Renungan Harian Misioner
Sabtu Pekan Adven II, 10 Desember 2022
P. S. Perawan Maria dr Loreto
Sir. 48:1-4,9-11; Mzm. 80:2ac,3b,15-16,18-19; Mat. 17:10-13
Misi: mengembangkan iman untuk mengenal Yesus sebagai nabi dan Tuhan yang membawa pembaruan dan menghadirkan kemuliaan Allah.
Para sahabat misioner yang terkasih, di akhir pekan ke-2 masa Adven sabda Tuhan kembali membuka mata batin kita untuk melihat pribadi Elia yang sungguh menjadi gambaran Kristus yang dinantikan. Kitab Putra Sirakh mengupas tuntas siapa itu Elia. Elia bagaikan api yang perkataannya laksana obor yang membakar dan menghanguskan. Ia adalah sosok nabi yang mampu mendatangkan petaka dan melenyapkan sebagian penduduk Israel. Ia sungguh menyatu dengan firman Tuhan, dan dengan firman Tuhan ia mengunci langit, bahkan api diturunkan. Elia mampu mengadakan mukjizat dan karena takwanya kepada Tuhan, ia diangkat ke langit dengan menggunakan kereta kuda yang berapi sebagai nabi yang mulia.
Lanjutan dari kisah Elia, disajikan oleh Matius dalam injilnya. Para murid Yesus masih belum mengerti mengapa Elia harus datang mendahului Mesias. Yesus membenarkan bahwa Elia datang untuk memulihkan segala sesuatu. Yesus justru mengingatkan para murid-Nya bahwa Elia sudah datang namun orang tidak mengenal Elia bahkan memperlakukan dia menurut kehendak mereka. Lebih lanjut, para murid justru mengerti Elia seperti Yohanes pembaptis maka Yesus membuka pikiran dan hati para murid agar mereka mengakui bahwa Elia telah menghadirkan mukjizat, pertobatan, dan rela menderita.
Sesama sahabat misioner yang terkasih, kisah dua nabi ini disampaikan oleh Yesus kepada para murid-Nya sebagai langkah perkenalan Yesus akan diri-Nya. Banyak hal yang telah dilakukan Yesus melebihi Elia, kata-kata-Nya membawa perubahan total serta menghanguskan berbagai kejahatan. Api cinta kasih-Nya membakar dan menghanguskan setiap orang yang disemaraki dan dihutani oleh iri, dendam, cemburu, dengki, kekerasan, kekejaman, ketidakadilan, kesombongan, keserakahan, dan kemunafikan. Sabda dan tindakan-Nya membawa berbagai mukjizat dan perubahan, Yesus mampu menaklukkan maut dan akhirnya naik ke surga setelah menyatakan kebangkitan.
Yesus telah membawa perubahan mendasar bagi kita. Seringkali kita tidak mengenal Elia apalagi Kristus. Oleh karena dosa kita, perlakuan kita yang tidak sesuai telah kita tunjukkan kepada Kristus dan berujung pada penderitaan-Nya. Kita bisa saja mengagumi Kristus tapi pada saat yang sama memperlakukan-Nya sesuai kepentingan kita. Hal ini telah kita lakukan terhadap sesama kita melalui sikap iri, dendam, mengupas nama baik mereka, mencibir dan mencemooh, membenci dan menyingkirkan mereka. Inilah kepicikan iman yang sering kita kembangkan dalam hidup bermasyarakat dan menggereja.
Sesama sahabat misioner yang terkasih, kepicikan iman seringkali kita tampilkan dengan gaya kemunafikan kita, yang sudah barang tentu menghancurkan kasih dan sukacita iman yang menjadi bagian dari ziarah iman kita di masa Adven ini. Kita sedang menantikan kedatangan Kristus, dan kerinduan kita sangat beralasan karena kita sangat membutuhkan pemulihan dan keselamatan. Namun pada saat yang sama kita menciptakan situasi dan atmosfir komunitas beriman yang membuahkan penolakan dan penderitaan bagi sesama. Kita pasti menegaskan bahwa kita menantikan dan mengenal Kristus, namun seringkali kita tidak mampu menerima sabda, karya dan mukjizat yang Yesus lakukan bagi kita melalui orang lain. Bahkan seringkali kita menganggap orang lain sebagai ancaman.
Pada masa Adven ini kita diundang untuk mengakui dan menerima Kristus yang datang untuk membawa pemulihan, perbaikan, bahkan menghanguskan segala dosa kita serta menghantar kita pada kemuliaan Tuhan. Amin.
(RP. Hiasintus Ikun, CMF – Dirdios KKI Keuskupan Palangkaraya)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Sukarelawan dari Organisasi yang tidak mencari keuntungan
Kita berdoa semoga organisasi-organisasi yang tidak mencari keuntungan yang berkomitmen pada perkembangan kemanusiaan dapat menemukan orang-orang yang berdedikasi terhadap kesejahteraan masyarakat dan tidak mengenal lelah mencari jalan untuk menjalin kerja sama internasional.
Ujud Gereja Indonesia: Memupuk sikap moderat
Kita berdoa, semoga Gereja membangun dan memupuk sikap moderat dan toleran bagi umatnya sendiri, sambil terus waspada terhadap bahaya fundamentalisme dan radikalisme baik yang ada di luar maupun di dalam Gereja sendiri.
Amin