Saksikan Bagaimana TUHAN Bekerja

Renungan Harian Misioner
Sabtu Biasa V, 12 Februari 2022
P. S. Gaudensius

1Raj. 12:26-32; 13:33-34; Mzm. 106:6-7a,19-20,21-22; Mrk. 8:1-10

Yesus baru saja menyembuhkan orang sakit tuli dan gagap. Kini Ia harus berhadapan dengan persoalan baru. Persoalan itu besar. Sekitar empat ribu orang  mengikuti-Nya selama tiga hari. Banyak di antara mereka datang dari jauh. Selama itu pula mereka berada di tempat yang sunyi dan akhirnya kehabisan makanan. Persoalan itu amat mendesak.  Bila kebutuhan mereka tidak terpenuhi, mereka bisa rebah di jalan. Persoalan itu kelihatan tidak bisa diselesaikan dengan cara manusia karena sumber-sumber yang ada pada mereka sangat sedikit. Mereka hanya mempunyai tujuh roti dan beberapa ikan.

Situasi seperti ini sebenarnya juga merupakan ciri khas jemaat perdana. Mereka yang mulai mengikuti Yesus harus berhadapan dengan berbagai persoalan yang datang  baik dari luar maupun dari dalam.  Para murid sendiri terkadang diliputi kekhawatiran, seperti terungkap dari kata-kata Petrus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau”. Memang tidak tercatat dalam Kitab Suci tentang apa maksud Petrus berkata demikian. Namun melalui jawaban Yesus tentang ganjaran “seratus kali lipat”, kita langsung tahu apa maksudnya (Mrk. 10:28-31). Demikian pula, perumpamaan tentang burung-burung di di langit, yang tidak menabur dan menuai… tetapi diberi makan oleh Bapa di sorga, menunjukkan bahwa ada saat di mana para murid merasa khawatir akan hidup ini (Mat. 6:26).

Persoalan yang besar, mendesak dan tidak teratasi ternyata dapat dikendalikan oleh Yesus. Itu terjadi karena Tuhan Yesus melibatkan para murid untuk bekerja dan mereka taat kepada-Nya. Mereka menyerahkan apa yang ada pada diri mereka kepada-Nya, yang akhirnya diteruskan kepada orang banyak. Terbukti mereka makan sampai kenyang dan bekelimpahan.

Peristiwa pergandaan roti hendak memberi pesan, bahwa Tuhan tetap bekerja sampai saat ini. Ia tetap memperhatikan umat-Nya. Ia mempunyai hati yang peka dan selalu tergerak oleh belas kasih. Ia tidak dibatasi oleh kekurangan-kekurangan yang ada. Ia memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita dengan melimpah, bahkan lebih dari cukup. Namun cara kerja-Nya tak terduga. Ia memulai karya-Nya dalam diri para murid. Keterlibatan para murid menjadi “mukjizat” yang sesungguhnya. Tepatlah apa yang dikatakan oleh St. Paulus: “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita” (Ef.  3:20).

(RP. Anton Rosari, SVD – Imam Keuskupan Bogor)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Para biarawati dan perempuan hidup bakti

Kita berdoa untuk para biarawati dan para perempuan yang menjalani hidup bakti; kita berterima kasih atas misi perutusan dan keberanian mereka; semoga mereka dapat terus menemukan cara untuk menanggapi tantangan zaman ini.

Ujud Gereja Indonesia: Kesinambungan pengolahan sampah plastik

Kita berdoa, semoga upaya-upaya pribadi dan kelompok untuk mengurangi dan mengolah sampah plastik dapat menjadi upaya pemberdayaan masyarakat karena didukung pemerintah dan institusi-institusi sosial.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s