Renungan Harian Misioner
Kamis, 16 September 2021
P. S. Kornelius, S. Siprianus
1Tim. 4:12-16; Mzm. 111:7-8,9,10; Luk. 7:36-50
St. Kornelius dan Siprianus adalah dua tokoh dalam sejarah Gereja abad 4. St. Kornelius harus mempersatukan Gereja: dari satu sisi menyatukan perselisihan di dalam Gereja, dari sisi lain memadukan Gereja menghadapi masalah dengan orang luar. Tugas itu dilaksanakan Paus Kornelius dengan baik. Sementara itu St. Siprianus menjadi pemuka Gereja di daerah, yang sekarang disebut Tunisia, dengan keahliannya berkhotbah.
BACAAN PERTAMA – 1 Tim 4: 12-16: Dalam Gereja, upaya pemersatuan tidaklah memandang usia, tetapi sungguh setiap warga Gereja dipanggil untuk mempersatukan semua warga. Sebab sifat hakiki Gereja adalah “gerak bersatu”. Maka kerap kali Gereja disebut “Paguyuban Umat Beriman”, artinya “persekutuan umat beriman, bukan karena organisasinya atau Kitab Hukum Kanonik atau Buku Dogmatiknya, melainkan karena “batinnya berusaha untuk bersatu terus menerus”. Di dalamnya termaktub sifat iman: yaitu mempertemukan Allah dengan manusia, siapa pun juga, dalam satu Keluarga Allah. Itulah yang dilakukan oleh St. Kornelius dan St. Siprianus. Itulah pula panggilan kita semua: membawa persatuan dalam gerak gerejawi, tanpa henti.
Refleksi kita: Apa yang sudah kita lakukan untuk menjadi unsur pemersatu dalam Gereja, entah sebagai awam, entah sebagai klerus? Mohonlah Roh Pemersatu.
BACAAN INJIL – Lukas 7: 36-50: Kisah yang dipaparkan Lukas pada hari ini, dapat menggoda kita untuk merenungkan kecurigaan dan urusan keuangan dalam mengusahakan persatuan dalam Gereja. Agaknya Lukas dipilih di sini karena mengungkapkan intisari pemersatuan, yang dilakukan oleh St. Kornelius dan St. Siprianus. Dapat saja kita membayangkan organisasi yang mau mempersatukan Gereja pada abad 4 di tengah perselisihan intern dan perlawanan dari luar Gereja. Namun, Lukas memaparkan Tuhan Yesus, sebagai seseorang, yang menunjukkan cinta kasih, sebagai unsur terdalam dari pemersatuan seluruh murid Kristus; juga kalau nampaknya organisasi di perlukan. Perlunya organisasi gerejawi, tidaklah menyingkirkan hal terpenting, yaitu iman yang mempersatukan kita dengan Allah serta cinta kasih yang menjadikan kita bagian dari Keluarga Allah, melampaui segala simbol pemersatuan sosial. Hal ini menjadi amat mendesak untuk kita bangun di masa kini: mengatasi segala beban kesehatan, aneka protokol yang meminta kita tekun serta pengorganisasian, yang juga diperlukan; namun di balik itu semua, kebersihan hati serta cinta kasih perlu dikemukakan sebagai puncak segala upaya.
Refleksi kita: seberapa banyak kita menempatkan cinta kasih sebagai semangat yang mempersatukan keluarga dan persekutuan kita. Selain itu, cinta kasih kita mempunyai landasan apa? Kepentingan manusiawi-kah, posisi duniawi-kah, ataukah iman pada Tuhan Yesus Kristus, yang diutus untuk menjadi Tanda Cinta Bapa? “Roh Cinta kasih, sudilah menjiwai kami”.
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Evangelisasi:
Gaya hidup yang ramah lingkungan: Kita berdoa agar kita semua bisa membuat keputusan yang berani untuk gaya hidup yang sederhana dan ramah lingkungan, bersukacita bersama orang muda kita yang dengan tegas berkomitmen dengan hal ini. Kami mohon…
Ujud Gereja Indonesia:
Mereka yang tertekan masalah ekonomi: Semoga mereka yang tertekan oleh masalah ekonomi bisa menemukan usaha-usaha baru yang bisa menjadi sumber nafkahnya. Kami mohon…
Ujud Khusus Tahun Santo Yoseph:
Sudilah mengarahkan sejarah hidup kami seperti sejarah hidup Santo Yoseph, yang Kau bimbing menyatu dengan para Leluhurnya, sebagaimana nampak dalam Alkitab. Kami mohon…
Amin