Allah Menyertai Kita

Renungan Harian Misioner
Sabtu Pekan Adven III, 18 Desember 2021
P. S. Makrina Muda

Yer. 23:5-8; Mzm. 72:2,12-13,18-19; Mat. 1:18-24

Janji keselamatan dalam Perjanjian Lama terlaksana saat Maria mengandung dari Roh Kudus. Allah menyertai Maria dengan menjadikan Maria sebagai ibu Sang Penyelamat: “Maria mengandung dari Roh Kudus” (Mat. 1:18). Roh Kudus adalah Roh Allah. Menurut Perjanjian Lama, Allah bertindak di dunia melalui Roh-Nya. Roh itu dapat membinasakan (Yes. 40:7), tetapi terutama memberi kehidupan (Kej. 1:2; Ydt. 16:14). Melalui ungkapan “Maria mengandung dari Roh Kudus”, penginjil Matius hendak  menegaskan bahwa Allah sendiri adalah penyebab kehidupan Putra-Nya sebagai manusia. Maria mengandung karena Allah sendiri melalui Roh-Nya. Roh Kudus menyebabkan Maria mengandung. Dengan cara ini terungkaplah ikatan mendalam antara yang ilahi dengan yang manusiawi.

Allah menyertai Maria dan Maria mengalami penyertaan Allah dalam hidupnya. Bagaimana tanggapan Maria terhadap penyertaan Allah? Ketika mendengar kabar dari malaikat Tuhan bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki (Luk. 1:28-33), Maria terkejut, takut dan bertanya-tanya “Bagaimana hal itu mungkin terjadi?” Namun, dalam situasi seperti itu, Allah menyertai Maria sehingga Maria sampai pada pernyataan iman dan ketaatan iman yang luar biasa: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu”(Luk. 1:38). Maria menerima rencana dan kehendak Allah.

Ketika Yusuf tahu bahwa Maria mengandung sebelum mereka hidup sebagai suami isteri, Yusuf bermaksud menceraikan isterinya secara diam-diam karena ia tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum. Namun, saat Yusuf sedang mempertimbangkan maksud itu, Malaikat Tuhan tampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab Anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Hal itu terjadi supaya genaplah firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi, ‘Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamai Dia Imanuel’ yang berarti:  Allah menyertai kita” (Mat. 1:20-23). Dalam Perjanjian Lama, ungkapan “malaikat Tuhan” diterapkan pada Allah sendiri (Kej. 16:7,13; Kel. 3:2) yang bertindak dalam hidup dan sejarah manusia. Malaikat Tuhan datang kepada manusia pada saat-saat yang sangat menentukan dalam rencana Allah. Yusuf mengalami kebingungan karena ia belum memahami rencana Allah. Ketika Yusuf sedang mengalami kebingungan, Allah menyertainya dalam mimpi melalui malaikat-Nya. Melalui malaikat-Nya, Allah memerintahkan Yusuf untuk mengambil Maria sebagai istrinya. Bagaimana tanggapan Yusuf  terhadap penyertaan Allah? “Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan Malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai istrinya” (Mat. 1:24). Yusuf taat kepada Allah dan melaksanakan perintah-Nya.

Allah yang menyertai Maria dan Yusuf adalah Allah yang senantiasa menyertai kita. Nama Imanuel, yang berarti “Allah menyertai kita” menandakan bahwa dalam diri Yesus,  Allah hadir di antara kita dan bekerja untuk pemulihan diri kita. Yesus menyertai dan menyelamatkan kita: “Dialah yang akan menyelamatkan kita dari dosa kita”(Mat. 1:21). Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan kita tenggelam dalam berbagai persoalan hidup kita. Ia senantiasa menyertai kita: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28:20). Bagaimana tanggapan kita terhadap penyertaan Yesus dalam hidup kita? Kita belajar dari Bunda  Maria. Bunda Maria percaya kepada Allah dan atas dasar kepercayaan yang kokoh itu, Maria menerima rencana dan kehendak Allah yang menjadikannya ibu Sang Juruselamat. Kita hendaknya belajar dari Santo Yusuf. Yusuf adalah pribadi yang tulus hati. Ia patuh kepada Allah dan melaksanakan perintah Allah. Semoga berkat doa dan teladan Bunda Maria dan Santo Yusuf, kita makin peka terhadap penyertaan Allah dalam hidup kita sehari-hari. Kita berdoa semoga Allah memampukan kita untuk memahami dan menerima  rencana-Nya dalam setiap peristiwa kehidupan kita  serta  menyanggupkan kita  untuk melaksanakan perintah-Nya sebagaimana yang telah diajarkan dan diteladankan oleh Yesus, Sang Imanuel.

(RP. Silvester Nusa, CSsR – Dosen STKIP Weetebula, NTT)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Evangelisasi:

Katekis: Marilah kita berdoa bagi para katekis, yang dipanggil untuk mewartakan Sabda Allah: semoga mereka menjadi saksinya, dengan berani dan kreatif, serta dalam kuasa Roh Kudus. Kami mohon…

Ujud Gereja Indonesia:

Para peternak: Semoga semua pihak yang berwenang menolong para peternak untuk meningkatkan usaha mereka agar mereka dapat hidup layak dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Kami mohon…

Ujud Khusus Tahun Santo Yoseph:

Berkenanlah memadukan kami dengan Keluarga Kudus, mengikuti pelayanan Santo Yoseph, memberikan bakti kepada Bunda Maria dan mengimani Sang Putera. Kami mohon…

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s