Renungan Harian Misioner
Sabtu Biasa XXIII, 10 September 2022
P. S. Theodardus
1Kor. 10:14-22a; Mzm. 116:12-13,17-18; Luk. 6:43-49
Pembaca RenHar KKI yang terkasih: Shalom.
Selamat datang ke dalam Hari ke-10 BKSN Tahun 2022, di mana Persekutuan dengan Allah ditegaskan, baik di dalam Bacaan Pertama maupun di dalam Bacaan Injil. Kepada setiap orang yang masuk ke dalam persekutuan ini dan menghayatinya dengan taat-setia, kepadanya Allah akan memberikan berkat. Salah satu bukti bahwa seseorang taat-setia menghidupi persekutuannya dengan Allah itu adalah menghindari atau berjuang sekuat tenaga untuk lepas dari hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah, dari hal-hal yang bertentangan dengan apa kehendak dan hukum-hukum Allah.
Berkat yang tersedia dari Persekutuan dengan Allah
Kehidupan seseorang yang berada dalam persekutuan dengan Allah, yang menurut Paulus, ditandai oleh Ekaristi, yang mempersatukan seseorang dengan Tubuh dan darah Kristus, dan juga dengan sesama para murid Kristus (1 Korintus 10:16-17).
Dengan cara yang berbeda, Tuhan kita Yesus Kristus menegaskan tentang persekutuan dengan Allah ini, dengan menggunakan perumpamaan tentang pohon yang baik dan pohon yang tidak baik, dan perumpamaan tentang dasar yang digunakan orang ketika membangun rumah: apakah rumah itu dibangun di atas wadas atau dibangun di atas pasir (Lukas 6:43 -49).
Arah dari kedua perumpamaan Yesus ini jelas, yakni bahwa siapapun yang masuk ke dalam persekutuan dengan diri-Nya harus menghayati hidupnya seperti pohon yang baik, yang menghasilkan buah yang baik, atau seperti rumah yang dibangun di atas wadas.
Berkat yang diperoleh orang-orang yang hidup dalam persekutuan dengan Allah, menurut ungkapan Paulus adalah “mendapat bagian di dalam Allah,” atau menurut pengajaran Yesus, karena persekutuan yang dihidupi itu adalah persekutuan dengan Allah, maka orang-orang yang berada di dalamnya akan mengalami bahwa Allah akan melindungi mereka, sehingga mereka menjadi seperti rumah yang tidak akan goyah, sekalipun dihantam badai dan gelombang kehidupan, sebab Firman Tuhan akan memelihara orang-orang yang masuk ke dalam persekutuan dengan Allah ini.
Konsekuensi persekutuan dengan Allah
Keberanian seseorang untuk masuk ke dalam persekutuan dengan Allah dan hidup menurut tata-cara persekutuan itu, harus ditunjukkan dengan tegas, bahwa orang tersebut tidak mengikatkan dirinya ke dalam persekutuan dengan pihak ketiga atau pihak lain manapun. Sebab persekutuan hidup seseorang dengan Tuhan Allah itu bersifat eksklusif dan mengikat serta final.
Tentang ekslusivitas persekutuan hidup dengan Allah ini, Rasul Paulus mengajak jemaat di Korintus untuk belajar dari pengalaman umat Israel. Dalam banyak pengalaman, sekalipun Israel mempunyai hubungan yang khusus dan istimewa dengan Allah, yang memberi mereka status sebagai Umat Pilihan Allah, namun Israel tidak selalu taat-setia kepada Tuhan. Mereka bahkan meninggalkan Allah dan mengikat persekutuan dengan dewa-dewa lain atau dengan roh-roh jahat yang menjadi sembahan bangsa-bangsa lain. Ketika mereka mempersembahkan korban kepada dewa-dewa asing itu, mereka otomatis meninggalkan Allah dan harus menanggung risiko kehilangan persekutuan dengan Allah dan segala berkat yang tersedia dari persekutuan dengan Allah itu (1Korintus 10:18-21). Untuk menjaga jangan sampai jemaat di Korintus jatuh ke dalam dosa yang sama seperti Umat Allah Perjanjian Lama inilah, maka Paulus menegaskan tentang persekutuan dengan Tubuh dan Darah Kristus, yang mnjadi bagian dari identitas jemaat sebagai orang-orang milik Kristus atau yang percaya kepada-Nya. Seorang pengikut Kristus, tidak boleh mengikat dirinya dalam persekutuan hidup yang lain, selain dengan Kristus di dalam Tubuh-Nya dan Darah-Nya.
Dengan cara yang lain, Tuhan kita Yesus Kristus juga menuntut ketaatan dan kesetiaan kepada orang-orang yang masuk ke dalam persekutuan hidup dengan diri-Nya, yakni bahwa orang-orang itu harus menjadi pendengar sekaligus pelaksana Firman-Nya, bahwa di atas dasar Firman-Nya itulah mereka yang percaya kepada-Nya harus membangun hidup mereka (Lukas 6:47-48).
Tetap terhubung dengan Allah
Menggunakan ungkapan doa dan pujian Pemazmur, kita boleh menegaskan bahwa setiap orang yang masuk ke dalam persekutuan dengan Allah, di dalam Kristus Yesus Putera-Nya, haruslah menjadi orang yang senantiasa terhubung dengan Allah dan doa dan kurban syukur (Mazmur 116:12-13.17-18). Terima kasih Tuhan Yesus atas pengajaran Firman-Mu. Bantu kami untuk tetap bertahan dalam persekutuan hidup dengan diri-Mu. Amin! (RMG).
(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Penghapusan hukuman mati
Kita berdoa semoga hukuman mati yang melawan martabat manusia, secara resmi dapat dihapus di semua negara.
Ujud Gereja Indonesia: Menghindari ketergantungan pada gawai
Kita berdoa semoga dengan sadar kita semua menghindari ketergantungan pada gawai secara berlebihan.
Amin