Renungan Harian Misioner
Selasa Biasa XVIII, 02 Agustus 2022
P. S. Eusebius Vercelli, S. Petrus Yulianus Eymard
Yer. 30:1-2,12-15,18-22; Mzm. 102:16-18,19-21,29,22-23; Mat. 14:22-36
Tahun 2012 saya menjalani tahun orientasi pastoral di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Baru beberapa bulan di tempat itu, saya diajak mengikuti pertemuan pastoral di pulau seberang. Perjalanan normal bisa ditempuh dengan sampan bermotor tempel dalam waktu 4 jam saja. Setelah beberapa hari mengikuti pertemuan pastoral, kami terjebak badai. Berada di tengah laut tanpa kompas ditengah badai besar dan kabut benar-benar merupakan mimpi buruk bagi semua orang.
Pengalaman para rasul dalam Injil hari ini mengingatkan saya kembali pada pengalaman di atas. Saya bukanlah orang yang dekat dengan laut. Bukan seperti para rasul yang sebagian dari mereka merupakan nelayan yang tentu setiap hari terbiasa berada di atas sampan di laut. Saya takut dan cemas ketika diombang-ambingkan ombak saat itu. Namun ada satu titik di mana dalam hati kecil saya terbesit pikiran, mungkinkah Tuhan benar-benar meninggalkan kami yang telah dengan rela menyerahkan segala-galanya untuk mengikuti-Nya?
“Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” kata Yesus kepada Petrus. Hal itu juga yang ingin saya percaya saat itu. Bahwa jika saya mengimani Kristus, tentu kata-kata Yesus tersebut bukanlah janji palsu belaka. Kita tentu pernah merasa takut, cemas, dan khawatir menghadapi kehidupan ini. Namun sekali lagi Yesus ingin berkata, “Jangan takut. Ini aku.” Begitu seringnya kata-kata tersebut muncul dalam Kitab Suci. Hal tersebut merupakan pertanda yang kuat bahwa Tuhan selalu ingin kita menyadari bahwa Ia benar-benar menyertai kita. Ia ingin menyadarkan bahwa kita tidak pernah sendirian di tengah carut-marut dunia ini. Ia bukan Allah yang duduk di singgasana di langit sana. Ia benar-benar masuk dalam setiap keseharian kita.
Maka, marilah kita dengan rendah hati memohon kepada Tuhan, agar dari hari ke hari iman kita diteguhkan sehingga mampu untuk peka melihat bentuk-bentuk kehadiran Tuhan di sekitar kita. Marilah kita mohon tuntunan Roh Kudus, agar kita pun bisa menjadi tanda kehadiran kasih Allah bagi sesama. Tuhan memberkati.
(Br. Kornelius Glossanto, SX – Misionaris Xaverian)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Usaha skala kecil dan menengah
Kita berdoa untuk usaha skala kecil dan menengah, semoga, di tengah krisis ekonomi dan sosial, mereka dapat menemukan jalan untuk meneruskan usahanya dan melayani masyarakat.
Ujud Gereja Indonesia: Sarana penyaluran donasi yang terpercaya
Kita berdoa, semoga kelompok-kelompok masyarakat mampu membentuk sarana yang dapat dipercaya untuk menyalurkan kebaikan dan donasi dari mereka yang berkehendak baik kepada mereka yang membutuhkan.