untuk saling mengasihi sebagai tanda aksi tobat dan perjumpaan kasih dengan sesama mereka yang adalah buah ciptaan Allah.
Kita juga sedang berjalan bersama dalam ziarah pertobatan kita, yang merupakan syarat utama untuk kembali mengalami segala kasih Allah. Allah melihat pertobatan kita sebagai pertarungan iman untuk menggeser kekuatan dosa dari irama hidup kita. Ketika kita mampu menjauhkan diri dari iming-iming palsu dosa kita, maka Allah pun akan menyingkirkan murka-Nya dari kita.
Sesama sahabat misioner yang terkasih.
Yesus tidak mengundang kita untuk sekadar bertobat. Pertobatan harus bertumpu pada prinsip utama relasi kita dengan Allah dan sesama. Kita bertobat karena detak-detak iman yang tak tersangkalkan yakni Kasih Allah bagi kita. Maka pertobatan kita akan menjadi suatu sikap iman yang tidak mampu membuahkan perubahan jika kita kehilangan kasih kepada Allah dan tidak kita pentaskan secara elok bagi sesama.
Tuhan tidak menuntut kita untuk mencintai Dia sementara sesama kita mengalami penderitaan akibat keserakahan dan ketidakpedulian kita.
Pertobatan akan membawa kita pada suatu panggung perubahan hidup ketika seluruh perjuangan hidup kita mengarah pada kemuliaan Allah bukan kemegahan diri sesaat; dan setiap langkah kita dialunkan kepada meraka yang tersingkir, juga tangan kita terulur serta terentang untuk menjamah sesama yang sangat membutuhkan pertolongan kita.
Sesama sahabat misioner yang terkasih.
Kita hanya bisa mengasihi Allah jika mampu mengasihi sesama. Kita hanya bisa berjumpa dengan Allah jika kita sanggup membangun perjumpaan dalam kasih dengan sesama. Kita hanya bisa bertobat pada Allah jika kita mampu bertobat di hadapan sesama.
(RP. Hiasintus Ikun, CMF – Dirdios KKI Keuskupan Palangkaraya)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal:Para korban pelecehan – Kita berdoa untuk mereka yang menjadi korban tindak pelecehan kekerasan oleh anggota-anggota Gereja, semoga mereka mendapatkan bantuan konkret dari dalam Gereja sendiri atas kesakitan dan penderitaannya.
Ujud Gereja Indonesia: Menggereja dengan perjumpaan – Kita berdoa, semoga warga gereja bangkit untuk hadir dan aktif secara fisik dalam ibadat-ibadat gerejani dan perayaan Ekaristi, sehingga hidup menggereja dapat dihayati sebagai perjumpaan, kehadiran, dan persaudaraan sosial yang nyata.
Amin