Renungan Harian Misioner
Kamis, 05 Mei 2022
P. Hilarius dr Aries
Kis. 8:26-40; Mzm. 66:8-9,16-17,20; Yoh. 6:44-51
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah makanan. Tanpa makanan manusia maupun ciptaaan yang lain akan mengalami kelaparan dan kematian. Dalam bacaan-bacaan suci hari ini, kita melihat bahwa bukan hanya tubuh kita yang membutuhkan makanan tapi jiwa kitapun membutuhkannya. Melalui bacaan Injil, Yesus mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang percaya kepada-Nya tanpa campur tangan dan dorongan dari Allah Bapa. Karena Dia dan Allah Bapa hidup dalam kesatuan – communion, maka itu dengan kita melihat dan percaya kepada-Nya, kita juga melihat dan percaya kepada Allah Bapa.
Tujuan dari iman kita kepada-Nya adalah agar kita memiliki hidup yang kekal: hidup yang bermakna, bermartabat dan kudus baik di dunia ini maupun di akhirat. Yesus menginginkan agar kita memiliki kesatuan hati, pikiran dan perbuatan dengan-Nya. Hal tersebut hanya bisa terjadi kalau kita percaya kepada-Nya dan menjadikan Dia sebagai Roti – makanan hidup kita. Dia sendiri mengatakan “Akulah roti hidup”. Roti yang membawa kehidupan bukan kematian, kesengsaraan dan keterpecahan dalam hidup kita. Kita sering merayakan dan menerima roti atau Tubuh dan Darah Kristus dalam perayaan ekaristi. Kita hanya menerimanya begitu saja tanpa mendalamai makna dan misi di balik sepotong roti yang dikonsekrasikan. Santo Agustinus mengatakan “Kita menjadi apa yang kita makan” dalam perayaan ekaristi. Dengan kata lain, dengan menerima komuni kudus, kita menjadi satu dengan Yesus dan siap untuk mengemban misi-Nya yakni diambil, diberkati, dipecah-pecahkan dan diberikan kepada orang lain. Hal inilah yang dialami oleh rasul Filipus. Di mana ia bersedia diutus oleh malaikat Tuhan dan membaptis seorang Etiopia yang sementara melakukan perjalanan. Kesatuan Filipus dengan Allah memampukannya untuk menjelaskan Sabda Allah dan menyelamatkan peziarah tersebut.
Dengan demikian melalui bacaan-bacaan hari ini, kita diajak untuk mendalami makana dari komuni suci yang sering kita terima dalam perayaan Ekaristi. Tubuh Tuhan yang kita sembah dan dengan menyantap-Nya, seharusnya mendorong kita untuk lebih bersatu dengan Allah dalam pikiran, perbuatan dan perkataan. Serta kita juga perlu menyadari misi di balik penerimaan Tubuh Tuhan yakni menjadi misionaris untuk mewartakan Sabda Allah dengan berbagai cara kepada orang-orang yang kita temui. Amin.
(RP. Erik Tjeunfin, SX – Misionaris Xaverian)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Bagi Iman kaum muda
Kita berdoa untuk kaum muda yang dipanggil menjalani hidup dengan sepenuh-penuhnya; semoga dalam diri Maria mereka dapat belajar untuk mendengarkan, melakukan diskresi secara mendalam, mempunyai keberanian yang lahir dari iman, dan memberikan diri dalam pelayanan.
Ujud Gereja Indonesia: Menghayati doa rosario
Kita berdoa, semoga bersama Maria kita makin dapat merasakan kesederhanaan dan kedalaman doa rosario, dan mau rajin mendoakannya demi sesama yang memohon doa-doa kita.
Amin