Bagaimana Syarat Mengikuti YESUS?

Renungan Harian Misioner
Rabu Biasa XXVI, 28 September 2022
P.S. Wenseslaus, S. Laurensius Ruiz, dkk

Ayb. 9:1-12,14-16; Mzm. 88:10bc-11,12-13,14-15; Luk. 9:57-62

Dalam bacaan Injil hari ini diperkenalkan tiga orang yang rela mengikuti Yesus ataupun yang dipanggil oleh Yesus sendiri. Yang menarik dalam ketiga adegan ini ialah kombinasi ucapan.  Orang pertama: “Aku akan mengikuti Engkau, ke mana saja Engkau pergi” (Luk. 9:57); orang kedua: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku” (Luk. 9:59) ; orang ketiga: “Aku akan mengikuti Engkau, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu” (Luk. 9:61). Jadi, ucapan yang disuarakan orang pertama dan orang kedua, digabungkan oleh orang ketiga.  Ketiga adegan ini menjawab pertanyaan paling mendasar tentang cara mengikuti Yesus. Dalam perikop ini, tidak diberitahukan nama dan status para pelakunya. Demikian pula, tidak diberitahukan apakah ketiga orang itu akhirnya menjadi murid Yesus atau tidak. Kesannya, nama dan status para pelaku serta hasil akhir tidak dianggap  sebagai sesuatu yang penting. Yang penting ialah ajaran yang disampaikan oleh Yesus pada perjalanan itu. 

Para murid telah mendengar percakapan tentang nilai pemuridan (9:23-27), akan tetapi orang lain yang mengikuti Yesus belum mendengarnya. Yesus menghubungkan sikap yang tepat untuk mengikuti-Nya dalam tiga situasi: bagi orang yang siap memberikan segala sesuatunya demi Kerajaan Allah, bagi orang yang diminta untuk memberikan segala sesuatu demi Kerajaan Allah, dan bagi orang yang ingin menahan segala sesuatunya demi Kerajaan Allah. Bagi orang pertama, Yesus menekankan bahwa kenyamanan personal seringkali akan melemahkan tuntutan kemuridan. Respons Yesus terhadap orang pertama ini adalah: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya” (Luk. 9:58). Tuhan Yesus memberi tantangan apakah orang-orang seperti ini bersedia untuk mengikuti Dia dengan kondisi penuh kekurangan, kemiskinan, tidak memiliki apa-apa dalam kehidupan ini?

Tanggapan Yesus atas orang kedua tampaknya kasar: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana” (Luk. 9:60). Namun, pernyataan ini hendaknya tidak dipahami sebagai sikap negatif Yesus atas kewajiban seseorang kepada orang tua atau keluarganya. Ungkapan Yesus “biarlah orang mati menguburkan orang mati” merupakan ungkapan sindiran bahwa tugas memberitakan Injil Kerajaan Allah lebih utama dan mendesak daripada sekadar tindakan mengubur orang mati.  Orang ketiga yang hendak mengikuti Yesus tetapi mau pamitan dahulu dengan keluarganya mendapat tanggapan dari Yesus: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah” (Luk. 9:62). Yesus hendak menyadarkan calon pengikut-Nya bahwa mengikuti Dia adalah melakukan sesuatu yang jauh lebih mulia dari pada semua hal di dunia ini, termasuk keluarga. Oleh karena itu, orang yang hendak mengikuti Yesus tidak boleh menoleh ke masa lalu atau latar-belakang, adat-istiadat dan budayanya. Yesus tahu bahwa dalam masyarakat Yahudi dan Hellenis, ikatan keluarga sangat kuat dan dapat menghalangi seseorang untuk menjadi murid-Nya.

Injil tidak mencatat tanggapan dari ketiga calon murid ini. Kita hanya tinggal dengan pertanyaan yang juga ditujukan Yesus bagi kita: Apakah kita siap untuk mengambil jalan yang ditawarkan Tuhan Yesus? Apabila kita ingin tetap menjadi murid Yesus, ada tiga syarat yang dituntut Yesus dari kita, yaitu kita harus meninggalkan segala jaminan (Luk. 9:57); kita harus mendahulukan pemberitaan Injil (Luk. 9:59); dan kita harus berbalik dari masa lalu dan memandang masa depan (Luk. 9:61). Memang, tuntutan Yesus ini tidak selalu gampang untuk dilaksanakan, tetapi kita hendaknya percaya akan kuasa Yesus yang akan memampukan kita untuk menjadi murid-murid-Nya. Yesus berjanji bahwa siapa saja yang rela berpisah dengan apa yang paling mereka sayangi demi Dia “akan menerima seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal” (Mat. 19:29). Tuhan Yesus menawarkan kita kerajaan kedamaian abadi, sukacita tanpa akhir, kasih sejati, persahabatan yang langgeng, dan kehidupan yang berkelimpahan.  Marilah kita  senantiasa mohon rahmat dan kekuatan dari Yesus agar kita mampu menanggapi tawaran-Nya   dan mengikuti Dia dengan cara dan syarat yang Yesus kehendaki.

(RP. Silvester Nusa, CSsR – Dosen STKIP Weetebula, NTT)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Penghapusan hukuman mati

Kita berdoa semoga hukuman mati yang melawan martabat manusia, secara resmi dapat dihapus di semua negara.

Ujud Gereja Indonesia: Menghindari ketergantungan pada gawai

Kita berdoa semoga dengan sadar kita semua menghindari ketergantungan pada gawai secara berlebihan.

Amin

Satu respons untuk “Bagaimana Syarat Mengikuti YESUS?

  1. Terima kasih untuk renungan hari ini, semoga kita semua yang percaya pada Tuhan Yesus, mendapat rahmat-Nya untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah dalam teladan hidup dan kesaksian hidup bersama Allah Tuhan kita… Amin

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s