Kasih Sebagai Identitas dan Cara Hidup Umat ALLAH

Renungan Harian Misioner
Senin Pekan I Prapaskah, 12 Maret 2022
P. S. Theofanus

Ul. 26:16-19; Mzm. 119:1-2,4-5,7-8; Mat. 5:43-48

Para sahabat misioner yang terkasih, Shalom! Kita berjumpa kembali dalam Renungan Harian Misioner, edisi hari Sabtu Pekan I Masa Prapaskah. Pada hari ini tindakan puasa, karya amal kasih, dan ulah tobat kita memasuki hari ke-11. Firman Tuhan mengajak kita untuk melihat siapa diri kita alias identitas kita dalam relasi khusus antara kita dengan-Nya, dan bagaimana seharusnya cara hidup kita sebagai orang-orang yang menjadi umat-Nya?

Identitas diri Umat Allah

Tentang identitas atau jati diri Israel sebagai Umat Allah, berikut adalah penegasan Musa: “Pada hari ini TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. Engkau telah menerima janji dari pada TUHAN pada hari ini, bahwa Ia akan menjadi Allahmu, dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya. Dan TUHAN telah menerima janji dari padamu pada hari ini, bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya, dan Ia pun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa yang telah dijadikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya” (Ul. 26:17-19)”.

Dari penegasan Musa, kita menemukan dua hal yang menjadi penanda jati-diri atau identitas Umat Allah, yakni pertama bahwa Allah memberikan diri-Nya untuk menjadi Tuhan, Allah Israel; kedua, dari sisi Israel, merekapun diminta Allah untuk memberikan diri supaya menjadi umat kesayangan Allah (Ul. 26:17-18). Jadi identitas atau jati-diri Israel sebagai Umat Allah terletak pada relasi atau hubungan khas yang mengikat mereka dengan Allah.

Cara Hidup Umat Allah

Dari penanda jati-diri atau identitas Umat Allah ini, dilukiskan juga mengenai Cara Hidup Israel sebagai Umat milik Allah, yakni bahwa Israel “akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya (Ul. 26:17). Dan dengan berpegang pada segala perintah-Nya, Israel akan menjadi umat kesayangan Allah (Ul. 26:18), yang diarahkan untuk “membangun dan mengembangkan suatu hidup yang terpuji, ternama dan terhormat, menjadi umat yang kudus bagi Tuhan (Ul. 26:19).

Umat Allah – Umat Yang Berbahagia

Dengan menghayati identitas sebagai Umat Allah, yaitu umat yang mempunyai hubungan istimewa dengan Allah atau Umat kesayangan Allah, dengan nilai-nilai hidup yang ditegaskan oleh Musa di padang gurun seberang Sungai Yordan itu, nampaknya Tuhan Allah mengarahkan Israel untuk menjadi umat yang berbahagia. Menurut Pemazmur, kebahagiaan itu justru terjadi karena orang berpegang pada ketetapan Allah atau hidup menurut Taurat Tuhan (Mzm. 119:1).

Kasih sebagai Identitas & Cara Hidup Umat Allah

Apa yang ditawarkan Tuhan Allah kepada Israel di zaman Musa itu, sekarang berlaku untuk kita yang menjadi “Israel baru,” yakni “semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah (Yoh. 1:13), yakni orang-orang yang oleh Rasul Santo Paulus disebut sebagai “anak-anak Abraham karena iman (Gal. 3:7).

Di dalam Injil, Yesus meminta kepada para murid-Nya, untuk membangun dan mengembangkan suatu cara hidup berdasarkan kasih yang radikal-konstruktif, yang berbeda dari cara hidup yang biasa-biasa. Para murid Yesus, oleh karena mereka mengenal Allah, dan karena jati-diri mereka selalu terhubung dengan Allah yang adalah kasih itu sendiri, maka cara hidup mereka juga harus berbeda dengan cara hidup orang-orang yang tidak mengenal Allah, yaitu “menjadi sempurna seperti Bapamu yang di surga sempurna adanya, yang sempurna dalam tindakan kasih-Nya kepada manusia (Mat. 5:47-48).

Apa yang dimaksudkan dengan ‘menjadi sempurna seperti Bapa ini?’ Bahwa dalam hal KASIH, seorang yang menjadi bagian dari Umat Allah harus menunjukkan sikap yang “radikal-konstruktif” yaitu “mengasihi musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar (Mat. 5:47-48). Dengan kasih yang radikal-konstruktif, seorang murid Yesus akan mampu mengalahkan permusuhan. Sementara kasih yang radikal-destruktif adalah kasih yang melanggengkan permusuhan, kasih yang ada di antara orang-orang yang tidak mengenal Allah, kasih yang bertolakbelakang dengan kasih Allah sendiri. Semoga kita mampu mengasihi satu sama lain sesuai dengan kasih Allah sendiri. Amin!

(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Menghadapi tantangan bioetika

Kita berdoa untuk umat Kristiani yang menghadapi tantangan bioetika baru; semoga mereka dapat terus membela martabat segenap umat manusia dengan doa dan tindakan.

Ujud Gereja Indonesia: Pengabdian politik

Kita berdoa, semoga di alam demokrasi ini para elit politik dan pemerintah menggunakan kewenangannya untuk mengabdi dan menata masyarakat dan bukan untuk menguasainya.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s