Renungan Harian Misioner
Rabu Biasa XVI, 20 Juli 2022
P. S. Apolinaris
Yer. 1:1,4-10; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15ab,17; Mat. 13:1-9
Misi: Panggilan kemuridan kita teruji ketika kita menyadari keterbatasan kita, lalu menggunakan telinga mistis dan telinga iman kita untuk mendengar pewartaan Kristus sesuai dengan kenyataan kita, sembari menemukan kenyataan surgawi yang Yesus tawarkan demi keselamatan kita dan sesama. Hendaknya kita berani membawa sesama untuk bisa mendengar narasi surgawi yang kita alami.
Sesama sahabat misioner yang terkasih dalam Kristus, sabda Tuhan pada bacaan pertama hari ini, berkisah tentang panggilan Yeremia. Narasi iman ini menampilkan sosok Yeremia yang merasa diri masih sangat muda, tidak pantas, tidak layak, namun Allah menegaskan bahwa Yeremia telah dikenal-Nya sebelum dia dibentuk dalam rahim ibunya. Allah memberi jaminan bahwa Allah akan menyertai Yeremia, meletakkan Sabda-Nya di dalam mulut Yeremia, dan mememberi kuasa serta tugas kenabian dan kuasa penuh atas keraajaan-kerajaan untuk menghancurkan dan membangun serta menanam kembali. Yeremia harus melaksanakan tugas yang diperintahkan Allah atas dirinya.
Sementara dalam bacaan Injil, Matius berkisah tentang perumpamaan seorang penabur yang menabur di satu area pertanian yang memiliki karakter tanah yang variatif. Ada areal di pinggir jalan, benih dimakan burung-burung, ada areal berbatu-batu, maka benih itu tumbuh namun layu dan mati diterpa panas matahari. Ada juga areal bersemak duri, maka sekalipun benih itu bertumbuh namun akhirnya mati terhimpit semak berduri. Ada sebagian areal yang baik dan subur sehingga benih berbuah dan memberi hasil yang berganda. Yesus lalu menutup ajaran-Nya dengan sebuah penegasan: “Barang siapa yang bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”
Sesama sahabat misioner yang terkasih, Yeremia sungguh menyadari bahwa segala kemampuan dan keberaniannya untuk bertindak bukan atas kemauan dan kehendaknya sendiri, melainkan dalam ketidaklayakannya, dia dipersiapkan dan ditugaskan Allah untuk mewartakan kehendak Allah. Yeremia tidak ragu bertindak dan berkata-kata tentang kehendak dan rencana Tuhan. Yeremia berani melaksanakan perintah dan tugas yang dipercayakan Allah karena Yeremia memberi diri untuk mendengarkan dengan baik semua penugasan dari Allah.
Yesus, hari ini melalui Injil Matius, mau menyampaikan pesan Kerajaan Surga kepada para murid dan para pengikut-Nya bahwa Kerajaan Allah telah diwartakan, disebarkan ke mana saja, bagi setiap orang dalam kenyataan diri yang sangat berbeda. Kanyataan yang serba bebas, seperti di pinggir jalan, kenyataan yang kering, kaku dan tidak fleksibel, ada kenyataan di mana hidup sedang terhimpit duri keserakahan, kepalsuan, kemunafikan dan kecongkakkan. Juga ada kenyataan di mana hidup kita menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan dan perkembangan benih Kerajaan Allah.
Sesama sahabat misioner yang terkasih, dalam hidup kita, acap kali kita memberi peluang sehingga diri kita lebih menjadi ruang yang serba tidak cocok bagi kerajaan Allah, diri kita bagaikan lahan berbatu-batu, tanah kering, berduri dan bersemak yang menghambat pertumbuhan Kerajaan Allah dalam diri kita, keluarga, lingkungan, stasi, paroki bahkan masyarakat di mana kita berada. Kenyataan ini terjadi karena kita tidak menggunakan telinga mistis dan telinga iman kita untuk mendengarkan seruan Tuhan.
Yesus mengundang kita untuk menjadi lahan yang subur dan lapang terbentang bagi pertumbuhan Kerajaan Allah. Hanya dengan telinga mistis yang tekun mendengar seruan Yesus, kita bisa menjadi lahan subur bagi pertumbuhan benih Kerajaan Allah, berupa kasih, kebaikan, kemurahan hati, kejujuran, kedamaian, keadilan dan kerukunan.
(RP. Hiasintus Ikun, CMF – Dirdios KKI Keuskupan Palangkaraya)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Menghargai warisan lansia
Kita berdoa untuk para lansia; pada mereka kita dapat merasakan kembali akar hidup dan warisan berharga; semoga pengalaman dan kebijaksanaan mereka membantu kaum muda untuk menatap masa depan dengan penuh harapan dan tanggung jawab.
Ujud Gereja Indonesia: Kegelisahan anak muda
Kita berdoa semoga Gereja memberikan perhatian khusus kepada anak-anak muda yang depresi, gelisah, putus asa dan kehilangan harapan akan masa depannya karena dampak pandemi selama ini.
Amin