Jembatan Penghubung dengan YESUS dan Kerajaan-Nya

Renungan Harian Misioner
Sabtu, 25 Mei 2024
P. S. Beda Venerabilis, Gregorius VII, Maria Magdalena dari Pazzi

Yak. 5:13-20; Mzm. 141:1-2,3.8; Mrk. 10:13-16

Para Pembaca Ren-Har KKI yang terkasih, Shalom! Hubungan kita dengan Yesus di dalam Tritunggal dan dengan sesama di dalam persekutuan dengan para kudus (= Gereja yang berbahagia), berikut persekutuan dengan para arwah di Api Penyucian (= Gereja yang menderita), merupakan  hal yang tetap dan terus-menerus harus dihayati oleh kita semua yang saat ini berada dalam persekutuan kaum beriman (= Gereja yang berjuang) sepanjang hidup kita di dunia ini. 

Doa: sarana perwujudan communio dengan sesama dan dengan Tuhan Allah!

Inter-relasi atau persekutuan atau communion antara ketiga kelompok kaum beriman dalam Gereja yang satu, yang kudus, yang Katolik dan yang apostolik ini, antara lain terwujud di dalam doa dan ucapan syukur. Beginilah yang kita baca dari Surat Rasul Santo Yakobus (Yak. 6:13-20). Ada doa permohonan untuk mereka yang sedang berada dalam situasi sulit atau penderitaan. Ada doa ucapan syukur untuk pengalaman dan situasi hidup yang baik dan menggembirakan yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya. Ada doa dan pengurapan untuk mereka yang sakit. Bahkan juga ada doa memohon pengampunan dari Allah dan dari sesama. Ada juga doa untuk memohon pertobatan bagi para anggota Gereja yang menyimpang dari kebenaran. 

Melalui semua jenis doa tersebut di atas, kita kaum beriman membawa inter-relasi kita satu sama lain ke dalam ranah spiritual, ketika kita saling mendoakan. Dan doa-doa itu entah apapun ujudnya, selalu akan terarah kepada Yesus. Maka melalui doa-doa itu, kita antara lain menghayati hubungan kita dengan sesama dan bersama dengan orang-orang yang kita doakan, kita menghubungkan diri dengan Tuhan Yesus Kristus, arah dan tujuan doa-doa kita! Kita: Gereja yang masih berjuang di dunia ini berdoa kepada Tuhan kita Yesus Kristus memohonkan pengampunan dosa bagi saudara-saudari kita yang masih harus menjalani pemurnian di Api Penyucian (= Gereja yang menderita!) supaya mereka dibebaskan dari dosa dan kesalahan mereka dan kemudian digabungkan ke dalam persekutuan para kudus di surga (= Gereja yang berbahagia!). Kepada Gereja yang “sudah” berada di dalam kebahagiaan surga, kita juga berdoa memohon pertolongan (= doa-doa) mereka supaya hidup dan perjuangan kita di dunia ini tetap kita jalani sesuai dengan rencana dan kehendak Allah. Dan setelah berada di dalam Gereja yang berbahagia di dalam kemuliaan surga, para kudus itu pada gilirannya akan membantu kita dengan doa-doa mereka kepada Tuhan kita Yesus Kristus!

Selain berdoa untuk kepentingan sesama (= orang lain) di dalam komunitas atau masyarakat, kita juga diberi kesempatan untuk mendoakan kepentingan-kepentingan kita sendiri. Dari Pemazmur, kita menemukan bahwa apa yang kita minta dalam doa kepada Yesus untuk kepentingan sesama kita, dapat juga kita memintanya untuk kepentingan kita juga (Mzm. 141:1-2.3.8).

Bukan Penghalang Melainkan Jembatan Penghubung!

Aneka doa berikut berbagai intensi atau wujud yang kita sampaikan, membawa kita ke dalam hubungan dengan Tuhan kita Yesus Kristus. Dan di dalam doa itu, kita mengikutsertakan sesama kita sebagai orang-orang yang kita doakan. Dengan mendoakan sesama kita, kita menjadi Jembatan Penghubung sesama manusia dengan Tuhan kita Yesus Kristus!

