Renungan Harian Misioner
Selasa, 26 April 2022
P. S. Kletus dan Marcelinus
Kis 4:32-37; Mzm 93:1ab.1c-2.5; Yoh 3:7-15
Setiap manusia mempunyai rasa ingin tahu dalam dirinya tentang apa yang terjadi di dalam dan di luar dirinya. Hasil dari penemuan terhadap keingintahuan tentang sesuatu inilah yang melahirkan pengetahuan atau ilmu di mana pengetahuan tersebut tidak bersifat statis tapi mengalami perubahan. Dalam bacaan-bacaan suci hari ini khususnya bacaan Injil, kita menyaksikan bagaimana keingintahuan dari Nikodemus yang berdialog dengan Yesus untuk mencari tahu sebenarnya identitas Yesus.
Nikodemus berasal dari kaum Farisi, salah seorang pemimpin Yahudi dan guru. Berdasarkan data ini, kita bisa mengatakan Nikodemus adalah seorang yang mempunyai kedudukan yang tinggi dan pengetahuan iman yang cukup sebagai seorang Yahudi. Akan tetapi, kehadiran Yesus dan pewartaan-Nya menggoncang dirinya dan pengetahuan imannya. Ia berusaha untuk bertemu Yesus pada malam hari, agar tidak diketahui dan dituding oleh sesamanya sebagai pengecut, untuk berdialog.
Menurut Yesus saat berdialog dengan Nikodemus, seseorang hanya dirajai oleh Allah (Kerajaan Allah), jika ia “harus dilahirkan kembali dari atas” (bdk. Yoh. 3:3.7). Arti dari perkataan-Nya di atas adalah seseorang perlu membiarkan diri untuk dilahirkan kembali secara rohaniah/spiritual di mana Roh Allah yang membaruinya; membiarkan diri untuk dirajai, dibimbing dipertobatkan – diperbarui oleh Allah Tritunggal. Dalam Injil lain, Yesus mengatakan “Aku berkata kepadamu, jika kamu tidak seperti anak-anak kecil ini [bertobat-berubah] kamu tidak akan masuk dalam kerajaaan Allah” (Mat. 18:3). Selanjutnya, “Kerajaan Allah sudah dekat, bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis” (Mrk. 1:15). Hal inilah yang dialami komunitas perdana Kristiani dalam bacaan pertama, di mana mereka mengalami pembaruan dalam hidup dalam menerima Kerajaan Allah, dan sebagai akibatnya mereka berkumpul dan berbagi apa yang mereka miliki bersama sebagai komunitas (bdk. Kis. 4:32-37).
Selanjutnya, mari kita amati keingintahuan Nikodemus. Meskipun dia seorang yang mempunyai status sosial tinggi, ia merendahkan dirinya untuk mencari tahu tentang Yesus. Ia tidak tergantung pada apa yang didengarkan dan dibaca dalam kitab sucinya, tetapi ingin mengetahui lebih dalam tentang imannya. Kitapun sebaiknya seperti Nikodemus untuk mengeksplorasi pengetahuan iman kita. Terkadang kita cenderung untuk mengetahui iman kita hanya melalui khotbah para pastor atau orang lain. Namun kita sendiri tidak mau mencari lebih tahu tentang pengetahuan iman kita melalui buku-buku iman yang ada, searching di internet atau berdiskusi dengan saudara-saudari kita. Terkadang juga kita bingung dengan isi iman kita, namun kita memilih diam saja. Nikodemus mengajarkan kepada kita bahwa dialog dengan Yesus – doa, dapat menjadi tempat untuk lebih mendekatkan diri kepada Yesus yang kita imani.
Dengan demikian, bacaan-bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk membiarkan diri dilahirkan kembali dan dipertobatkan oleh Yesus agar kita dapat hidup sehati dan sejiwa dalam komunitas dan keluarga kita. Kedekatan kita dengan Yesus melahirkan pengetahuan iman yang dalam dan kokoh serta membuahkan hasil baik bagi diri kita maupun orang lain. Amin.
(RP. Erik Tjeunfin, SX – Misionaris Xaverian)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Tenaga kesehatan
Kita berdoa untuk para tenaga kesehatan yang melayani orang sakit dan lansia, terutama yang berada di negara-negara miskin; semoga mereka mendapat dukungan yang memadai dari negara dan komunitas setempat.
Ujud Gereja Indonesia: Bersikap terhadap konsumerisme
Kita berdoa semoga kita tetap bersikap sederhana dan tidak tergoda untuk memiliki barang yang tidak kita perlukan di tengah gelombang konsumerisme yang mendikte dunia.
Amin