Merangkul Cawan Kristus dalam Pelayanan

Renungan Harian Misioner
Rabu Pekan II Prapaskah, 16 Maret 2022

Yer. 18:18-20; Mzm. 31:5-6,14,15-16; Mat. 20:17-28

MISI: menata semangat pelayanan dengan menyingkirkan kepentingan dan keinginan pribadi agar bisa berada bersama Yesus dalam seluruh rangkaian karya keselamatan. Pertobatan kita hendaknya dialaskan pada karakter ketulusan dan kemurnian hati bagaikan seorang hamba, sambil membangun persaudaraan yang partisipatif untuk saling melayani.

Sesama sahabat misioner yang terkasih dalam Kristus, saat pertobatan kita hari ini  disemangati oleh pesan-pesan Nabi Yeremia agar setiap orang menempatkan kekuatan kasih dan pengampunan sebagai kekuatan yang melampaui kejahatatan orang lain. Nabi Yeremia mengajarkan kepada bangsa Israel untuk memiliki cita rasa kasih dan pengampunan kepada setiap orang termasuk para lawan yang merencanakan kejahatan. Nabi Yeremia mampu mengampuni lawan-lawannya karena ia merasakan pengampunan Allah atas dirinya.

Ketika kita melanjutkan perrmenungan tobat kita dengan bertolak pada Injil hari ini, maka kita akan belajar bersama para murid tentang ajaran Yesus yang bertemakan: MENJADI PELAYAN DAN HAMBA DI TENGAH-TENGAH SESAMA. Selain mengajarkan para murid-Nya tentang perjalanan-Nya ke Yerusalem yang berujung pada hukuman mati dan kebangkitan-Nya pada hari ketiga, Yesuspun  mengajarkan  para murid-Nya tentang  membangun komunitas  berdasarkan tindakan kasih seorang  hamba yang mampu melayani secara sempurna bahkan rela menanggalkan keinginan dan kepentingan diri.

Para sahabat misioner yang terkasih, kisah menarik dalam Injil hari ini, yang bisa juga  menjadi percikan pertobatan kita adalah keinginan untuk mendekatkan diri pada Yesus sebagaimana yang diminta oleh ibunda Yakobus dan Yohanes kepada Yesus agar kedua putranya boleh mendapat tempat di samping Yesus. Yesus tidak mengiyakan permintaan tersebut, melainkan memberikan syarat agar keduanya memahami bahwa meraih kemuliaan bersama-Nya harus diawali dengan kemampuan untuk menderita bersama Kristus dan setia kepada keputusan Allah Bapa di Surga. Yesuspun menegaskan kepada kedua belas murid bahwa sangat wajar, jika setiap mereka menginginkan tempat terhormat bersama Yesus, namun untuk tiba pada tempat tersebut tidak ada pilihan lain selain mengambil spiritualitas Yesus yakni menjadi seorang hamba yang melayani sampai tuntas.

Para sahabat misioner yang terkasih, masa tobat kita pada tahun ini sedang beriringan dengan peristiwa agung Gereja yakni Sinode para Uskup. Dalam Sinode ini, Paus Fransiskus mengajak kita semua untuk memiliki Roh persekutuan, Partisipasi, dan Misi. Kita diajak untuk memperkokoh semangat persekutuan, semangat keterlibatan, dan semangat melayani. Pergumulan pertobatan kita kali ini  bukan sekadar menjadi seorang pelayan tetapi menjadi seorang pendengar untuk bisa mengalami suka dan duka sesama, menjadi seorang yang mampu melihat dengan cermat agar bisa terlibat dalam kehidupan bermasyarakat dan menggereja, dan menjadi seorang pelaku iman yang bisa mewartakan Kristus dalam segala kesederhanaan.

Mendengarkan adalah jati diri seorang Katolik sekaligus karakter seorang hamba yang setia. Tidak ada pelayanan yang sempurna, tidak ada karya yang bekualitas, dan tidak ada komunikasi yang terbuka tanpa tindakan mendengarkan. Maka pertobatan kita adalah pertobatan untuk menjadi seorang hamba: mendengarkan dan melayani, mampu mengubah kepentingan dan keinginan pribadi agar sejalan dengan kehendak Tuhan, memilki keberanian iman untuk tidak menghindari cawan penderitaan melainkan merangkulnya demi memperoleh kemenangan.

Sesama sahabat misioner yang terkasih, dalam masa tobat ini, kita dipanggil untuk mengalami betapa agung dan mulianya cawan dan kemuliaan Kristus.  Jalan pengampunan dan kasih hendaknya menjadi roh pertobatan kita, tidak ada pelayanan yang tulus dan tuntas tanpa kasih dan pengampunan. Amin.

(RP. Hiasintus Ikun, CMF – Dirdios KKI Keuskupan Palangkaraya)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Menghadapi tantangan bioetika

Kita berdoa untuk umat Kristiani yang menghadapi tantangan bioetika baru; semoga mereka dapat terus membela martabat segenap umat manusia dengan doa dan tindakan.

Ujud Gereja Indonesia: Pengabdian politik

Kita berdoa, semoga di alam demokrasi ini para elit politik dan pemerintah menggunakan kewenangannya untuk mengabdi dan menata masyarakat dan bukan untuk menguasainya.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s