Sunatkan Hati, Jangan Tegar Tengkuk!

Renungan Harian Misioner
Selasa, 16 April 2024
P. S. Paternus

Kis 7:51 – 8:1a; Mzm 31:3cd-4,6ab,7b,8a,17,21ab; Yoh 6:30-35

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Kisah iman dari Stefanus sebagai martir pertama yang dikisahkan dalam Kisah Para Rasul hari ini tentu menjadi inspirasi bagi begitu banyak pengikut Kristus sesudah Stefanus yang juga menjadi martir. Penganiayaan dan ancaman maut tidak membuatnya gentar dan kehilangan imannya akan Kristus bahkan imannya memampukan Stefanus untuk berseru agar Allah jangan menanggungkan dosa yang orang banyak perbuat terhadap dirinya.

Yang menarik pula dari kisah Stefanus ini, pada bagian awal, Stefanus mengecam orang-orang yang ada di sekitarnya dengan perkataan yang keras: â€śHai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu”. Perkataan ini membuat para anggota Mahkamah Agama menjadi tertusuk hatinya dan menyambutnya dengan gertakan gigi. Ada 4 kritikan pedas dari Stefanus yang sesungguhnya adalah ajakan untuk bertobat yaitu keras kepala, tidak bersunat hati, tidak bersunat telinga, dan selalu menentang Roh Kudus. Frase bersunat hati sesungguhnya sangat akrab di telinga orang-orang Yahudi karena menjadi tema yang sering dipakai dalam Kitab Taurat khususnya dalam Ulangan 10:16, â€śSebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk”.  

Di dalam perikop di atas, Tuhan ingin orang Israel bersunat hati. Supaya apa? Supaya engkau tidak tegar tengkuk, supaya engkau tidak keras di dalam kehidupan lamamu. Dengan kata lain, jika engkau bersunat secara fisik namun tidak bersunat hati, Tuhan akan membuang kamu. Tapi jika engkau memunyai hati yang bersunat, maka engkau akan hilangkan tegar tengkukmu. Juga dalam  Ulangan 30:6, Tuhan menyatakan lagi tema ini yaitu sunat hati yang berbunyi, “Dan TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup”. Maka maksud utama dari sunat hati mau mengatakan bahwa jika engkau tidak sunat hati, engkau akan tegar, engkau akan terus-menerus hidup di dalam cara yang lama. Maksud Stefanus tentunya baik dan ingin kembali mengingatkan bahwa sejak lama Tuhan sudah memperingatkan agar hati perlu dibersihkan dan kebiasaan-kebiasaan yang penuh dosa perlu dibuang agar hati terbuka pada kehendak Allah dan dapat menerima Kristus sebagai Yang Diutus untuk menjadi penyelamat manusia. 

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Hati yang tidak dibersihkan akan menjadikan diri kita menjadi keras kepala (tegar tengkuk) dan menghalangi kita untuk menangkap kehendak Allah dalam diri kita lewat sabda dan perkataan-Nya. Inilah juga yang terjadi bagi orang-orang di sekitar Yesus, yang meskipun telah melihat tanda-tanda dan perbuatan ajaib yang dilakukan Yesus, mereka tetap menantang Yesus dengan berkata, “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?”  (Yoh. 6:30). Maka, bagi kita yang sudah mengimani Kristus, perkataan keras Stefanus sesungguhnya masih relevan bagi kita agar senantiasa mengingat untuk membersihkan hati kita agar jangan jatuh pada sifat tegar tengkuk yang dapat menghalangi kita meresapkan Sabda-Nya dan menghidupinya dalam kehidupan kita sehari-hari. 

(RD. Hendrik Palimbo – Dosen STIKPAR Toraja, Keuskupan Agung Makassar)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalPeran perempuan – Semoga martabat dan nilai tinggi perempuan diakui di setiap budaya, dan semoga diskriminasi yang mereka alami di berbagai belahan dunia diakhiri. 

Ujud Gereja IndonesiaKesehatan mental – Semoga masyarakat kita memiliki kepekaan untuk mengenali orang dengan masalah kesehatan mental dan orang dengan gangguan jiwa, serta melakukan upaya nyata untuk membantu mereka agar tetap memelihara imannya.  

Amin

Tinggalkan komentar