Renungan Harian Misioner
Jumat Biasa V, 11 Februari 2022
P. SP. Maria dr Lourdes (Hari Orang Sakit Sedunia ke-30)
1Raj. 11:29-32; 12:19; Mzm. 81:10-11ab,12-13,14-15; Mrk. 7:31-37
HARI KESEHATAN: Judul resmi hari ini adalah “Hari Orang Sakit Sedunia”. Saya menyebutnya secara optimistis: “Hari Kesehatan”. Ribuan orang menghadap Yesus dengan “budi dan hati mempercayakan KESEHATANNYA KEPADA GURU NASARET” ITU. Banyak orang saat ini begitu dipenuhi dengan berita tentang “wabah dan parah dan susah”; untunglah ada Tuhan, yang siap menyambut manusia dengan KARUNIA KESEHATAN.
BACAAN I – 1Raj. 11:29-32. 12:19: Bacaan ini memperlihatkan bahwa suku-suku Israel kebanyakan akan setia kepada Yahweh dan karena itu diselamatkan. Titik berat ajarannya terletak pada “tetap setianya banyak sekali anak-cucu Abraham” sehingga diselamatkan dari dampak rusaknya Israel karena dosa. Dengan demikian, orang diundang untuk “menjaga kesetiaan (chesed) iman” dan bukannya “memberontak kepada Allah”. Sebab buahnya adalah “Keselamatan” dan “Kesejahteraan”. Ke sana mata hati mengarahkan diri. Itulah sebabnya, mereka tidak berterus-terusan “terkoyak-koyak”. Mazmur 81 yang dipilih sebagai “Mazmur Tanggapan” menyebutkan bahwa “kesediaan untuk memasang telinga untuk mendengarkan Tuhan dan melaksanakan Kehendak-Nya” adalah bekal berharga, kalau orang mau sejahtera dalam “Kerajaan Allah dengan seluruh diri dan bangsa”.
BACAAN INJIL – Mrk. 7: 31-37: mengisahkan disehatkannya orang sakit “tunarungu” oleh Tuhan. Cobalah beri waktu untuk datang ke tempat pondokan “tuna rungu” atau berkunjung ke rumah Lansia, yang sudah mendapat kesulitan untuk “saling mendengarkan”: langsung kita bersyukur kepada Allah apabila kita diperkenankan masih dapat mendengar. Dalam suatu komunitas atau masyarakat, malapetaka besar adalah kalau kita saling membelakangi; anugerah terbesar adalah bila kita “saling mendengarkan”; umat beriman berbahagia, apabila dapat “mendengarkan Allah, yang bersabda”. Sang Putera, yang mengosongkan Diri menjadi manusia, juga disebut Sang Sabda: yang mengundang kita untuk MENDENGARKAN ALLAH. Memang dalam banyak agama “MENDENGARKAN ADALAH SIKAP DASAR ORANG BERIMAN”. Oleh sebab itu, lambang “permohonan KESEHATAN” adalah “pemulihan PENDENGARAN”.
REFLEKSI KITA: Seberapa banyak kita menyediakan waktu dan hati kita untuk MENDENGARKAN ALLAH dalam berdoa, dalam beribadat bersama, dalam bernyanyi, dalam berunding, dalam mempertimbangkan keputusan yang sehat, dalam berbaring di tempat tidur? Hidup beriman adalah MEMILIKI KESEHATAN TELINGA BATIN untuk mendengarkan HATI ALLAH. Bila demikian, kita akan DISEHATKAN dari segala kekurangan jasmaniah kita. Sebab tiada yang kurang, apabila HATI BERKAITAN DENGAN HATI ILAHI. Lalu kita semua, keluarga kita, Gereja kita, bangsa kita, masyarakat kita, seluruh dunia; bahkan alam semesta SEHAT DALAM LINGKUP ILAHI. “TUHAN, ROHMU MENYEHATKAN KAMI”.
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Para biarawati dan perempuan hidup bakti
Kita berdoa untuk para biarawati dan para perempuan yang menjalani hidup bakti; kita berterima kasih atas misi perutusan dan keberanian mereka; semoga mereka dapat terus menemukan cara untuk menanggapi tantangan zaman ini.
Ujud Gereja Indonesia: Kesinambungan pengolahan sampah plastik
Kita berdoa, semoga upaya-upaya pribadi dan kelompok untuk mengurangi dan mengolah sampah plastik dapat menjadi upaya pemberdayaan masyarakat karena didukung pemerintah dan institusi-institusi sosial.
Amin