Renungan Harian Misioner
Senin Pekan Prapaskah V, 27 Maret 2023
P. S. Rupertus
Dan. 13:1-9,15-17,19-30,33-62 (panjang) atau Dan. 13:41c-62 (singkat); Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Yoh. 8:1-11
Para Pembaca RenHar KKI yang terkasih: Shalom!
Firman Tuhan yang menjadi Pedoman Hidup kita pada Hari Senin Pekan V Prapaskah ini, menghadirkan Allah sebagai yang Maha adil dan Pengampun. Hal itu muncul baik dalam Bacaan Pertama, dari Nubuat Daniel 13:1-9. 15-17. 19-30. 33. 62 maupun dalam Injil Yohanes 8:1-8. Sementara Mazmur Tanggapan menghadirkan keyakinan dan optimisme orang-orang beriman, bahwa di manapun mereka berada, oleh karena mereka percaya sepenuhnya kepada Allah, maka Allah akan menyertai mereka (Mazmur 23:1-3a. 3b-4. 5. 6).
Daniel yang dipenuhi dengan kuasa Roh Allah
Keadilan dan pengampunan Allah muncul dalam diri seorang pemuda bernama Daniel, yang menyaksikan kejahatan dituduhkan kepada Susana, seorang perempuan yang suci dan hidup benar di hadapan Allah, oleh dua orang tetua yang mau berbuat jahat terhadapnya. Karena “kalah dalam jumlah suara” maka Susana terancam hukuman mati secara tidak adil. Namun Allah memberikan keadilan kepada Susana melalui Daniel, yang dipimpin oleh Roh Allah mampu membongkar kejahatan kedua orang tua-tua itu, dan membebaskan Susana dari tuduhan palsu terhadapnya, dan menghukum kedua tetua yang adalah penjahat yang sesungguhnya itu dengan hukuman mati. Pada Susana terpenuhi doa dan optimisme Pemazmur, bahwa sekalipun berhadapan dengan seteru yang curang, namun kuasa Allah lebih besar dan memberikan keadilan kepada orang yang takwa kepada-Nya!
Dari ‘menghakimi orang’ kepada ‘menghakimi diri sendiri.’
Kasus yang serupa terjadi juga pada zaman Yesus. Kepada-Nya di hadapkan seorang perempuan, “yang menurut versi pelapor” bahwa perempuan itu kedapatan berbuat zinah. Namun hanya berbeda dengan kasus Susana, di mana penjahatnya dihadirkan, dalam kasus perempuan yang satu ini, tidak dihadirkan si lelaki pelaku tindak kejahatan zinah tersebut. Kasus ini memang sengaja diangkat untuk menjebak Yesus.
Namun, Yesus membalikkan orang-orang yang dengan penuh nafsu untuk menghakimi dan mengakhiri hidup orang lain dengan tantangan ini, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini” (Yohanes 8:7).
Tantangan Yesus ini sontak membuat orang-orang yang semula penuh nafsu untuk menghakimi dan menghukum orang itu, kemudian menemukan diri “bahwa mereka pun adalah orang-orang yang berdosa,” dan karena itu “tidak layak untuk menjadi hakim terhadap orang lain.” Yohanes merekam reaksi orang-orang itu ketika menanggapi tantangan Yesus, “Tetapi setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua” (Yohanes 8:9a).
Pengampunan = kesempatan hidup yang kedua
Akhirnya tinggal perempuan itu dan Yesus seorang diri. Tetapi Yesus juga tidak menghakimi perempuan itu. Ia mengampuni si perempuan ini, dan memberikan kepadanya kesempatan kedua, “Akupun tidak menghukum engkau, pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang” (Yohanes 8:11b).
Sebagaimana Susana lolos dari jerat maut dan mendapatkan kembali hidupnya, yang terancam maut (hukuman mati), demikian perempuan yang dihadirkan sebagai pendosa kepada Yesus itu, juga mendapatkan kembali hidupnya. Namun berbeda dengan Susana yang tidak memerlukan pengampunan, perempuan ini mendapatkan pengampunan dari Yesus, dan sekaligus kesempatan untuk melanjutkan hidupnya, dengan syarat bahwa dia harus STOP untuk tidak berbuat dosa lagi!
Demikian, melalui sosok Daniel dalam Bacaan Pertama dan sosok Yesus dalam Bacaan Injil, kita mengetahui bahwa Tuhan Allah kita adalah Allah yang Pengampun tetapi juga adil. Yang layak mendapatkan hukuman memang dihukum, tetapi yang layak mendapatkan pengampunan, ya diberi pengampunan!
Tuhan Yesus, jauhkan kami dari sikap menghakim orang lain. Selama sisa Masa Prapaskah ini hingga masuk Pekan Suci, bantu kami untuk lebih konsentrasi untuk melihat dan mengoreksi diri kami sendiri, dari pada sibuk menghakim dan menghukum orang lain! Melalui orang-orang yang ‘batal mengeksekusi perempuan pendosa itu dengan hukum rajam, kami pun menemukan diri sebagai orang yang membutuhkan pengampunan dari pada-Mu. Maka, ampunilah kami, orang berdosa ini! Terima kasih, Tuhan Yesus! (PMG).
(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal:Para korban pelecehan – Kita berdoa untuk mereka yang menjadi korban tindak pelecehan kekerasan oleh anggota-anggota Gereja, semoga mereka mendapatkan bantuan konkret dari dalam Gereja sendiri atas kesakitan dan penderitaannya.
Ujud Gereja Indonesia: Menggereja dengan perjumpaan – Kita berdoa, semoga warga gereja bangkit untuk hadir dan aktif secara fisik dalam ibadat-ibadat gerejani dan perayaan Ekaristi, sehingga hidup menggereja dapat dihayati sebagai perjumpaan, kehadiran, dan persaudaraan sosial yang nyata.
Amin