Renungan Harian Misioner
Kamis Pekan Prapaskah V, 30 Maret 2023
P. S. Yohanes Klimakus
Kej. 17:3-9; Mzm. 105:4-5,6-7,8-9; Yoh. 8:51-59
Dalam dialog dengan orang-orang Yahudi, Yesus memberitahu mereka bahwa jika mereka benar-benar menuruti firman-Nya, mereka tidak akan pernah mengalami maut sampai selama-lamanya (Yoh. 8:51). Orang-orang Yahudi menganggap Yesus kerasukan setan karena semua orang di bumi mengerti bahwa pada suatu saat secara alamiah mereka akan mati. Semua nabi, meskipun hebat, mereka sudah mati. Mengapa Yesus menganggap diri-Nya berbeda? Apakah Yesus percaya bahwa Dia lebih besar dari para nabi? Mereka menganggap Yesus sudah gila. Yesus tidak menanggapi penilaian orang-orang Yahudi yang menganggap diri-Nya kerasukan setan dan gila serta tidak menanggapi kritik mereka terhadap diri-Nya. Sebaliknya, Yesus berbicara tentang Bapa-Nya. Yesus memberitahu mereka bahwa Bapa-Nyalah yang akan memuliakan Dia. Yesus menegaskan bahwa Dia memiliki hubungan yang mendalam dengan Allah: “Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya” (Yoh. 8:55). Yesus juga mengatakan bahwa meskipun orang Yahudi mengira mereka mengenal Tuhan, sebenarnya mereka tidak mengenal Tuhan (Yoh. 8:54-55). Dia memberitahu orang-orang Yahudi bahwa bapa mereka, Abraham, bersukacita melihat hari-Nya. Orang-orang Yahudi protes dengan mengatakan kepada Yesus bahwa Dia belum genap berusia 50 tahun, bagaimana mungkin Dia bisa melihat Abraham? Yesus menanggapi mereka hanya dengan mengatakan: “Sebelum Abraham ada, Aku ada” (Yoh. 8:58).
Isi dialog antara Yesus dengan orang-orang Yahudi memunculkan pertanyaan yang penting untuk kita direnungkan: Apakah kita haus untuk mengenal Tuhan secara pribadi, mengenal kekuatan serta kedalaman kasih-Nya bagi kita? Apakah hati kita tertutup bagi Yesus seperti orang-orang Yahudi? Tuhan menciptakan kita untuk mengenal-Nya dan Dia memberi kita karunia iman dan pengertian untuk bertumbuh dalam pengetahuan tentang Dia. Yesus menantang orang-orang Yahudi untuk menerima firman-Nya sebagai wahyu Allah. Klaim-Nya menantang dasar kepercayaan dan pemahaman mereka tentang Tuhan. Yesus mengungkapkan serangkaian klaim yang merupakan dasar dari kehidupan dan misi-Nya. Pertama, Yesus mengklaim pengetahuan yang unik tentang Allah. Yesus menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk mengetahui sepenuhnya pikiran dan hati Allah adalah melalui diri-Nya sendiri. Alasannya karena Yesus berpikir, hidup dan bertindak dalam pengetahuan akan firman Bapa-Nya: “Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya” (Yoh. 8:55). Ketika kita melihat hidup Yesus berarti kita melihat bagaimana Tuhan ingin kita hidup. Di dalam Yesus kita melihat apa yang Tuhan ingin kita ketahui dan apa yang Dia inginkan dari kita.
Kedua, Yesus mengklaim bahwa sebelum Abraham ada, Dia ada: “…sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku ada” (Yoh. 8:58). Ketika Tuhan menjalin hubungan dengan Abraham, Dia menawarkan kepadanya “perjanjian abadi” yang tidak dapat dipatahkan: “Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu” (Kej. 17:7). Yesus datang untuk menggenapi perjanjian itu agar kita dapat mengenal Allah yang hidup dan dipersatukan dengan Dia sekarang dan selama-lamanya. Yesus mengaku tidak lekang oleh waktu dan hanya ada satu di alam semesta yang tidak lekang oleh waktu, yaitu Tuhan. Yesus Kristus adalah sama kemarin dan hari ini dan selama-lamanya (Ibrani 13:8). Yesus bukan hanya seorang manusia yang datang, hidup, mati, dan kemudian bangkit kembali. Dia adalah Pribadi Abadi, yang selalu ada dan akan selalu ada. Di dalam Yesus kita melihat Allah yang kekal dalam rupa daging. Kematian dan kebangkitan-Nya memungkinkan kita untuk mendapat bagian dalam kehidupan kekal-Nya. Marilah kita membuka hati kita terhadap Yesus, Sang Pribadi Abadi, dengan menuruti firman-Nya supaya kita mengenal Dia secara pribadi, mengalami kekuatan dan kedalaman kasih-Nya selama kita hidup di dunia ini dan kelak kita hidup bersama Dia dalam keabadian-Nya.
(RP. Silvester Nusa, CSsR – Dosen Universitas Katolik Weetebula, NTT)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal:Para korban pelecehan – Kita berdoa untuk mereka yang menjadi korban tindak pelecehan kekerasan oleh anggota-anggota Gereja, semoga mereka mendapatkan bantuan konkret dari dalam Gereja sendiri atas kesakitan dan penderitaannya.
Ujud Gereja Indonesia: Menggereja dengan perjumpaan – Kita berdoa, semoga warga gereja bangkit untuk hadir dan aktif secara fisik dalam ibadat-ibadat gerejani dan perayaan Ekaristi, sehingga hidup menggereja dapat dihayati sebagai perjumpaan, kehadiran, dan persaudaraan sosial yang nyata.
Amin