Renungan Harian Misioner
Jumat, 10 September 2021
P. S. Theodardus
1Tim. 1:1-2,12-14; Mzm. 16:1,2a,5,7-8,11; Luk. 6:39-42
Ketika saya masih menjalani masa pembinaan di seminari, setiap tahun saya dan teman-teman melakukan evaluasi dan perencanaan untuk program hidup bersama/komunitas dan program hidup pribadi. Dalam melakukan kegiatan tersebut, kami mengevaluasi dimensi hidup komunitas, kerohanian, kerasulan dan belajar kami. Kami diajak untuk mengakui keberhasilan dan tantangan yang kami hadapi dalam hidup bersama sebagai misionaris yang anggotanya berasal dari berbagai suku dan bangsa. Selain mengapresiasi kinerja dari setiap anggota, ada sedikit kecenderungan dari kami untuk menghakimi dan menuduh orang lain sebagai penyebab kegagalan ketika mengevaluasi kegagalan di dalam menghidupi keempat dimensi yanga ada. Melihat hal tersebut, para formator mengajak kami untuk merefleksikan diri dan membedakan hal pengevaluasian terhadap kerja seseorang dengan penghakiman terhadap dirinya.
Dalam Injil hari ini, Yesus mengajak para pengikut-Nya untuk merefleksikan dan mengevaluasi diri dan tidak menghakimi dan ‘menyudutkan’ orang lain atas suatu kesalahan. Tentu hal tersebut sedikit sulit untuk dilakukan. Namun Yesus mengatakan bahwa apabila para pengikutnya membiarkan diri untuk diajar dan dituntun seperti seorang murid (ay. 40) oleh Yesus, maka mereka bisa melakukan apa yang dikatakan oleh Yesus untuk tidak menghakimi melainkan mengasihi orang yang bersalah (ay. 27, 33). Dengan demikian kita bisa mengatakan bahwa, untuk mengevalusi diri kita dan kinerja orang lain, kita perlu rahmat dan Roh Allah untuk membina dan menuntun kita. Hal yang sama diungkapkan oleh St. Paulus dalam bacaan pertama. Santo Paulus mendorong dan memberikan beberapa instruksi kepada Timotius dan komunitasnya dalam mengajarkan iman kepada Yesus Kristus dan dalam menghadapi para bidaah yang mewartakan ajaran yang sesat tentang perolehan keselamatan dengan cara yang lebih singkat, mudah dan menyenangkan. Seperti dalam surat-suratnya yang lain, Santo Paulus selalu menceritakan pengalaman masa lalunya dan hidup baru yang dialaminya sekarang berkat rahmat Allah. Seperti para bidaah dan anti-iman Kristiani, Saulus (St. Paulus) sebelumnya melakukan hal yang sama, akan tetapi Kristus dengan bijaksana memperlakukannya dengan ‘penghakiman’ belaskasihan, kemurahan hati dan kesetiaan sehingga membawanya pada pertobatan. Di sini, St Paulus mengajak Timotius dan komunitasnya untuk terus mewartakan iman yang benar dan memperlakukan para bidaah seperti yang dilakukan oleh Kristus terhadapa dirinya.
Dalam hidup bersama, terkadang kita mempunyai kecenderungan untuk cepat menghakimi saudara-saudari kita tanpa terlebih dahulu merefleksikan diri. Melalui bacaan-bacaan suci hari ini, Yesus mengajak kita untuk merefleksikan dan mengevaluasi hidup kita masing-masing. Dengan itu, kita akan mengenal dan mengetahui diri kita secara mendalam dan memampukan kita untuk mengasihi, mengampuni dan melayani orang yang berbuat salah terhadap kita. Tentu kita hanya bisa melakukan refleksi atau evaluasi diri dengan bantuan Roh Allah, karena tanpa kehadiran-Nya, kita akan merasa sulit dan malu untuk mengakui kelemahan kita. Dengan melibatkan Allah dan rahmat-Nya dalam pengevaluasian diri, kita akan dimampukan mengakui keberhasilan dan kelemahan kita dengan rendah hati, percaya diri serta bijaksana. Amin.
(RP. Erik Tjeunfin, SX – Misionaris Xaverian)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Evangelisasi:
Gaya hidup yang ramah lingkungan: Kita berdoa agar kita semua bisa membuat keputusan yang berani untuk gaya hidup yang sederhana dan ramah lingkungan, bersukacita bersama orang muda kita yang dengan tegas berkomitmen dengan hal ini. Kami mohon…
Ujud Gereja Indonesia:
Mereka yang tertekan masalah ekonomi: Semoga mereka yang tertekan oleh masalah ekonomi bisa menemukan usaha-usaha baru yang bisa menjadi sumber nafkahnya. Kami mohon…
Ujud Khusus Tahun Santo Yoseph:
Sudilah mengarahkan sejarah hidup kami seperti sejarah hidup Santo Yoseph, yang Kau bimbing menyatu dengan para Leluhurnya, sebagaimana nampak dalam Alkitab. Kami mohon…
Amin