Renungan Harian Misioner
Sabtu Pekan Paskah VI, 20 Mei 2023
P. S. Bernardinus dr Siena
Kis. 18:23-28; Mzm. 47:2-3,8-9,10; Yoh. 16:23b-28
Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus meminta para murid untuk berani meminta kepada Bapa dalam nama-Nya. Yesus tahu situasi seperti apa yang akan dialami oleh para murid ketika Dia tidak lagi berada bersama mereka. Sekian lama para murid hidup bersama Yesus dan mereka sangat mengandalkan Yesus, lalu tiba-tiba mereka harus hidup tanpa Yesus. Situasi tanpa Yesus inilah yang akan menimbulkan rasa khawatir, takut, tidak berdaya pada diri para murid dan tidak mungkin mereka mampu menjalankan tugas perutusan dari Yesus. Yesus tahu bahwa situasi seperti itu pasti akan membawa begitu banyak rasa sakit dan akan mendatangkan ejekan dari ‘dunia’. Oleh karena itu, Yesus menyemangati mereka sebelumnya, mengingatkan mereka bahwa kenaikan-Nya tidak berarti Dia diambil dari mereka. Artinya, Dia akan selalu hadir untuk mereka. Yesus berjanji bahwa apapun yang mereka minta kepada Bapa dalam nama-Nya, mereka akan menerimanya, dan rasa sakit mereka akan digantikan dengan sukacita (Yohanes 16:24). Kata-kata Yesus kepada para murid bukanlah janji untuk menyelesaikan kesulitan masa depan yang akan mereka hadapi ketika memberitakan Injil ke seluruh dunia, melainkan sebuah janji bahwa dalam kesulitan itu ketika kekuatan mereka tampak begitu tidak memadai untuk melakukan apa yang harus mereka lakukan, Tuhan akan selalu membantu mereka dalam pekerjaan mereka.
Apa makna amanat Yesus bagi kita sekarang ini? Yesus menegaskan bahwa “sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepada kamu dalam nama-Ku” (Yoh. 16:23b). Apa artinya “meminta dalam nama Yesus?” Apakah itu hanya berarti “menyingkirkan nama Yesus” saat kita berbicara dengan Tuhan? Atau apakah “meminta dalam nama Yesus” menyiratkan kedalaman keintiman dan kepercayaan pada Yesus yang berkembang dari waktu ke waktu dalam hubungan yang penuh kasih, kepercayaan dan komitmen? Yesus tidak ingin kita datang kepada-Nya hanya ketika kita membutuhkan sesuatu dari-Nya. Sebaliknya, Yesus merindukan kita untuk datang kepada-Nya hanya karena kita mengasihi Dia dan kita ingin bersama-Nya. Yesus mengenal kita secara intim dan Yesus ingin agar kita mengenal Dia secara intim. Hari ini dan setiap hari Yesus mengundang kita ke dalam persahabatan yang intim dan penuh kasih. Jadi, nama Yesus sangat penting untuk keselamatan kita. Itulah sebabnya para murid bekerja keras untuk memimpin orang agar mengerti bahwa Yesus adalah Kristus, yaitu Juruselamat (Kis. 18:23-28). Apakah kita mendekati Yesus dengan keyakinan akan kasih-Nya dan dengan keyakinan penuh akan janji-Nya untuk mendengarkan doa-doa kita?
Janji Yesus tidak hanya ditujukan kepada para murid dulu, melainkan untuk kita semua dalam pekerjaan dan panggilan kita sebagai orang Kristiani sekarang ini dan sampai kapan pun. Kita tidak pernah berjalan sendirian sebagai orang beriman. Apa yang harus kita lakukan dalam hidup kita dapat menjadi tuntutan dan beban yang berat bagi kita. Kita dapat merasa khawatir atau takut, bahkan kadang-kadang kita merasa tidak mampu atau tidak siap untuk melakukan apa yang Allah kehendaki untuk kita lakukan. Dalam situasi yang demikian, kita hendaknya dengan berani mendekati Allah sebagai Bapa kita dan meminta kepada-Nya apa saja yang kita perlukan dalam nama Yesus. Dalam cinta, Allah meminta kita untuk mendekat ke takhta rahmat dan belas kasihan-Nya karena Allah sendiri mengasihi kita.
Marilah kita ingat bahwa sukacita yang dibicarakan Yesus hanya datang dari kepercayaan kita bahwa Allah, sebagai Bapa kita, tidak akan memberi kita apa pun yang akan merugikan kita. Allah Bapa kita tahu apa yang baik bagi kita, dan Dia akan memberikannya kepada kita (Mat. 7:9-11). Kata-kata Yesus mengingatkan kita bahwa apa yang Allah minta dari kita, Dia menjanjikan kita kekuatan dan ketabahan untuk mewujudkannya. Apa yang mungkin sangat sulit bagi kita masih bisa diselesaikan dengan bantuan Allah. Yesus memberi tahu kita bahwa jika kita menyebut nama Tuhan dengan hormat dan memanggil Tuhan dari lubuk hati kita, kita akan menerima apa yang benar-benar kita butuhkan. Mintalah dalam nama Yesus supaya penuhlah sukacita kita!
(RP. Silvester Nusa, CSsR – Dosen Universitas Katolik Weetebula, NTT)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Gerakan-gerakan dan Kelompok-kelompok Gerejawi – Kita berdoa semoga gerakan-gerakan dan kelompok-kelompok Gerejawi menemukan kembali misi evangelisasi mereka setiap hari, dan menempatkan karisma mereka pada setiap pelayanan bagi mereka yang membutuhkan di dunia ini.
Ujud Gereja Indonesia: Kebijaksanaan Maria – Kita berdoa, semoga para ibu dan kaum perempuan bersedia meneladan Bunda Maria, sehingga mereka menjadi sabar dan bijaksana, rela berkorban dan percaya bahwa karena pertolongan Tuhan, apa yang tidak mungkin menjadi mungkin terjadi bagi kehidupan anak-anak dan lingkungannya.
Amin