Renungan Harian Misioner
Selasa, 30 November 2021
Pesta S. Andreas
Rm. 10:9-18; Mzm. 19:2-3,4-5; Mat. 4:18-22
Hari ini, Gereja universal merayakan Pesta Santo Andreas, salah satu Rasul dari Tuhan Yesus. Kisah tentang panggilan Rasul Andreas dan Para Rasul lainnya kita temukan dalam Injil Sinoptik dan juga Injil Yohanes. Tujuan dari panggilan Yesus kepada para Rasul ini adalah untuk menjadikan mereka “penjala manusia”; pewarta Kabar Gembira, agar semakin banyak orang percaya kepada karya keselamatan Allah melalui Kristus. Para Rasul kemudian melanjutkan pewartaan tentang Kabar Gembira itu dan apa yang telah Tuhan lakukan dalam hidup-Nya; mengorbankan diri-Nya demi keselamatan manusia. Tugas pewartaan para Rasul ini selanjutnya diwariskan kepada orang-orang yang telah percaya kepada Kristus, agar semakin banyak orang menjadi percaya kepada-Nya. Rasul Paulus mengingatkan bahwa, “Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia bila tidak ada yang memberitakan-Nya?” (Rm. 10:14). Apa yang penting bagi Rasul Paulus di sini adalah panggilan untuk menjalankan tugas pewartaan tentang Yesus!
Perayaan Santo Andreas, Rasul, mengingatkan kita akan panggilan kita untuk memberitakan Kabar Gembira. Sebagai orang Kristen, karena Sakramen Pembaptisan, kita dipanggil untuk menjalankan misi ini. Panggilan ini ditujukan kepada semua orang tanpa memandang status sosial, di mana pun kita berada dan siapapun kita, seperti panggilan kedua belas rasul. Kita dapat membagikan apa yang telah Kristus lakukan bagi kita dalam hidup kita dan apa artinya Dia bagi kita. Inilah yang dimaksud dengan Kabar Gembira, bahwa Allah mengasihi kita dan telah mengampuni kita di dalam Kristus Yesus. Panggilan para Rasul dalam Injil Matius yang kita renungkan hari ini menjadi dasar panggilan kita sendiri. Kita dipanggil untuk mengikuti Yesus dan menjadi penjala manusia!
Hal yang menarik dan penting bagi refleksi kita adalah tanggapan para Rasul dalam menjawab panggilan Yesus. Mereka menjawab panggilan Yesus dengan penuh ketaatan, tanpa menunda, atau bertanya apa pun. Penginjil Matius menggambarkan reaksi para Rasul yang dipanggil Yesus, “…dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti dia” (Mat. 4:22). Reaksi para Rasul ini seolah-olah seperti mereka dipanggil oleh Allah sendiri yang menuntut jawaban yang tegas, segera, dan total! Sikap segera juga dapat dipahami sebagai suatu tanggapan akan panggilan yang sifatnya mendesak atau urgen dalam mewartakan Kabar Gembira. Ini juga menjadi ajakan bagi kita orang Kristen, bahwa panggilan kita untuk mewartakan Kabar Gembira menuntut totalitas jawaban kita dan urgensi yang sama tentang mendesaknya pewartaan tentang Injil Tuhan kepada orang lain!
Pertanyaan bagi kita, di mana atau kepada siapa kita mulai membagikan Injil Tuhan? Penginjil Yohanes mengungkapkan bahwa Andreas menjadi Rasul pertama yang dipanggil oleh Yesus. Andreas kemudian memberitahu saudaranya, Simon Petrus, “Kami telah menemukan Mesias” (Yoh. 1:41). Andreas-lah yang kemudian membawa Simon Petrus kepada Yesus. Inilah contoh bagi panggilan kita untuk membawa Kabar Gembira; mulai dari orang-orang terdekat. Namun, pewartaan kita tidak hanya sebatas menyampaikan Sabda Tuhan atau mengisahkan kasih Tuhan dalam hidup kita. Lebih dari itu, kita dipanggil untuk menjadikan Injil Tuhan itu bagian dari hidup kita, melalui pertobatan kita, mempraktikan ajaran kasih-Nya melalui perkataan dan perbuatan, dalam tindakan pengampunan dan kasih sayang, dalam pelayanan dan kerjasama tanpa pamrih, dalam sikap toleransi kita, dalam kejujuran dan integritas, dalam kebenaran dan dalam cinta. Tanpa perhatian dan kasih yang tulus bagi mereka yang hidup bersama kita, tanpa perubahan hati kita, kesaksian sebanyak apa pun tidak akan meyakinkan siapa pun.
Santo Andreas rela meninggalkan segalanya untuk mewartakan Kabar Gembira, hingga menjadi martir. Pada abad ke-4, dia wafat dengan cara disalibkan, dengan salib berbentuk X. Seperti Rasul Santo Andreas, kita hanya dapat menjadikan Injil sebagai bagian dari hidup kita, apabila kita percaya dengan sepenuh hati bahwa Yesus adalah Tuhan, mengalami kehadiran-Nya dalam hidup kita, dan kemudian mewartakan-Nya kepada orang lain dengan penuh keyakinan dan keberanian bahwa Yesus adalah TUHAN!
(RP. Gabriel Joseph, CSsR – Imam di Manila)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Evangelisasi:
Orang-orang yang menderita karena depresi: Semoga mereka yang menderita karena depresi dan kelelahan mental mendapat dukungan dan tuntunan ke hidup yang lebih baik. Kami mohon…
Ujud Gereja Indonesia:
Penghayatan iman: Semoga keluarga Katolik dapat menghayati iman secara lebih baik dalam kehidupannya. Kami mohon…
Ujud Khusus Tahun Santo Yoseph:
Sudilah mempersatukan kami dengan semua saudari dan saudara kami, yang sudah meninggal dan mendoakan kami, sebagaimana Santo Yoseph merestui pelayanan Sang Putera. Kami mohon…
Amin