Renungan Harian Misioner
Kamis Pekan III Prapaskah, 24 Maret 2022
P. S. Katarina dr Swedia
Yer. 7:23-28; Mzm. 95:1-2,6-7,8-9; Luk. 11:14-23
Misi: Panggilan sebagai seorang pengikut Kristus adalah panggilan untuk mendengarkan dan memperhatikan perintah Allah yang bermuatan kasih, untuk menyingkirkan kedegilan hati dan menghadirkan kasih untuk membangun pertobatan dan persekutuan yang kokoh.
Sesama sahabat misioner yang terkasih dalam Kristus, bacaan pertama dalam perjalanan ziarah iman kita hari ini berkisah tentang tugas Yeremia untuk menyerukan perintah Allah kepada Bangsa Israel. Mereka diminta untuk mendengarkan suara Allah mengikuti seluruh jalan yang diperintahkan Allah agar mereka menjadi umat Allah yang berbahagia. Yeremia berhadapan dengan bangsa Israel yang keras kepala dan degil hati yang menutup diri untuk tidak mendengarkan perintah dan kehendak Allah. Mereka membelakangi Allah dan ketulusan hati mereka telah lenyap.
Ketika pergumulan rohani kita berpijak pada Injil Lukas hari ini, kita disuguhkan kisah kedegilan dan kecongkakan hati yang dtampilkan oleh para lawan Yesus yang terang-terangan tidak mengakui kuasa Allah yang melekat pada diri Yesus. Kuasa Yesus menaklukkan setan dipandang remeh oleh lawan-lawan-Nya dengan mengatakan bahwa Yesus berkuasa atas roh-roh jahat karena kuasa Yesus berasal dari kuasa Beelzebul. Namun Yesus tidak langsung membela diri dengan sebuah penegasan akan diri-Nya yang memiliki otoritas Allah untuk menaklukkan kuasa kejahatan. Yesus justru menghadirkan satu formasi dan edukasi baru tentang nilai dan makna terdalam dari sebuah persekutuan yang harus dibangun dengan konstruksi moral, budaya, iman, sosial dan ekonomi, bahkan politik sehingga tidak terjadi keruntuhan. Yesus menegaskan bahwa baik kekuatan kejahatan maupun kekuatan kasih dan kebaikan harus diletakkan di atas persekutuan yang di dalamnya setiap orang harus membangun partisipasi bukan perpecahan.
Sesama sahabat misioner yang terkasih, ziarah masa tobat kita semakin mendekat pada keselamatan dan kemuliaan. Bacaan pertama hari ini bersama misi Yeremia mengundang kita untuk menyelami nilai terdalam dari sebuah pertobatan yang dapat diartikan sebagai tindakan membuka dari secara integral untuk mendengarkan dan mematuhi perintah Tuhan atau tuntutan iman. Pertobatan berarti membiarkan kasih dan kelembutan, kesabaran dan pengorbanan menguasai kedegilan hati. Pertobatan berarti hati yang membatu, kehendak yang egois, diluluhkan oleh kuasa dan kasih Allah.
Perjalanan ziarah tobat kita mejadi perjalanan untuk membuka diri pada kuasa Allah dan menyadari sungguh bahwa kita sedang dikuasai oleh kerajaan Allah yang mengasihi dan menyelamatkan. Perjalanan tobat kita adalah sebuah sikap dan kerinduan iman bahwa kekuatan jahat telah dipecah belah oleh kuasa Allah yang mengasihi kita. Namun semua perjuangan tobat kita akan kehilangan makna ketika pertobatan kita tidak membuahkan kekuatan untuk membangun persekutuan, tidak menghadirkan sebuah gerakan partisipatif, dan tidak memilki dorongan untuk mewartakan kerajaan Allah kepada sesama yang sedang berlindung di bawah kekuatan jahat, dan berbangga diri dengan kedegilan hati mereka.
Sesama sahabat misioner yang terkasih, hari ini sentuhan dan misi Sabda Allah kepada kita, hendaknya menjadi satu kekuatan bagi kita untuk menanggalkan segala ketegaran hati kita, seraya membiarkan suara Allah yang menyelamatkan itu terus bergema dan bergaung dalam seluruh dinamika hidup kita. Kerinduan dan sukacita iman kita dalam masa prapaskah ini terjadi ketika kita mengalami kasih dan kerajaan Allah yang telah menguasai kita, dan kita telah dibebaskan dari kuasa kejahatan yang membinasakan. Maka janganlah memberikan ruang dan kesempatan kepada kekuatan jahat untuk membangun dialog dan persekutuan dengan kita. Amin.
(RP. Hiasintus Ikun, CMF – Dirdios KKI Keuskupan Palangkaraya)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Menghadapi tantangan bioetika
Kita berdoa untuk umat Kristiani yang menghadapi tantangan bioetika baru; semoga mereka dapat terus membela martabat segenap umat manusia dengan doa dan tindakan.
Ujud Gereja Indonesia: Pengabdian politik
Kita berdoa, semoga di alam demokrasi ini para elit politik dan pemerintah menggunakan kewenangannya untuk mengabdi dan menata masyarakat dan bukan untuk menguasainya.
Amin