Renungan Harian Misioner
Selasa Biasa XIV, 5 Juli 2022
P. S. Antonius Maria Zakkaria
Hos. 8:4-7,11-13; Mzm. 115:3-4,5-6,7ab-8,9-10; Mat. 9:32-38
Dalam perjalanan berkeliling ke semua kota dan desa, Yesus melihat situasi umat yang menyedihkan. Banyak di antara mereka yang menderita karena sakit, miskin dan terlantar. Mereka letih lesu dan berbeban berat. Lukisan seperti ini sudah lama terungkap dalam Kitab Suci Perjanjian Lama: “Telah kulihat seluruh Israel bercerai-berai di gunung-gunung seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala (1Raj. 22:17). Oleh sebab itu bangsa itu berkeliaran seperti kawanan domba dan menderita sengsara sebab tidak ada gembala (Zak. 10:2-3).
Para imam melihat mereka dengan sebelah mata. Sedangkan para ahli Taurat masih membebani mereka dengan aturan hari Sabat yang sangat ketat. Tetapi Yesus melihat mereka sebagai umat Allah yang harus diselamatkan. Melihat hal ini, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan. Inilah ungkapan perasaan yang sangat dalam dan menyentuh sendi dan tulang. Ia tidak merasa tenang sebelum berbuat sesuatu.
Kini Ia tidak sendirian. Kedua belas murid-Nya yang sejak awal bersama-Nya ada di dekat-Nya. Kepada mereka Yesus mengatakan bahwa kawanan umat Allah yang begitu besar jumlahnya merupakan “panenan” yang besar. Ungkapan “pekerja sedikit” merupakan ketidakseimbangan antara panenan dan para pekerja. Karena itu Yesus mereka untuk ikut ambil bagian dalam tugas misi-Nya.
Misi adalah Propandaga Fide. Inilah kongregasi khusus yang didirikan Gereja pada tahun 1622, dengan tujuan untuk mewartakan Injil (evangelisasi) kepada segala makhluk, supaya mereka mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan. Misi adalah perluasan Kerajaan Allah. Misi adalah usaha untuk mempertobatkan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Mereka dibimbing supaya mengenal Allah dan memperoleh keselamatan (Rm. 10:13-15). Misi berarti membangun Gereja-Gereja, komunitas-komunitas baru yang berakar pada budaya setempat. Misi berarti juga evangelasi, sebuah usaha untuk mewartakan kabar gembira. Misi adalah kodrat Gereja itu sendiri. Gereja yang tidak bermisi pada hakekatnya mati. Misi adalah pekerjaan Allah sendiri (Missio Dei).
Kita hanyalah pribadi yang ikut ambil bagian dalam karya besar Allah, sehingga kita perlu melaksanakannya dengan penuh kerendahan hati. Melalui kuasa Roh Kudus, Allah telah melengkapi kita, Gereja-Nya, dengan berbagai macam karunia (1Kor. 12: 1-11). Inilah saatnya kita bertindak!
(RP. Anton Rosari, SVD – Imam Keuskupan Bogor)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Menghargai warisan lansia
Kita berdoa untuk para lansia; pada mereka kita dapat merasakan kembali akar hidup dan warisan berharga; semoga pengalaman dan kebijaksanaan mereka membantu kaum muda untuk menatap masa depan dengan penuh harapan dan tanggung jawab.
Ujud Gereja Indonesia: Kegelisahan anak muda
Kita berdoa semoga Gereja memberikan perhatian khusus kepada anak-anak muda yang depresi, gelisah, putus asa dan kehilangan harapan akan masa depannya karena dampak pandemi selama ini.
Amin