Renungan Harian Misioner
Sabtu Pekan V Prapaskah, 09 April 2022
S. Kasilda
Yeh. 37:21-28; MT Yer. 31:10,11-12b,13; Yoh. 11:45-56
Peperangan antara Rusia dengan Ukrania masih berlangsung. Akibat dari perang tersebut, banyak korban di antara kedua belah pihak khususnya Ukrania semakin berjatuhan. Masyarakat internationalpun, termasuk Indonesia mengalami kesengsaraan dari peperangan tersebut. Banyak pihak termasuk Paus Fransiskus berusaha untuk mendamaikan kedua negara yang sedang berlangsung, sebab peperangan tersebut membawa kesengsaraan bagi manusia dan ciptaan lainya.
Dalam bacaan pertama hari ini, Allah memberikan harapan kepada bangsa Israel yang tercerai-berai karena kehancuran Bait Allah di Yerusalem. Kehancuran ini terjadi karena bangsa Israel dan para pemimpinya mengandalkan kekuatan mereka dan melanggar perintah Allah dengan menumpahkan darah/membunuh, melakukan pemerasan terhadap orang asing, anak yatim dan janda, melakukan pemerkosaan dan menerima suap untuk menumpahkan darah (bdk. Yeh. 22:6-12). Namun berkat kemurahan hati-Nya, Allah akan mengumpulkan dan mempersatukan kembali bangsa tersebut. Ia akan menjadikan mereka sebagai umat-Nya dan mereka menjadikan-Nya sebagai Allah mereka. Ia akan membuat perjanjian dan tinggal bersama mereka selama-lamanya. Kehancuran dan krisis yang telah mereka alami dijadikannya sebagai tanda agar mereka bertobat dan berbalik kepada Allah.
Selanjutnya dalam bacaan Injil, kita melihat bahwa tujuh tanda atau mukjizat yang dilakukan oleh Yesus tidak dapat membuat semua orang percaya kepada-Nya. Tanda atau mukjizat yang terakhir dilakukan oleh Yesus adalah menghidupkan kembali Lazarus yang telah meninggal. Orang-orang Farisi dan para kepala Imam menolak untuk percaya kepada Yesus ketika melihat dan mendengar peristiwa tentang Lazarus dihidupkan kembali oleh Yesus. Mereka berencana untuk menghukum-Nya karena kehadiran dan karya Yesus mengancam kekuasaaan mereka.
Dari bacaan-bacaan suci hari ini dan situasi perang yang kita saksikan dan rasakan akibatnya saat ini, kita dapat mengatakan bahwa kita akan melihat banyak tanda-tanda kematian, kehancuran dan kemelaratan kalau kita terus mengandalkan kekuatan kita (senjata, uang, kekayaan, dll) dalam menghadapi segala persoalan hidup. Namun jika kita mengandalkan Yesus dan Sabda-Nya dalam menyelesaikan persoalan hidup kita, maka kita akan melihat tanda dan mukjizat kehidupan, kebahagiaan dan perdamaian. Sebab Allah kita adalah Allah yang mencintai kehidupan dan Sabda-Nya membawa kemerdekaan, kehidupan dan persatuan. Peperangan dan kekerasaan yang kita rasakan dalam keseharian memberikan tanda bahwa keserakahan terhadap kekuasaan, uang, senjata, bom, dll tidak dapat membawa kedamaian melainkan kehancuran. Amin.
(RP. Erik Tjeunfin, SX – Misionaris Xaverian)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Tenaga kesehatan
Kita berdoa untuk para tenaga kesehatan yang melayani orang sakit dan lansia, terutama yang berada di negara-negara miskin; semoga mereka mendapat dukungan yang memadai dari negara dan komunitas setempat.
Ujud Gereja Indonesia: Bersikap terhadap konsumerisme
Kita berdoa semoga kita tetap bersikap sederhana dan tidak tergoda untuk memiliki barang yang tidak kita perlukan di tengah gelombang konsumerisme yang mendikte dunia.
Amin