Pengendalian Diri

Renungan Harian Misioner
Jumat Biasa XXII, 02 September 2022
P. Martir-Martir Korea

1Kor. 4:1-5; Mzm. 37:3-4,5-6,27-28,39-40; Luk. 5:33-39

Orang-orang Farisi protes karena murid-murid Yesus tidak berpuasa seperti murid-murid Yohanes dan murid orang Farisi. Yesus pun memberi penjelasan bahwa selama murid-murid masih bersama-sama dengan-Nya, bukanlah waktu yang tepat bagi mereka untuk berpuasa. Akan tiba saatnya bila mereka tidak lagi bersama-sama dengan-Nya, maka mereka akan berpuasa.

Kita pun melaksanakan puasa pada masa Prapaskah untuk pengendalian diri dari keinginan daging dan untuk ikut merasakan penderitaan Yesus, menyatukan pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib demi keselamatan dunia. Dengan berpuasa, umat Katolik melakukan penyangkalan diri sebagai tanda pertobatan. Puasa juga merupakan latihan rohani, sebagai sarana bagi kita untuk mempersiapkan hati yang murni bagi Tuhan, dengan cara mengendalikan diri dari keinginan-keinginan tak teratur.

Yesus juga mengatakan perumpamaan ini, “Tiada seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang tua. Sebab jika demikian, anggur baru itu akan mengoyakkan kantong tua itu, lalu anggur akan terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula.”

Yang dimaksud Yesus dengan anggur yang baru adalah ajaran baru yang disampaikan-Nya. Yesus datang ke dunia untuk mengubah dunia dengan menyampaikan ajaran-ajaran-Nya. Kedatangan-Nya juga untuk menebus manusia melalui kematian-Nya di kayu salib.

Dibutuhkan keterbukaan hati serta ketulusan budi agar dapat menerima apa yang Yesus ajarkan. Mohonlah rahmat Tuhan dan siapkan diri untuk mau diubah, menjadi manusia yang berubah ke arah yang lebih baik, menjadi manusia yang beriman, mampu bersahabat dengan sesama agar semakin dikasihi Tuhan. Untuk dapat berubah, kita harus terbuka, mau berkorban, tidak egois atau selalu merasa paling benar.

Dalam bacaan pertama Paulus menulis kepada jemaat di Korintus, jangan mudah menghakimi orang lain mau pun diri sendiri karena penghakiman adalah hak Tuhan pada saat kedatangan-Nya nanti. Tuhan yang akan membuka semua tabir kehidupan manusia dalam penghakiman terakhir. Setiap orang akan menerima pujian atau hukuman sesuai perbuatannya masing-masing.

Oleh karena itu selagi masih di dunia ini, mari berusaha untuk dapat mengendalikan diri dari segala perbuatan yang tidak berkenan kepada Tuhan.

(Alice Budiana – Komunitas Meditasi Katolik Ancilla Domini, Paroki Kelapa Gading – KAJ)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Penghapusan hukuman mati

Kita berdoa semoga hukuman mati yang melawan martabat manusia, secara resmi dapat dihapus di semua negara.

Ujud Gereja Indonesia: Menghindari ketergantungan pada gawai

Kita berdoa semoga dengan sadar kita semua menghindari ketergantungan pada gawai secara berlebihan.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s