Kuasa ALLAH vs Kuasa Manusia

Renungan Harian Misioner
Jumat, 06 Mei 2022
P. Dominikus Savio

Kis. 9:1-20; Mzm. 117:1,2; Yoh. 6:52-59

Para sahabat misioner yang terkasih, selamat memasuki Bulan Maria H+6 bersamaan dengan Hari Jumat Pekan III Paskah. Kita memang masih berada dalam Masa Paskah, dan kita menyaksikan bahwa kuasa Paskah, yang mengalir dari kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus sungguh bekerja di dalam dan lewat diri para rasul-Nya. Namun di sisi lain, kuasa duniawi, yang mengatasnamakan Tuhan Allah dan Agama juga aktif bekerja lewat Mahkamah Agama Yahudi. Kuasa ini bekerja dengan satu tujuan, yakni “menghalangi pewartaan tentang Paskah dan tentang Kristus yang bangkit, yang menawarkan keselamatan yang Dia menangkan lewat Paskah-Nya itu kepada penduduk Yerusalem pada khususnya dan bangsa-bangsa manusia pada umumnya.” Terlihat bahwa sebuah “kuasa manusia, yang seharusnya mengabdi Allah dan bertindak atas nama Allah dan agama,” ternyata tidak dapat melayani Allah dan bahkan melawan Allah. Salah satu tokoh yang “membela Allah dan agama Yahudi” dan dengan demikian “harus melawan Allah dan para rasul Tuhan kita Yesus Kristus yang bangkit itu,” adalah Paulus.

Pengalaman Paulus: Kuasa Allah lebih kuat & penuh kuasa dibanding kuasa manusia!

Pengalaman Paulus dalam perjalanannya ke kota Damsyik menunjukkan hal ini (Kisah 9:3-9). Paulus, sebelumnya ‘Saulus’ yang hadir ketika menyaksikan wafatnya Diakon Stefanus, berangkat ke Damsyik dengan kuasa penuh (= membawa Surat Kuasa) dari Mahkamah Agama untuk menangkap semua orang yang percaya kepada Yesus (Kisah 9:14). “Kebutaan Paulus” setelah perjumpaannya dengan Yesus yang bangkit itu, menunjukkan bahwa Kuasa Allah yang bekerja di dalam Yesus dan di dalam pelayanan orang-orang kudus-Nya terbukti lebih kuat dari kuasa duniawi yang dipegang Paulus. Bahkan Paulus berbalik dari “musuh” menjadi “sahabat” bagi orang-orang yang ingin ditangkap dan dipenjarakannya, setelah dia bertemu dengan Ananias. Melalui tangan Ananiaslah, kebutaan Paulus disembuhkan oleh kuasa Roh Kudus (Kisah 9:10-13.17-20). Tuhan Yesus Kristus yang bangkit itu berkuasa untuk mengubah seorang musuh, yang melawan para rasul-Nya, lalu mengubah Saulus (Paulus) menjadi seorang pemberita Injil-Nya (Kisah 9:15-16). Pengalaman Paulus menunjukkan bahwa memang benar, kuasa duniawi-manusiawi sekalipun dilakukan atas nama Allah dan Agama, ketika praktiknya malah melawan Allah, maka kuasa itu gugur atau patah oleh kuasa Allah yang sesungguhnya!

Kuasa Allah sesungguhnya merupakan bukti kasih Allah kepada manusia

Kalau kuasa dunia dan manusiawi merupakan produk hukum yang diwarnai oleh permusuhan dan iri hati, maka kuasa Allah merupakan ungkapan dari kesetiaan dan kasih Allahh kepada manusia. Pemazmur, dalam Mazmur Tanggapan mengajak kita bersama segala suku bangsa untuk memuliakan Allah, karena kasih dan kesetiaan-Nya. “Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya” (Mazmur 117:2).

Adalah kasih dan kesetiaan Allah inilah, yang mendorong Tuhan kita Yesus Kristus untuk memberikan diri sehabis-habisnya demi keselamatan kita. Dia menjadikan diri-Nya sebagai roti hidup, yang dipecah-pecah demi memberi hidup kepada kita. Dia memberikan diri-Nya sebagai Domba Paskah, yang daging-Nya disembelih untuk dihidangkan bagi keselamatan saudara dan saya.

Pemberian diri Allah melalui Yesus Kristus Putera-Nya ini, dimaksudkan supaya manusia memperoleh hidup yang kekal. Namun kehidupan yang kekal itu tidak terjadi begitu saja. Ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh siapapun yang mau mendapatkan kehidupan yang kekal itu. Persyaratan itu ialah, “makan Tubuh-Nya dan minum Darah-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, yang pada Malam Perjamuan Terakhir dihadirkan dalam wujud yang baru, sebagai Roti Ekaristi” (Yohanes 6:56-59. Bdk. Matius 26:26-29. Markus 14:22-25. Lukas 22:15-20. 1Kor. 11:23-25).

Demikian, kuasa Allah yang penuh kasih itu telah mengubah seorang Saulus menjadi seorang Paulus, dari seorang musuh menjadi seorang sahabat Allah dan para warga jemaat-Nya. Dan kuasa kasih Allah yang memberi hidup itu, diberikan bukan hanya sekali lalu selesai, namun tetap dan terus-menerus diberikan setiap kali para murid-Nya mengadakan Perjamuan Ekaristi, sesuai dengan amanat Yesus sendiri.

Terima kasih Tuhan Yesus, untuk kasih-Mu yang senantiasa Engkau berikan supaya kami dapat hidup, kasih-Mu yang senantiasa tercurahkan lewat sakramen-sakramen Gereja-Mu, khususnya Ekaristi. Amin. (RMG).

(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Bagi Iman kaum muda

Kita berdoa untuk kaum muda yang dipanggil menjalani hidup dengan sepenuh-penuhnya; semoga dalam diri Maria mereka dapat belajar untuk mendengarkan, melakukan diskresi secara mendalam, mempunyai keberanian yang lahir dari iman, dan memberikan diri dalam pelayanan.

Ujud Gereja Indonesia: Menghayati doa rosario

Kita berdoa, semoga bersama Maria kita makin dapat merasakan kesederhanaan dan kedalaman doa rosario, dan mau rajin mendoakannya demi sesama yang memohon doa-doa kita.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s