Warta TUHAN

Renungan Harian Misioner
Selasa, 25 April 2023
P. S. Markus

1Ptr 5:5b-14; Mzm 89:2-3.6-7.16-17; Mrk 16:15-20. 0 AllTuh

Bila kita membaca banyak ‘sharing’ dalam Whatsapp, SMS, Video, khotbah dan karangan berupa artikel atau buku dan televisi atau film, tidak terbilang jumlah orang, pria maupun wanita, yang mewartakan Kabar bagi orang, yang semakin lama semakin luas. Kabar itu sering mengenai dirinya sendiri, bacaan dari sesama, diperiksa maupun tidak. Hal itulah yang kita temukan juga dalam Kisah para Rasul, Surat Paulus, dan Injil. Tidak mudah menemukan ‘kebenaran kabar itu’. Dalam hal Injil Markus, Injil yang ‘pendek’, kabarnya dimaksudkan sebagai WARTA TUHAN. Para peneliti sudah membandingkan teks-teks yang sejauh ini ditemukan dan pada dasarnya menemukan keaslian naskahnya. Pertanyaan yang sering juga muncul adalah: siapakah penulis utamanya. MARKUS dinilai sebagai bagian dari sekian banyak orang, yang dekat masa hidupnya dengan Yesus. Yohanes dan Matius amat dekat, sehingga masuk dalam Keduabelasan. 70 murid pertama sering dinilai sebagai sumber berharga. Muridnya para rasul pertama juga masih dipandang ‘dekat’, seperti Markus. Kesesuaian kisah dan ajaran menegaskan, betapa pelbagai ajaran yang dipaparkan amat mendekati kenyataan: diakui sebagai WARTA TUHAN.

1 Ptr. 5:5b-14 dipandang sebagai sumber berharga bagi kepercayaan terhadap nilai Markus. Amat berharga adalah ‘nilai pribadi’ dari para penulisnya dan harga tulisannya. Untuk itu langkah hidup Markus dan murid-murid lain, sebagai murid Kristus meningkatkan kepercayaan kepada mereka yang dipandang mengambil bagian dalam ungkapan-ungkapan Perjanjian Baru.

Mrk. 16:15-20 melukiskan dengan bagus, pesan Tuhan untuk mencermati pewartaan serta hidup para murid Kristus yang pantas. Bersamaan dengan Matius 25:31-46, kita menemukan sejumlah “tanda dan sarana untuk menilai sumbangsih para Pewarta Kabar Gembira”. Kalau diperhatikan dengan seksama, maka biasanya warna dasar dari kredibilitas murid Kristus adalah “caranya bersikap kepada Tuhan Yesus, bentuk ungkapannya, pelbagai tindak langkahnya sendirian maupun demi kebaikan sesama, juga caranya hidup sesuai dengan Perintah Allah sampai titik darah terakhir. Dalam hal ini pentinglah mencermati, betapa banyak murid pertama Yesus mau mengorbankan hidupnya bagi iman kepada Yesus. Sementara itu, untuk publik yang luas, pelbagai kebaikan sikap dan perbuatannya,- ya kebijaksanaannya, ya mukjizatnya demi kesejahteraan sesama -, merupakan tanda Paguyuban Umat Beriman. Tanda-tanda itu semua kelihatan bahkan sampai ke masa modern. Apabila ada seseorang, yang dimintakan pengakuan sebagai murid Kristus yang pantas diistimewakan dalam penghormatan, biasanya diperiksa, mukjizat murni yang dilakukan atau yang berkaitan dengan dirinya. Tujuannya: bukanlah pertama-tama kehebatan si pribadi, melainkan bahwa “semua itu merupakan tanda dan sarana, bagaimana Tuhan memilih dia menjadi utusan-Nya”. Di zaman modern, banyak sekali orang yang sesudah diperiksa melalui pelbagai cara, diperlihatkan, bahwa penyembuhan yang terjadi itu bukan karena cara manusiawi atau pengobatan medis. Arah kepada Tuhan, sebagai asal dari kesucian seseorang, menjadi rujukan penting. Dalam hal Markus, kita terkesan, betapa teks Injil Markus sesuai dengan 3 Injil lain dan surat-surat lain dalam Perjanjian Baru.

Refleksi kita: sejauh manakah kita terarah hati kepada Tuhan, dalam merenungkan Injil Markus; dan bagaimanakah semakin lama kita semakin dekat dengan Tuhan. Kalau demikian, marilah kita berdoa: “Tuhan karuniakanlah Roh KudusMu, agar iman kami semakin mendalam”.

(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Budaya perdamaian dan tindak non-kekerasan – Kita berdoa, semoga makin subur dan berkembanglah kedamaian dan budaya non kekerasan, yang dibarengi dengan upaya mengurangi penggunaan senjata baik oleh negara-negara maupun warganya.

Ujud Gereja Indonesia: Kepercayaan diri kaum muda – Kita berdoa, semoga kaum muda sadar, bahwa keasyikannya dengan dunia digital dan fasilitas online bisa membuat mereka terisolasi dalam dunianya sendiri; semoga mereka dianugerahi keberanian untuk menemukan kembali rasa percaya diri dan kemauan untuk memperluas relasi dan pergaulannya juga di dunia offline.

 Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s