Pengalaman para murid dalam Injil Markus hari ini, menunjukkan bahwa “menjadi jembatan penghubung” antara sesama manusia dengan Tuhan kita Yesus Kristus ini, tidak selalu dapat dilakukan oleh para murid Yesus, dan tentu saja oleh kita juga! Demikian, ketika orang-orang membawa anak-anak mereka kepada Yesus, para murid malah menghalang-halanginya (Mrk. 10:13-15).

Reaksi & Tanggapan Yesus ketika melihat para murid-Nya menghalang-halangi orang-orang tua yang membawa anak-anak mereka kepada-Nya, menunjukkan poin penting, yakni bahwa masuk ke dalam perjumpaan dengan Yesus adalah masuk ke dalam relasi dengan pemilik Kerajaan Surga. Dan anak-anak kecil, yang polos tanpa dosa itu, oleh Tuhan kita Yesus Kristus ditegaskan bahwa mereka itulah orang-orang yang empunya (= pemilik) Kerajaan Surga!

Membawa anak-anak ke dalam perjumpaan dengan Yesus di dalam doa dan aneka ibadat lainnya, adalah tugas dan tanggung jawab orang tua. Tugas ini merupakan bagian dari Janji Perkawinan. Dalam dialog imam dengan para calon pernikahan, imam bertanya kepada pasutri yang akan menikah: “Bersediakah saudara/i menjadi Bapa/ibu yang baik bagi anak-anak yang akan dipercayakan Tuhan saudara/i, dan mendidik mereka menjadi orang Katolik yang sejati?” Pada saat istimewa itu, jawaban dari para pasutri yang akan menjadi ayah dan ibu bagi anak-anak yang akan Tuhan berikan kepada mereka, pastinya “Bersedia!”

Demikian, Sakramen Perkawinan menjadi salam satu perutusan bagi para orang tua untuk menjadi jembatan penghubung bagi anak-anak mereka dengan Yesus Kristus. Para orang tua, seperti halnya para rasul, tidak boleh menghalang-halangi anak-anak mereka untuk menjumpai Yesus. Ketika mereka, para orang tua itu, menghalang-halangi anak-anak mereka untuk menjumpai Yesus, mereka sepertinya memblokir jalan anak-anak itu menuju Kerajaan Surga. Seperti halnya tugas orang tua untuk menjadi jembatan penghubung bagi anak-anak mereka dengan Yesus Kristus, demikian semua orang beriman kristiani, mengemban tugas perutusan yang sama: menjadi jembatan penghubung antara sesama dengan Kristus, seperti yang ditegaskan dalam Kanon berikut ini: “Kaum beriman Kristiani terikat kewajiban untuk selalu memelihara persekutuan dengan Gereja, juga dengan cara bertindak masing-masing” (f1). “Hendaknya mereka dengan penuh ketelitian menjalankan kewajiban-kewajiban yang mengikat mereka, baik terhadap Gereja Universal maupun Partikular, di mana mereka menurut ketentuan hukum menjadi anggota” (f2). Karena itu: mari kita menjadi jembatan penghubung bagi sesama kita kepada Tuhan kita Yesus Kristus, dan bukan sebagai penghalangnya. Amin!

(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkal Pinang)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Formasi para religius dan calon imam – Semoga para biarawan dan biarawati, serta para calon imam, tumbuh dalam panggilan mereka sendiri melalui pembinaan pribadi, pastoral, spiritual dan komunitas, sehingga mereka mampu menjadi saksi Injil yang kredibel. 

Ujud Gereja IndonesiaContent creator dan influencer – Semoga para content creator dan influencer mampu memproduksi konten-konten yang mengandung pesan positif, kejujuran, dan membangun persatuan. 

Amin

Tinggalkan komentar