Renungan Harian Misioner
Jumat, 12 November 2021
P. S. Yosafat
Keb. 13:1-9; Mzm. 19:2-3,4-5; Luk. 17:26-37
Nuh dan Lot merupakan dua nama yang patut dikenang hari ini. Pada zaman Nuh, mereka “makan dan minum; kawin dan dikawinkan”, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera. Lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka. Mereka yang mengenal kisah ini dengan baik akan mengatakan bahwa manusia zaman itu mempunyai kecenderungan untuk melakukan kejahatan. Mereka tidak lagi mengenal Tuhan dengan hidup secara amoral (Kej. 6:1-8).
Demikian juga halnya pada zaman Lot. Mereka “makan dan minum, membeli dan menjual, menanam dan membangun” sampai hari Lot pergi dari Sodom. Lalu turunlah hujan dan api dan belerang dari langit dan membinasakan mereka. Isteri Lot tewas, dengan cara yang tragis karena menoleh ke belakang. Ia menjadi tiang garam (Kej. 19: 26). Padahal ia adalah isteri dari seorang yang baik, setia dan benar di mata Allah (2Ptr. 2:7-8). Relasinya dengan Abraham pun sangat dekat. Namun semua itu tidak menjamin keselamatannya. Ia menjadi figur seseorang yang tidak mau mendengarkan firman Allah. Ia masih terobsesi oleh harta bendanya.
Kita hidup di zaman di mana sarana komunikasi menjadi sangat canggih. Kegiatan sosial-ekonomi pun berkembang dengan pesat. Tetapi apakah semuanya ini dapat menjamin keselamatan setiap orang? Nuh dan Lot menjadi dua nama yang mengingatkan manusia segala zaman supaya selalu berjaga karena hari Tuhan datang secara tak terduga. Kepada para murid-Nya, Yesus berpesan: “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat” (Luk. 21:34). Demikian pula, St. Petrus berpesan kepada orang-orang sezaman-nya: “Jadi jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup” (2Ptr. 3:11). Bagi mereka yang tidak siap, hari Tuhan menjadi saat penghakiman. Tetapi bagi mereka yang setia berjaga, hari Tuhan menjadi saat kemuliaan.
Kesalehan dan kesucian hidup harus terus diupayakan setiap hari selama kita masih diberi nafas hidup. Dan perjuangan akan kesalehan dan kesucian hidup bukanlah semata-mata perjuangan kaum berjubah, namun merupakan perjuangan setiap murid Tuhan.
(RP. Anton Rosari, SVD – Imam Keuskupan Bogor)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Evangelisasi:
Orang-orang yang menderita karena depresi: Semoga mereka yang menderita karena depresi dan kelelahan mental mendapat dukungan dan tuntunan ke hidup yang lebih baik. Kami mohon…
Ujud Gereja Indonesia:
Penghayatan iman: Semoga keluarga Katolik dapat menghayati iman secara lebih baik dalam kehidupannya. Kami mohon…
Ujud Khusus Tahun Santo Yoseph:
Sudilah mempersatukan kami dengan semua saudari dan saudara kami, yang sudah meninggal dan mendoakan kami, sebagaimana Santo Yoseph merestui pelayanan Sang Putera. Kami mohon…
Amin