Kesetiaan di Tengah Pengkhianatan

Renungan Harian Misioner
Selasa Pekan Suci, 04 April 2023
P. S. Isidorus dr Sevilla

Yes. 49:1-6; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6b,15,17; Yoh. 13:21-33,36-38

Misi: Menderek militansi iman di tengah pertarungan antara kesetiaan dan pengkhianatan,  kerendahan hati dan kesombongan,  kepalsuan dan kesejatian, serta pengorbanan dan keegoan.

Sesama sahabat misioner yang terkasih. Kisah hamba Yahweh yang setia membawa terang dan mengantar orang lain pada keselamatan ternarasikan oleh Nabi Yesaya. Seruan formasi dan edukasi iman yang diberikan Yesaya mengajak bangsa Israel untuk memiliki harapan serta keyakinan kokoh bahwa Yahweh mempersiapkan suatu perubahan dan perbaikan bagi Israel orang pilihan-Nya.

Yesaya sendiri menemukan bahwa Yahweh menjadikan dirinya sebagai seorang hamba yang setia, yang akan memperoleh kekuatan Allah dan mengalami keagungan Tuhan; dan Yahweh akan mengangkat seorang hamba untuk menjadi pembawa terang dan keselamatan bagi bangsa-bangsa. Namun hamba Yahweh itu harus mampu bertahan dalam berbagai kesulitan termasuk siap menghadapi pengkhianatan dan penganiayaan. Kisah hamba yang setia dan menderita itu terlanjutkan pada diri Yesus yang terkitabkan dalam Injil Yohanes. Yohanes berkisah tentang Yesus yang dikhianati oleh Yudas Iskariot dan disusul dengan penyangkalan Petrus sebanyak tiga kali atas diri Yesus Sang Guru.

Kedua rangkaian pesan Sabda Tuhan hari ini menjadi sebuah gugatan iman yang tertuju pada kita.  Panggilan menjadi pengikut Kristus terkhusus dalam Pekan Suci ini mengajak kita untuk menyelami kedalaman pengalaman iman kita bahwa kita dipanggil untuk menjadi Ebed Yahweh, hamba Tuhan yang mengakui kehadiran Tuhan dalam seluruh peziarahan iman kita. Kita harus jujur mengakui bahwa kita mengalami keagungan dan kemuliaan Tuhan. Lebih dari itu Tuhan telah mengutus kita untuk membawa terang, perubahan, perbaikan serta keselamatan bagi sesama di sekitar kita. 

Sesama sahabat misioner yang terkasih. Menjadi pembawa terang dan keselamatan merupakan tanggung jawab iman yang sangat membutuhkan kesiapan untuk bergerak di tengah pertarungan antara kesetiaan dan pengkhianatan,  kesejatian dan kepalsuan, pengorbanan dan keegoan. Yesus menegaskan bahwa DIA adalah HAMBA ALLAH yang setia, yang membawa terang dan keselamatan bagi dunia. Namun kesetiaan-Nya harus berhadapan dengan pengkhianatan dan penderitaan yang berujung pada kematian. Yesus pun mengingatkan kita bahwa kita akan sepaket dengan Yudas si pengkhianat dan Petrus si penyangkal itu.

Masa Pekan Suci merupakan rentang waktu yang singkat untuk bertanya pada diri sendiri, apakah kita berada dalam paket Yudas dan Petrus atau seklaster dengan murid yang hanya bertugas untuk bertanya siapa yang mengkhianati Yesus. Kita sedang berada dalam kurun waktu pemulihan iman sambil mengadakan suatu ujian kelayakan serta seleksi kompetensi iman untuk mengetahui di mana posisi kita sebenarnya dan pada titik mana tingkat kualitas iman.

Sesama sahabat misioner yang terkasih. Yesus telah tampil sebagai Hamba Tuhan yang setia tanpa mundur selangkah pun untuk menghadapi berbagai pengkhianatan dan penyangkalan  atas Diri-Nya. Maka tindakan iman yang sejati adalah menderek militansi iman kita untuk berani setia pada Kristus yang telah mengikutsertakan kita sebagai sahabat dan partner kerja dalam membawa terang, perubahan, perbaikan dan keselamatan. Sikap iman untuk menegaskan kesetiaan kita pada Yesus tidak terletak pada bukti verbal yang kita sampaikan melainkan kesiapan kita untuk berada sangat dekat dan intim dengan Yesus serta bersandar pada-Nya.

Mari kita hadir di depan Yesus sebagai pribadi yang sejati sembari menyingkirkan kepalsuan diri kita, serta mengakui keterbatasan kita, sehingga kita tidak memberi jaminan kesetiaan  di luar bantuan rahmat Tuhan. Amin.

(RP. Hiasintus Ikun, CMF – Dirdios KKI Keuskupan Palangkaraya)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Budaya perdamaian dan tindak non-kekerasan – Kita berdoa, semoga makin subur dan berkembanglah kedamaian dan budaya non kekerasan, yang dibarengi dengan upaya mengurangi penggunaan senjata baik oleh negara-negara maupun warganya.

Ujud Gereja Indonesia: Kepercayaan diri kaum muda – Kita berdoa, semoga kaum muda sadar, bahwa keasyikannya dengan dunia digital dan fasilitas online bisa membuat mereka terisolasi dalam dunianya sendiri; semoga mereka dianugerahi keberanian untuk menemukan kembali rasa percaya diri dan kemauan untuk memperluas relasi dan pergaulannya juga di dunia offline.

 Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s