Menjadi Gandum KRISTUS

Renungan Harian Misioner
Selasa Biasa XVII, 26 Juli 2022
P. S. Yoakim dan Ana, Orang tua SP Maria

dr Rybs Sir. 44:1,10-15; Mzm. 132:11,13-14,17-18; Mat. 13:16-17

Sahabat misioner,

Tuhan Yesus suka sekali berbicara tentang Kerajaan Allah dengan perumpamaan. Dengan perumpamaan, pewartaan tentang Kerajaan Allah tersampaikan dengan sederhana, namun kekayaannya tetap terjaga. Orang-orang yang mendengarkannya diberi ruang bebas untuk mencerna dan meresapkannya dalam hati serta menjadikannya kekuatan untuk menata kehidupan yang lebih baik. Kali ini seperti termuat dalam Injil, Yesus berbicara tentang Kerajaan Allah dengan perumpamaan gandum dan lalang. Perumpamaan ini sudah dimulai sejak Sabtu Biasa XVI yang lalu dan terus bergulir sampai hari Selasa Biasa XVII ini.

Pada Injil hari ini, Yesus menjelaskan arti perumpamaan gandum dan lalang tersebut. Penabur benih baik atau gandum adalah Anak Manusia. Sedangkan, penabur benih jahat atau lalang adalah iblis. Benih baik atau gandum itu menunjuk pada anak-anak Allah. Sedangkan, lalang menunjuk pada anak-anak jahat. Yang dimaksud dengan ladang adalah dunia. Sementara itu, yang dimaksud waktu menuai adalah akhir zaman. Penuainya bukan lain adalah para malaikat. Pada akhir zaman atau kita sering menyebutnya dengan hari kiamat, lalang yaitu semua yang menyesatkan dan yang berbuat jahat akan dikumpulkan dan dilemparkan ke dalam api.

Perumpamaan gandum yang tumbuh bersama lalang itu menyadarkan orang beriman agar tidak putus asa di tengah kejahatan dan keruwetan dunia. Dibutuhkan sikap hening dan tenang tidak panik ketika berada dalam keruwetan tersebut. Dalam keheningan, siap menerima kenyataan dan realitas kehidupan yang sedang ditanggung dengan terus menaruh kepercayaan pada penyelenggaraan ilahi.

Perumpamaan lalang dan gandum ini juga memberikan pesan agar orang beriman tidak mudah mengadili, tidak mudah memaki, tidak gampang menggerutu. Orang yang beriman memanfaatkan situasi nyata yang sedang dihadapi untuk menata kembali dan mengembangkan kehidupan.

Bagaimana dengan kita? Kita adalah gandum Kristus. Dalam dinamika kehidupan, tidak jarang kita berada di tengah-tengah situasi sulit bahkan hidup bersama dengan godaan kedosaan dan kejahatan. Jangan biarkan diri kita jatuh dalam pencobaan itu. Seandainya toh sampai jatuh menjadi lalang, kita harus berani berbalik, bertobat dan menata kehidupan kembali menjadi gandum Kristus.**(NW)

(RD. M Nur Widipranoto – Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Menghargai warisan lansia

Kita berdoa untuk para lansia; pada mereka kita dapat merasakan kembali akar hidup dan warisan berharga; semoga pengalaman dan kebijaksanaan mereka membantu kaum muda untuk menatap masa depan dengan penuh harapan dan tanggung jawab.

Ujud Gereja Indonesia: Kegelisahan anak muda

Kita berdoa semoga Gereja memberikan perhatian khusus kepada anak-anak muda yang depresi, gelisah, putus asa dan kehilangan harapan akan masa depannya karena dampak pandemi selama ini.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s