Masuk ke Hadirat ALLAH dengan Intensi yang Tepat

Renungan Harian Misioner
Senin Pekan Paskah III, 24 April 2023
P. S. Fidelis dr Sigmaringen

Kis. 6:8-15; Mzm. 119:23-24,26-27,29-30; Yoh. 6:22-29

Para Pembaca RenHar KKI yang terkasih: Selamat Paskah & Shalom!

Masuk ke dalam hadirat Allah dengan intensi yang tepat merupakan salah satu pesan Firman Tuhan hari ini. Pesan ini dapat kita tarik dari pesan Yesus kepada orang-orang yang mencari Dia, setelah peristiwa perbanyakan roti yang Dia lakukan (Yohanes 6:22-29). Sementara efek atau ‘baroqah’ yang mengalir dari perjumpaan dengan Allah karena ‘intensi yang tepat’ tersebut adalah ‘kebahagiaan,’ yang terjadi oleh karena Pemazmur mengambil keputusan untuk sepenuhnya hidup menurut Jalan Tuhan dan mengikuti ketetapan dan hukum-hukum-Nya (Mazmur 119:23-24.26-27.29-30). “Baroqah” atau berkat yang lain, yang lebih spiritual sifatnya, dihadirkan kepada saudara dan saya melalui pengalaman kemartiran Santo Stefanus dalam Bacaan Pertama kita hari ini (Kis. 6:8-15).

Masuk ke dalam hadirat Allah dengan ‘intensi yang bersifat duniawi’

Intensi yang dibawa orang-orang ketika mereka masuk ke dalam hadirat Tuhan, yang dalam Bacaan Injil kita hari ini, adalah “mencari Yesus,” bahkan dikritik oleh Tuhan kita sendiri. Inilah yang Dia katakan kepada orang-orang yang datang untuk menemui-Nya, Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang (Yohanes 6:26). Inilah yang kita lihat sebagai intensi yang lebih bersifat duniawi!

Mengapa intensi ini dikritik oleh Tuhan kita Yesus Kristus? Karena urusan duniawi sesungguhnya telah dipercayakan Allah kepada manusia sejak semula. Mari kita ingat Firman ini, setelah dunia diciptakan, Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka, ‘Beranak-cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi” (Kejadian 1:27-28). Bahkan ketika manusia pertama jatuh ke dalam dosa pun, intensi untuk mengatur dunia ini tidak diambil dari mereka. “…dengan bersusah-payah, engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu; …dengan berpeluh, engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil sebab engkau debu dan engkau akan Kembali menjadi debu” (Kejadian 3:17-18). Dengan demikian, urusan untuk mencari ‘makanan yag dapat binasa, yang akan kembali menjadi debu,’ sesungguhnya sudah diatur oleh Tuhan, tinggal manusia menjalaninya. Terus untuk apa lagi manusia harus masuk ke dalam hadirat Tuhan, atau yang dalam ungkapan Injil hari ini ‘mencari Yesus?’

Masuk ke dalam hadirat Allah dengan ‘intensi yang bersifat spiritual’

Oleh karena ‘urusan roti dan makan minum yang bersifat duniawi sudah diatur sejak semula,’ maka ketika manusia masuk ke dalam hadirat Tuhan, mereka harus datang dengan intensi yang lebih terkait dengan kehidupan rohani. Dan itulah yang ditegaskan Tuhan kita Yesus Kristus, kepada orang-orang yang datang mencari-Nya, “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan materai-Nya” (Yohanes 6:27).

Makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal: seperti apa wujudnya?

Tuhan kita Yesus Kristus telah meminta saudara dan saya untuk bekerja mendapatkan makanan yang membawa kita kepada hidup yang kekal. Mari kita kenali apa saja “makanan yang Dia maksudkan? melalui Firman-Nya hari ini.”

Ada sejumlah petunjuk yang Tuhan sediakan bagi kita untuk mengetahui tentang makanan rohani ini. Pertama, wujud makanan itu muncul dalam bentuk ‘peringatan-peringatan & titah-titah serta kehendak Tuhan berikut berbagai perbuatan-Nya yang ajaib, dan hukum-hukum Tuhan, yang harus menjadi kegemaran bagi kita’ (Mazmur 119:23-24.26-27.29-30.).

Ketika semua “makanan rohani” yang ditegaskan oleh Pemazmur ini, dikonsumsi dengan baik, maka akan muncul pribadi-pribadi dengan karakter seperti Santo Stefanus dalam Bacaan Pertama. Pengalaman hidup orang kudus dan martir Tuhan ini, menunjukkan kepada kita, bahwa semua makanan rohani yang ditegaskan oleh Pemazmur ini, ketika kita terima dan kita konsumsi dengan baik, maka vitaminnya akan membawa kita kepada persekutuan dengan Allah, seperti yang terjadi dalam hidup Stefanus. Dia konsisten dalam mewartakan Yesus Kristus dan Injil-Nya, dan dengan demikian Tuhan kita Yesus Kristus juga konsisten untuk menyertai Stefanus dan melengkapi dia dengan ‘karunia dan kuasa untuk mengadakan mukjizat,’ dan bahkan Roh Allah diberikan untuk mendampingi Stefanus dalam kesaksian imannya, dan semua orang melihatnya seperti seorang malaikat (Kis. 6:8.9c.15).

Demikian, dengan mengkonsumi makanan rohani yang disediakan Tuhan kita Yesus Kristus, kita juga – seperti halnya Santo Stefanus,- akan menjadi makhluk rohani layaknya para malaikat Allah di dalam surga. Karena itu, carilah makanan yang bertahan sampai hidup yang kekal ini. Amin. (RMG)

(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Budaya perdamaian dan tindak non-kekerasan – Kita berdoa, semoga makin subur dan berkembanglah kedamaian dan budaya non kekerasan, yang dibarengi dengan upaya mengurangi penggunaan senjata baik oleh negara-negara maupun warganya.

Ujud Gereja Indonesia: Kepercayaan diri kaum muda – Kita berdoa, semoga kaum muda sadar, bahwa keasyikannya dengan dunia digital dan fasilitas online bisa membuat mereka terisolasi dalam dunianya sendiri; semoga mereka dianugerahi keberanian untuk menemukan kembali rasa percaya diri dan kemauan untuk memperluas relasi dan pergaulannya juga di dunia offline.

 Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s