Jadi Alat Yang Berguna di Tangan BAPA

Renungan Harian Misioner
Rabu Pekan Prapaskah IV, 22 Maret 2023
P. S. Zakarias

Yes. 49:8-15; Mzm. 145:8-9,13c-14,17-18; Yoh. 5:17-30

Saudara-saudari yang dikasiihi Tuhan, Yesus mengajarkan kepada kita, murid-murid-Nya bagaimana cara berdoa yang baik lewat doa Bapa kami. Dalam doa tersebut, Yesus menghantar kita untuk membuka doa dengan menyapa Tuhan sebagai Bapa. Dalam Injil Yohanes yang hari ini kita baca, membawa saya pada permenungan yang semakin jelas mengapa Yesus dalam kesempatan yang berbeda menuntun kita untuk membuka doa dengan menyapa Tuhan sebagai Bapa.

Yesus tidak hanya semakin menegaskan siapa Allah yang adalah Bapa-Nya dalam cara yang unik tetapi juga bagaimana Yesus selalu memelihara kesatuan, hubungan dan kekuasaan bersama-sama dengan Allah. Apa pesannya bagi kita? Jika kita diminta oleh Yesus untuk menyapa Allah dengan sebutan Bapa maka secara tidak langsung agar kita pun sama seperti diri-Nya, melihat dari perspektif cara Bapa bekerja supaya dengan demikian kita yang diangkat sebagai anak-anak-Nya ikut bekerja sampai sekarang membangun dunia ini semakin lebih baik. Hari ini, Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yoh. 5:17).

Setiap hari di dalam Ekaristi, ataupun dalam setiap doa yang kita daraskan, kita kerap kali menyapa Tuhan sebagai Bapa. Sebagai anak-anak yang dikasihi-Nya, kita diarahkan bekerja seperti Bapa dan melihat dengan cara Bapa melihat dunia ini dengan penuh kasih. Dengan sering menyapa Allah dengan sebutan Bapa, seharusnya hal ini mengubah kita untuk semakin baik dalam setiap tindakan dan pekerjaan kita. Kita seharusnya bekerja seperti yang Bapa kerjakan. IA tidak pernah berhenti dari pekerjaan-Nya untuk menciptakan manusia baru, memberi kehidupan untuk mahkluk hidup, setiap saat IA mendengarkan permohonan manusia dan menyembuhkan fisik yang sakit dan hati yang terluka. Tetapi bagaimana kita manusia yang lemah ini bisa sama dengan Bapa dan bekerja seturut dengan yang dikerjakan-Nya?

Memang kita tidak dapat menyamai apa yang dikerjakan oleh Bapa, tetapi sesungguhnya, IA sedang dan terus bekerja di dalam diri kita. Kita ini adalah alat di tangan-Nya yang terus ingin dipakai-Nya sebagai alat yang berguna untuk membangun dunia yang semakin baik. Jika kita menyadari bahwa Allah yang adalah Bapa kita yang tidak berhenti bekerja di dalam diri kita, maka kita pun akan berusaha untuk menjadi penyalur rahmat dan kasih-Nya kepada setiap orang yang kita jumpai. Seperti Yesus yang senantiasa percaya bahwa Bapa mengasihi-Nya, kita pun semakin percaya, Bapa sesungguhnya juga mengasihi kita dan akan menunjukkan segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada kita segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri (Yoh. 5:20).

Saudara-saudariku yang terkasih. Semoga dengan terus menyapa Allah dengan sebutan Bapa, kita diubah untuk berlaku seperti anak yang selalu taat kepada Bapa dan turut serta dalam setiap pekerjaan Bapa hingga akhirnya kita dimampukan untuk menjadi alat-alat yang berguna di tangan-Nya.

(RD. Hendrik Palimbo – Dosen STIKPAR Toraja, Keuskupan Agung Makassar)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal:Para korban pelecehan – Kita berdoa untuk mereka yang menjadi korban tindak pelecehan kekerasan oleh anggota-anggota Gereja, semoga mereka mendapatkan bantuan konkret dari dalam Gereja sendiri atas kesakitan dan penderitaannya.

Ujud Gereja Indonesia: Menggereja dengan perjumpaan – Kita berdoa, semoga warga gereja bangkit untuk hadir dan aktif secara fisik dalam ibadat-ibadat gerejani dan perayaan Ekaristi, sehingga hidup menggereja dapat dihayati sebagai perjumpaan, kehadiran, dan persaudaraan sosial yang nyata.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s