Renungan Harian Misioner
Sabtu, 14 Mei 2022
Pesta S. Matias
Kis 1:15-17.20-26; Mzm 113:1-2.3-4.5-6.7-8; Yoh 15:9-17
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu” (Yoh. 15:16). Secara pribadi, ayat ini dalam bacaan Injil hari ini sangat bermakna bagi saya karena merupakan motto yang saya ambil ketika ditahbiskan menjadi imam. Saya dan Anda adalah orang-orang yang telah dipanggil Tuhan sendiri dalam berbagai karunia dan tanggung jawab masing-masing untuk pergi dan menghasilkan buah. Mari kita fokus pada tindakan ‘berbuah’ atau menghasilkan buah sebagai pokok permenungan kita hari ini.
Pada umumnya, orang-orang memandang hidup yang berhasil itu adalah hidup yang sukses. Sukses mendapat kedudukan yang tinggi dan terhormat. Sukses memiliki perusahaan yang besar. Sukses dalam meraih gelar-gelar akademik dalam jenjang tertentu. Terkadang juga sukses dilihat dari ukuran rumah seseorang atau kendaraan yang digunakannya. Dan akhirnya, sukses dipuja dan puji berdasarkan ukuran materi duniawi. Mengapa Yesus tidak memberikan perintah untuk pergi dan sukses tetapi sebaliknya untuk pergi dan menghasilkan buah? Bagi saya, ada perbedaan yang besar antara hidup yang sukses dan hidup yang berbuah.
Hidup yang sekadar ingin sukses belum tentu hidup yang berbuah. Belum tentu mereka yang telah meraih kedudukan yang tinggi sudah menghasilkan buah-buah kasih, sukacita, damai sejahtera bagi orang-orang di sekelilingnya. Tetapi mereka yang berbuah, yang menghidupi sabda Tuhan dalam setiap kehidupannya, yang kehadirannya bagi sesama membawa sukacita, kegembiraan, damai sejahtera, ada pengampunan, dan menerima sesama tanpa membeda-bedakan ras, suku dan golongan adalah contoh hidup yang sukses sekaligus berbuah.
Kita sering lupa untuk mengajarkan kepada anak-anak kita, bahwa kelak mereka harus menjadi pribadi yang senantiasa berbuah bukan hanya sekadar sukses. Tanpa kita sadari, setiap kali kita selalu menanyakan kepada anak kecil dan juga anak-anak kita, “besok mau jadi apa, nak?” atau “Kamu nanti kalau sudah besar mau jadi apa?” Lalu kitapun menitipkan pesan kepada mereka “berusaha lebih keras agar kelak kamu sukses”. Maka dalam pikiran setiap anak, mereka akan membawa di alam bawah sadarnya, hidup yang sukses adalah hidup yang berhasil bagaimanapun caranya harus diraih meski di situ ada penindasan, korupsi, penyelewangan, penipuan dan tipu muslihat. Yang penting kelihatan sudah di puncak sukses dan mendapat pujian. Jarang sekali kita berkata kepada anak-anak kita, generasi muda kita bahwa mereka harus berhasil menjadi pribadi yang berbuah seturut dengan kehendak dan panggilan Tuhan kepada setiap orang beriman. Mari kita berupaya agar kita tidak hanya mengusahakan hidup yang sekadar sukses saja tetapi sekaligus hidup yang berbuah.
(RD. Hendrik Palimbo – Dosen STIKPAR Toraja, Keuskupan Agung Makassar)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Bagi Iman kaum muda
Kita berdoa untuk kaum muda yang dipanggil menjalani hidup dengan sepenuh-penuhnya; semoga dalam diri Maria mereka dapat belajar untuk mendengarkan, melakukan diskresi secara mendalam, mempunyai keberanian yang lahir dari iman, dan memberikan diri dalam pelayanan.
Ujud Gereja Indonesia: Menghayati doa rosario
Kita berdoa, semoga bersama Maria kita makin dapat merasakan kesederhanaan dan kedalaman doa rosario, dan mau rajin mendoakannya demi sesama yang memohon doa-doa kita.
Amin