Renungan Harian Misioner
Minggu Paskah VII, 21 Mei 2023
Hari Komunikasi Sedunia
Kis. 1:12-14; Mzm. 27:1,4,7-8a; 1Ptr. 4:13-16; Yoh. 17:1-11a
Sahabat misioner terkasih,
Hari ini kita merayakan Minggu Paskah VII sekaligus Hari Komunikasi Sedunia. Bapa Suci Paus Fransiskus mengangkat tema “Bicara dengan Hati” yang diambil dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus 4:15, “Berbicara dari hati menurut kebenaran dalam kasih,” untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-57 ini. Paus Fransiskus mengingatkan kita akan wejangan Tuhan Yesus, “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik; dan orang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya” (Luk. 6:45).
Kita diajak untuk mengomunikasikan kebenaran dan kasih. Oleh karena itu supaya dapat mengomunikasikan kebenaran dengan kasih, kita perlu menyucikan hati. Hanya dengan kesucian, kita dapat bicara dengan hati dan bertindak dengan nurani. Ajakan dan seruan bicara dengan hati dan bertindak dengan nurani ini merupakan tantangan yang radikal di zaman sekarang yang cenderung tidak peduli pada yang lain dan gampang marah, bahkan kerap mengeksploitasi kebenaran dan menyebarkan hoaks atau informasi palsu dan memprovokasi.
Orang zaman ini gampang mengekspresikan diri dan meluapkan emosi. Bisa jadi, orang yang penampilannya kelihatan keren, terpelajar, rapi, bersih, tampak santun, saat emosi dengan ringan dan mudahnya, dia mengumpat dengan kata-kata, “anj**g, t*i, bang***, bajing**, set*n, dsb.” Kata-kata yang tidak pantas dengan gampang dilontarkan entah untuk mengumpat maupun bercanda. Orang tidak berpikir dan tidak sadar bahwa itu merendahkan martabat dirinya sendiri maupun orang yang dituju. Kata-kata umpatan tersebut jauh dari mengomunikasikan kebenaran dengan kasih.
Kita semua dipanggil untuk mencari, mewartakan, dan menghidupi kebenaran dengan kasih. Kita sebagai murid-murid Kristus diajak terus-menerus untuk menjaga lidah dari yang jahat, untuk bicara dengan hati dan bertindak dengan nurani. Para rasul di Yerusalem memberi teladan kepada kita untuk menghidupi kebenaran dengan kasih itu, seperti diceritakan dalam bacaan pertama misa hari Minggu ini yang dikutip dari Kisah Para Rasul. Mereka sehati, semua bertekun dalam doa bersama. Kita harus terus melatih untuk bicara dengan hati dan bertindak dengan nurani. Sebab, kita ingat kata-kata Kitab Suci bahwa dengan lidah yang sama, kita dapat memuji Tuhan, tapi sekaligus bisa mengutuk manusia yang diciptakan menurut gambar Allah. Jaga lidah kita, bicara dengan hati dan bertindaklah dengan nurani, sehingga tidak melukai dan mengutuk orang lain, melainkan memuji dan memuliakan Allah.
Perkataan yang buruk janganlah keluar dari mulut kita, “tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia” (Ef. 4:29). Untuk hal ini, Yesus telah memberi contoh kepada kita dalam doa kepada Bapa-Nya seperti disampaikan dalam Injil misa hari ini. Dalam doa-Nya, Yesus memohonkan para murid-Nya rahmat kasih dan kesatuan untuk membangun kehidupan. Yesus memohon supaya Bapa-Nya selalu menjaga dan menyertai para murid-Nya.
Sahabat misioner,
Kita murid-murid Tuhan yang diutus. Diutus untuk apa? Diutus untuk memuliakan Allah. Akhir bacaan kedua dalam misa hari ini menegaskan tugas perutusan itu, “Kamu harus memuliakan Allah dalam nama Kristus” (1Ptr. 4:16). Bagaimana menjalankan tugas perutusan ini? Sederhana, yakni bicara dengan hati dan bertindak dengan nurani!***NW
(RD. M Nur Widipranoto – Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Gerakan-gerakan dan Kelompok-kelompok Gerejawi – Kita berdoa semoga gerakan-gerakan dan kelompok-kelompok Gerejawi menemukan kembali misi evangelisasi mereka setiap hari, dan menempatkan karisma mereka pada setiap pelayanan bagi mereka yang membutuhkan di dunia ini.
Ujud Gereja Indonesia: Kebijaksanaan Maria – Kita berdoa, semoga para ibu dan kaum perempuan bersedia meneladan Bunda Maria, sehingga mereka menjadi sabar dan bijaksana, rela berkorban dan percaya bahwa karena pertolongan Tuhan, apa yang tidak mungkin menjadi mungkin terjadi bagi kehidupan anak-anak dan lingkungannya.
Amin