Renungan Harian Misioner
Senin Pekan Suci, 03 April 2023
P. S. Richard dr Chichester
Yes. 42:1-7; Mzm. 27:1,2,3,13-14; Yoh. 12:1-11
Pembaca RenHar KKI yang terhormat: Salam dari Pangkalpinang! Sejak selesainya Sinode II Keuskupan tahun 2011, Umat Allah Keuskupan Pangkalpinang, mulai membangun diri di atas tiga pilar, yakni (a) Berpusat pada Kristus, (b) Membangun Komunio atau Persekutuan, dan (c) Melaksanakan Misi. Dan dalam upaya untuk membangun diri tersebut di atas, memasuki Pekan Suci Tahun Liturgi A/I Tahun 2023 ini, Pimpinan Keuskupan memberikan penegasan bahwa tema Paskah Tahun 2023 untuk Keuskupan Pangkalpinang adalah, “KRISTUS YANG BANGKIT BERJALAN BERSAMA KITA DALAM MEMBANGUN KOMUNIO DAN MELAKSANAKAN MISI.” Ungkapan “Berjalan Bersama” di dalam tema ini, mengalir dari salah satu sub-tema Sinode Para Uskup Sedunia, yang sudah dipersiapkan sejak tahun 2022 hingga 2023 dan akan digelar pada tahun 2024.
Putra Allah yang Imanuel – Allah yang menjadi Teman seperjalanan kita!
Tentang pribadi Yesus sebagai “teman seperjalanan” untuk kita, memang sudah merupakan rencana Allah sejak semula, ketika manusia pertama berpaling dari pada-Nya dengan mengikuti rayuan si ular tua. Dan sejak itu, langkah yang diambil oleh Allah adalah menyediakan “Teman seperjalanan” bagi manusia, untuk memimpin mereka agar dapat bertobat dan kembali kepada Allah (bdk. Kejadian 3:15). Teman seperjalanan bagi manusia ini kemudian hadir ke dalam dunia melalui kesediaan Santa Perawan Maria (Lukas 1:38), dengan menggunakan nama “Yesus” dengan gelar khusus, sesuai tugas-perutusan-Nya, yakni, “Imanuel” yang berarti “Allah beserta kita” (Lukas 1:31; Matius 1:23). Dengan demikian, menjadi jelas, bahwa Yesus Kristus, Putra Allah yang Imanuel itu, Dialah yang sejak semua dipersiapkan oleh Allah untuk menjadi Teman seperjalanan kita, atau untuk berjalan bersama kita!
Berjalan Bersama Yesus untuk maksud keselamatan!
Dalam Bacaan Pertama kita hari ini, Putra Allah yang Imanuel itu dihadirkan untuk berjalan Bersama kita dengan maksud atau tujuan, yakni untuk: “menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa” (Yesaya 42:1b), atau “untuk maksud keselamatan, yakni: untuk menjadi perjanjian bagi manusia, untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa, untuk membukakan mata orang buta, untuk membebaskan orang-orang dari hukuman dan penjara” (Yesaya 42:6-7).
Kebanggaan, kekuatan & kesaksian hidup seseorang yang berjalan bersama Yesus!
Refrein alam Mazmur Tanggapan kita, mengangkat pujian dengan nuansa kebanggaan berikut kesaksian hidup sekaligus keberanian seorang beriman, yang dapat kita ketahui dari kata-kata ini, “Tuhan adalah terang dan keselamatanku kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?” (Mazmur 27:1).
Kebangkitan Lazarus & Ucapan Syukur Maria
Bacaan Injil menghadirkan kepada kita orang-orang yang berjalan bersama Yesus, yakni sebuah keluarga di Betania, yang beranggotakan Lazarus dengan kedua saudarinya, yakni Marta dan Maria. Buah-buah dari cara hidup mereka yang ‘berjalan Bersama Yesus, Putra Allah yang Imanuel’ itu, antara lain, Lazarus dibangkitkan dari kematian (Yohanes 12: 1), dan Maria dipuji sebagai yang mengambil bagian terbaik yang tidak akan dapat diambil dari padanya, yakni duduk di kaki Tuhan dan mendengarkan Firman-Nya (Lukas 10:41-42).
Dalam teks kita, Maria yang meminyaki kaki Tuhan, di mata orang-orang seperti Yudas nampaknya seperti pemborosan, namun Maria melakukannya karena kasihnya kepada Yesus. Pengurapan itu merupakan ungkapan kerendahan hati seorang Maria dan rasa hormatnya kepada Yesus. Dan lagi, kasih yang murni dari Maria terhadap Yesus menunjukkan bahwa Maria mempunyai sikap “tidak ingat diri”, dia tidak peduli apa kata orang tentang tindakannya, tetapi baginya tindakan meminyaki kaki Tuhan itulah yang mengalir dari kedalaman kasihnya. Dan Tuhan kita Yesus Kristus mengetahui hal itu, sehingga Dia memberikan diri-Nya untuk menyambut kasih Maria tersebut!
Demikianlah orang-orang yang senantiasa ada dalam relasi yang baik dengan Tuhan Yesus, entah di waktu sehat ataupun sakit, orang-orang dengan karakter seperti Lazarus serta kedua saudarinya Maria dan Marta,- orang-orang demikianlah yang mengalami bahwa berjalan bersama Yesus bukanlah sesuatu yang sia-sia, tetapi bahwa ada berkat yang Tuhan sediakan di balik semua itu!
Saudara, memasuki Pekan Suci ini, kita melihat bagaimana Tuhan kita Yesus Kristus secara heroik menghayati pilihan dan perutusan hidup-Nya sebagai Imanuel, yang harus berjalan bersama manusia, yakni saudara dan saya, sampai sehabis-habisnya, agar supaya kita dapat beroleh hidup di dalam dan bersama Dia. Adakah kita juga memberikan diri dan waktu kita untuk menyambut-Nya ketika Dia telah hadir untuk berjalan bersama kita: dalam ibadah dan di dalam sakramen-sakramen Gereja, yang secara istimewa kita kenangkan pendiriannya dalam ibadah Pekan Suci ini? Ada Sakramen Imamat dan Ekaristi, ada Sakramen Baptis…yang semuanya dimaksudkan untuk melestarikan Yesus, agar Dia terus-menerus berjalan dapat -secara sakramental- bersama kita menuju kepada kebangkitan dan hidup kekal di dalam Dia. Mari kita sambut Dia yang menghadirkan diri dan menyambut kita untuk berjalan bersama-Nya melalu sakramen-sakramen, tanda kehadiran-Nya itu. Amin!
(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Budaya perdamaian dan tindak non-kekerasan – Kita berdoa, semoga makin subur dan berkembanglah kedamaian dan budaya non kekerasan, yang dibarengi dengan upaya mengurangi penggunaan senjata baik oleh negara-negara maupun warganya.
Ujud Gereja Indonesia: Kepercayaan diri kaum muda – Kita berdoa, semoga kaum muda sadar, bahwa keasyikannya dengan dunia digital dan fasilitas online bisa membuat mereka terisolasi dalam dunianya sendiri; semoga mereka dianugerahi keberanian untuk menemukan kembali rasa percaya diri dan kemauan untuk memperluas relasi dan pergaulannya juga di dunia offline.
Amin