Renungan Harian Misioner
Kamis Biasa XXII, 01 September 2022
P. S. Pedro Armengol
1Kor. 3:18-23; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 5:1-11
Kita ingat peristiwa penting, yang hampir terhafalkan anak yang membaca Kitab Suci pertama kalinya: begitu diciptakan, Adam masuk ke Taman Firdaus serta merasa bahwa itulah miliknya. Ia lupa, bahwa segalanya diciptakan Tuhan, dan dia diutus untuk mengaturnya. Lalu ia menyalahgunakan ruangan hidupnya, demi dirinya sendiri. Butir penting ini perlu kita sadari dan wartakan kepada semua yang kita beri Kabar Gembira: yaitu bahwa semua MILIK TUHAN. Semua ada DEMI KEMULIAAN ALLAH.
BACAAN Pertama: 1 Kor. 3: 18-23 mengajak kita untuk lagi dan lagi menyadari bahwa kita ini dan seluruh sesama serta segala bagian alam semesta ini MILIK TUHAN. Sementara tu, orang di sekitar Paulus dan Yerusalem mengira, bahwa mempunyai kewenangan atas segala sesuatu dan setiap orang, yang ada di sekitarnya itu ditaruh di bawah kewenangan dan kekuasaannya: ia boleh bersikap dan berbuat apa pun. Pendirian itulah yang rupanya menyebabkan sejumlah orang mengira, boleh memakai alam dan kekayaan tanah air kita semaunya sendiri. Jangan-jangan, hal serupa pula, yang tidak jarang membuat orang yang memiliki otot, kekuasaan, harta maupun senjata, merasa berhak menyalahgunakan segala, melukai dan membunuh sesama: atas dasar apa pun demi kenikmatan, emosi dan perasaan serta kehendak sendiri. Ada pula, yang berusaha menciptakan pranata hukum dan politik, demi keuntungan diri dan kelompok serta partainya.
Lukas 5:1-11 membawa kita pada persahabatan antara Yesus dengan para murid, yang akan membangun Paguyuban Gerejawi. Mereka berteman dan saling mendukung dalam lingkungan di perikanan dan mencari kesejahteraan. Oleh sebab itu, mereka dapat menikmati kesejahteraan alami secara bersama. Namun, Guru dari Nasaret itu membuka mata dan hati mereka, bahwa Allah menyediakan panggilan yang lebih mulia. Mereka mengikuti panggilan itu, untuk mewartakan Kebaikan Allah, mengatasi makan-minum alami, sampai kepada “MENIKMATI SANTAPAN ROHANI” berupa Yesus Kristus sendiri. Dengan demikian, mereka dipanggil untuk masuk dalam Keluarga Allah. Semua “menjadi bagian dari warisan Bapa, yang tersedia bagi anak-anak Allah”. Dalam semangat itulah, mereka “meninggalkan segala untuk ikut Tuhan Yesus”, menjadi Anak-anak Bapa. Lebih lanjut, “mereka mewartakan semua itu kepada siapa pun”, tanpa takut risiko apa pun.
REFLEKSI KITA: sejauh manakah kita melekatkan kesenangan pada hal-hal duniawi belaka; tanpa menghunjukkan hati demi KEMULIAAN ALLAH? Seberapakah hati kita menyukai orang yang menyenangkan diri kita, menyembah kita, mengagung-agungkan diri kita; melupakan KEMULIAAN ALLAH? Kita doakan Murid Kristus. Agar Makin Dirahmati-Nya Gereja (AMDG).
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Penghapusan hukuman mati
Kita berdoa semoga hukuman mati yang melawan martabat manusia, secara resmi dapat dihapus di semua negara.
Ujud Gereja Indonesia: Menghindari ketergantungan pada gawai
Kita berdoa semoga dengan sadar kita semua menghindari ketergantungan pada gawai secara berlebihan.
Amin